Mencegah Demam Berdarah Dengue di Sekitar Kita: #Ayo3MplusVaksin untuk Perlindungan Keluarga yang Komprehensif

Jakarta, 1 Juni 2023 – Data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa hingga minggu ke-20 tahun 2023, tercatat 33.027 kasus demam berdarah dengan 258 kematian di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa demam berdarah tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat sepanjang tahun. Takeda, dalam upaya mendukung program pemerintah untuk mengurangi angka kematian akibat demam berdarah, bersama dengan para pemangku kepentingan terkait, mengajak masyarakat untuk melindungi keluarga mereka dan bersama-sama melawan demam berdarah dengan #Ayo3MplusVaksin.

Kementerian Kesehatan RI memiliki target untuk mengurangi angka kasus demam berdarah menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, dan mencapai nol kasus kematian pada tahun 2030. Selain melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, Kementerian Kesehatan RI juga memanfaatkan teknologi Wolbachia sebagai langkah terbaru. Wolbachia adalah bakteri yang secara alami dapat tumbuh dalam serangga, termasuk nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk melumpuhkan virus dengue saat nyamuk aedes aegypti menghisap darah.

Dr. Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, mengapresiasi upaya Takeda dalam membantu memerangi demam berdarah di Indonesia. Ia mengungkapkan, “Kerjasama yang kuat antara pemerintah dan Takeda akan membantu mempercepat pencapaian target eliminasi demam berdarah di Indonesia.” Saat ini, sudah terdapat vaksin untuk demam berdarah yang dapat menjadi pilihan perlindungan dari penyakit tersebut, baik untuk anak-anak maupun dewasa. Meskipun belum menjadi program wajib, vaksin ini telah direkomendasikan sebagai imunisasi pilihan.

Baca juga  Mahabbah Fest 2023: Merayakan Kebahagiaan dan Kedekatan Spiritual

Anak-anak umumnya lebih rentan terkena dampak demam berdarah, terutama di negara atau wilayah dengan tingkat penularan tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2019, demam berdarah merupakan salah satu penyebab kematian anak tertinggi di Indonesia. Dr. Anggraini Alam, Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI, menjelaskan bahwa gejala demam berdarah dapat berupa sakit kepala, demam tinggi, serta nyeri pada otot, tulang, dan sendi. Karena tidak ada pengobatan spesifik untuk demam berdarah, penting bagi kita untuk tidak mengabaikan gejala tersebut.

Vaksinasi demam berdarah merupakan langkah pencegahan yang efektif dalam mengurangi risiko infeksi yang parah. Dr. Anggraini menekankan, “Vaksinasi demam berdarah dapat mengurangi risiko anak terkena infeksi demam berdarah yang berat, yang dapat mengakibatkan kebocoran plasma darah atau syok pada beberapa kasus. Dengan vaksin ini, diharapkan lebih banyak anak yang terlindungi dari demam berdarah, tanpa mempertimbangkan pengalaman mereka sebelumnya. Selain itu, vaksinasi juga dapat mengurangi tingkat rawat inap akibat demam berdarah, mengurangi beban biaya dan kehilangan waktu kerja serta sekolah.”

Baca juga  Vivo Indonesia Mengumumkan Yuki Kato sebagai Product Ambassador dan Perkenalkan Generasi Terbaru vivo Y36 Series

Vaksinasi demam berdarah saat ini direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) untuk anak-anak dan dewasa. Vaksin ini dapat diberikan kepada individu usia 6-45 tahun dengan anjuran dari dokter.

Peran orang tua juga sangat penting dalam meminimalkan jumlah kasus demam berdarah. Mereka diharapkan selalu waspada dan mengambil tindakan pencegahan ketika terjadi peningkatan kasus demam berdarah di lingkungan sekitar, seperti di rumah, sekolah, tempat penitipan anak, dan tempat bermain anak. Ringgo Agus Rahman, Aktor dan Pembawa Acara, mengungkapkan pengalamannya, “Saat anak kedua kami, Mars, didiagnosis menderita demam berdarah, itu benar-benar seperti mimpi buruk. Bahkan setelah sembuh, kekhawatiran masih ada karena risiko terjangkit kembali masih ada. Namun, dengan perlindungan komprehensif dari demam berdarah melalui #Ayo3MPlusVaksin, kami merasa lebih tenang karena dapat memberikan perlindungan tambahan dan mengurangi risiko demam berdarah yang parah sehingga mengharuskan rawat inap di rumah sakit.”

Baca juga  Karyasiswa Magister Super Spesialis ITB Berhasil Meraih IPK 3.53 Dalam Nilai Rata-Rata

Andreas Gutknecht, General Manager Takeda Indonesia, menyatakan harapannya bahwa akses terhadap vaksinasi demam berdarah dapat membantu keluarga di Indonesia mendapatkan perlindungan yang komprehensif. Tujuan akhir adalah mencapai nol kematian akibat demam berdarah di Indonesia pada tahun 2030. Takeda juga telah meluncurkan website www.cegahdbd.com, akun sosial media @cegahdbd.id di Instagram, Cegah Demam Berdarah di Facebook, dan kanal YouTube CegahDBD, serta kampanye #Ayo3MplusVaksin untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya demam berdarah dan perlindungan komprehensif terhadap penyakit tersebut.

Penulis: Luthfan Wira Alfiqri