Avrist Assurance dan Futuready Luncurkan Avrist Tematis, Asuransi Online Perdana Khusus Penderita Diabetes

Jakarta, 15 Desember 2021 – International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang usia 20-79 tahun di dunia yang menderita penyakit diabetes pada tahun 2019. Setara dengan angka prevalensi 9,3% dari total penduduk dunia dalam golongan usia tersebut. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes di tahun 2019 yaitu 9% untuk perempuan dan 9,65% untuk laki-laki. Prevalensi diabetes meningkat seiring dengan bertambahnya usia penduduk, menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada usia 65-79 tahun. Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 578 juta orang pada tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045.

Sumber serupa juga memaparkan data bahwa negara Indonesia menduduki peringkat ke-7 untuk jumlah penderita diabetes tertinggi, yaitu sebanyak 10,7 juta jiwa per 2019. Sedangkan, mengacu pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, tercatat bahwa hanya 25% penderita diabetes yang menyadari bahwa mereka menderita penyakit diabetes.

Dalam kasus Diabetes Melitus tipe 2, Pada dasarnya, tubuh pengidap tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk mengontrol kadar glukosa darah agar tetap dalam batas normal, atau tubuh pengidap memproduksi insulin cukup tapi sel-sel tubuh tidak menggunakannya dengan baik (resistensi insulin).

Beberapa penyebab munculnya risiko penyakit Diabetes Melitus tipe 2 adalah obesitas, distribusi lemak perut tinggi, gaya hidup tidak aktif atau jarang berolahraga, faktor genetis atau riwayat penyakit Diabetes tipe 2 dalam keluarga, berusia di atas 45 tahun (tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum menginjak usia tersebut), kondisi prediabetes (kadar gula lebih tinggi dari normal tapi belum sampai di klasifikasi sebagai diabetes), riwayat diabetes saat hamil, dan wanita dengan sindrom ovarium polikistik (ciri-cirinya seperti, menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mendefinisikan Diabetes Melitus (DM) sebagai penyakit gangguan metabolisme kronis dengan multi-etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Penyakit kritis yang berhubungan dengan Diabetes Melitus tipe 2 ini adalah serangan jantung, stroke, operasi jantung koroner, gagal ginjal, hingga kebutaan.

Dalam kata sambutannya, Dr. Keet Peng (KP) Onn, CEO PT Futuready Insurance Broker, menyoroti pentingnya kemitraan strategis ini dalam lanskap asuransi nasional. “Sejalan dengan visi Futuready untuk menyediakan solusi perlindungan di setiap tahap kehidupan masyarakat Indonesia, kami menyambut dengan tangan terbuka kemitraan antara Futuready dan Avrist Assurance ini. Pilihan bijaksana dalam memegang kendali penuh akan kualitas hidup pun terwujud ketika masyarakat memiliki pengetahuan akan pentingnya berasuransi demi kebaikan diri. Tidak hanya itu saja, kemitraan antara Futuready dan Avrist Assurance merupakan wujud nyata komitmen Futuready untuk membantu mendigitalisasikan produk asuransi, sehingga dapat dibeli dengan mudah secara online oleh masyarakat Indonesia”.

Yasuo Sato, Direktur, PT Avrist Assurance, mengatakan, “Hadirnya Avrist Tematis sebagai produk perdana hasil kemitraan antara Avrist Assurance dan Futuready menandakan keseriusan Avrist Assurance dan Futuready dalam memproteksi setiap rumah tangga di Indonesia, termasuk rumah tangga yang anggota keluarganya penderita Diabetes jenis tipe spesifik. Kemitraan dengan Futuready juga menjadi sebuah momentum sempurna dalam perwujudan langkah Avrist Assurance dalam merangkul opportunity untuk semakin memantapkan Perusahaan dalam menawarkan produk asuransi berbasis digital. Tidak hanya itu saja, Avrist Tematis merupakan wujud optimalisasi platform teknologi digital dalam memperluas dan mempermudah akses layanan asuransi di Indonesia. Asuransi digital sudah hadir sekarang dan akan terus meredefinisi peta asuransi nasional”.