“Perang Topat” Siap Digelar di Lingsar: Simbol Harmoni dan Keberagaman

Lombok Barat, 5 Desember 2024 — Tradisi unik dan sarat makna, Perang Topat, akan kembali digelar di Desa Lingsar, Lombok Barat, pada Minggu, 15 Desember 2024. Acara yang menjadi puncak dari rangkaian ritual Pujawali ini berlangsung di Taman Lingsar, sebuah kompleks bersejarah yang mencerminkan harmoni antara dua komunitas besar di Lombok, yakni umat Muslim Sasak dan umat Hindu Bali.

Infografis: Instagram/pariwisata.lombokbarat

Perang Simbolik, Penuh Kebahagiaan
Perang Topat bukanlah perang seperti pada umumnya. Tidak ada pertumpahan darah atau konflik di sini. Sebaliknya, ketupat dilemparkan secara simbolis antar peserta sebagai wujud kebahagiaan, toleransi, dan rasa syukur. Tradisi ini menggambarkan persaudaraan antara dua kelompok agama yang berbeda, sekaligus menjadi doa bersama untuk keberkahan dan kesuburan.

Read More

Kepercayaan di Balik Tradisi
Tradisi ini diyakini membawa berkah tersendiri. Peserta yang terkena lemparan ketupat dianggap akan mendapatkan keberuntungan. Setelah perang selesai, ketupat yang digunakan akan dibawa pulang dan digantung di ladang, pohon, atau tanaman lainnya. Masyarakat percaya bahwa ketupat tersebut akan memberikan kesuburan dan hasil panen yang melimpah.

Rangkaian Acara Pujawali
Perang Topat yang diadakan tanggal 15 Desember merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang dimulai beberapa hari sebelumnya. Berikut adalah agenda utama dalam rangkaian acara:

  • Presean (10-13 Desember 2024), pertunjukan seni bela diri tradisional Sasak.
  • Atraksi Tari Kreasi dan Musik Tradisional (13 & 15 Desember 2024).
  • Pameran Pusaka Desa pada pagi hari hingga sore, Minggu, 15 Desember 2024.

Makna Kebersamaan di Tengah Perbedaan
Perang Topat tidak hanya menjadi ajang kebudayaan, tetapi juga simbol kehidupan harmonis yang telah lama dipraktikkan di Lombok. Di tengah keberagaman agama dan budaya, masyarakat di Desa Lingsar terus menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk saling menghormati dan merayakan kebahagiaan bersama.

Acara ini diperkirakan akan dihadiri oleh masyarakat setempat serta wisatawan lokal dan mancanegara yang tertarik dengan kekayaan tradisi Indonesia.

Tahun ini, Perang Topat diharapkan kembali menjadi momentum penting untuk memperkuat toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Related posts

Leave a Reply