Langkah Awal UKDW Menjadi Kampus yang Inklusif

Seremonia.id – Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta melalui Lembaga Pengembangan Akademik dan Inovasi Pembelajaran (LPAIP), menyelenggarakan seminar bertajuk “Mengembangkan Layanan Disabilitas di Perguruan Tinggi” di Ballroom Hotel Grand Ambarrukmo. Seminar yang diselenggarakan pada Senin, 13 Juni 2022 merupakan langkah awal mewujudkan UKDW sebagai kampus yang inklusif dengan mengembangkan Pusat Layanan Disabilitas di Perguruan Tinggi.

Acara yang menghadirkan Ro’fah, M.A., Ph.D., pendiri Pusat Layanan Disabilitas Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga sebagai narasumber ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam mengembangkan Pusat Layanan Disabilitas di Perguruan Tinggi. Acara ini juga dapat menjadi wadah untuk melakukan advokasi kepada para dosen dan staf pendukung akademik di UKDW untuk memahami serta melakukan berbagai bentuk layanan yang perlu diberikan kepada mahasiswa dengan disabilitas.

Baca juga  Tiga Agenda Indonesia dalam Pertemuan Tahunan WEF 2019

Pada kesempatan tersebut, Ro’fah, M.A., Ph.D. membagikan pengalamannya dalam mendirikan Pusat Layanan Disabilitas (PLD) di UIN Sunan Kalijaga, dimana salah satu fungsi pokoknya adalah memberikan support kepada mahasiswa difabel untuk mendapat akses kegiatan pembelajaran, administrasi, dan interaksi sosial di kampus. “Tantangan terbesar yang kami hadapi dalam proses pendirian PLD adalah mengubah perspektif dan paradigma terkait difabel. Bagaimana membangun kesadaran bahwa hal tersebut sangat penting untuk dilakukan,” tuturnya.

Sementara itu, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D., Rektor UKDW menyebutkan hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk belajar mengembangkan layanan disabilitas. “UKDW akan mengedepankan layanan inklusif untuk seluruh sivitas akademika, khususnya terkait penyediaan layanan untuk pendidikan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Baca juga  Kemenperin Gandeng IMIP Gelar Diklat 3 in 1 Industri Logam

Dr. Fransisca Endang Lestariningsih, M.Hum, Ketua LPAIP UKDW menyebutkan UKDW yang memiliki nilai Kedutawacanaan Service to the World, memandang perlu untuk mendirikan dan mengembangkan sebuah pusat layanan bagi mahasiswa penyandang disabilitas. “Langkah awal dapat dilakukan dengan belajar dari pengalaman perguruan tinggi lain yang telah memiliki Pusat Layanan Disabilitas. Karya perintisan, hambatan, tantangan, serta praktik baik akan dipelajari dari narasumber yang telah berhasil mendirikan dan mengembangkan pusat tersebut, serta diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi langkah pendirian pusat layanan yang sama di UKDW,” pungkasnya.