Wapres Harap Media Sediakan Informasi Terpercaya dan Independen

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambut baik kehadiran platform digital dan televisi untuk menyediakan informasi bagi masyarakat Indonesia. Bahkan Wapres mengharapkan keberadaan media televisi dan platform digital dapat menyediakan informasi yang kredibel untuk menjadi solusi dan modal memenangkan kompetisi.

“Kita bergembira bagaimana teknologi telah mengubah banyak hal, teknologi mempercepat masalah dan mempercepat solusi informasi yang sampai ke kita,” paparnya  dalam Peluncuran Perdana CNBC Indonesia di The Trans Resort Bali, Badung, Rabu (10/10/2018).

Jusuf Kalla menegaskan dinamika ekonomi yang mengglobal membutuhkan keberadaan  informasi yang terpercaya. “Ekonomi dunia sudah mengglobal, informasi bisa datang dari mana-mana. Dari sekian banyak informasi itu dibutuhkan informasi yang kredibel dan terpercaya,” ungkapnya.

Di tengah situasi persaingan dan kompetisi global, menurut Wapres, orang atau perusahaan yang akan bisa menang karena adanya informasi.  “Tentunya dalam persaingan yang menang adalah yang terbaik dan tercepat. Lebih cepat lebih baik memang. Rupanya ada yang ingat,” ujarnya disambut applaus dan tawa hadirin.

Baca juga  Huawei Perkenalkan Jaringan Inti Cerdas 5.5G Pertama di Dunia, Menggerakkan Manusia ke Era Serba Cerdas

Oleh karena itu, Jusuf Kalla mengharapkan agar media televisi CNBC terus independen dan tidak terpengaruh akan kekuatan politik apapun. “Terus independen dari informasi politik apapun. Inti informasi adalah trust dan kecepatan serta dependensi informasi tersebut,” katanya.

Modal Pengambilan Keputusan

Jusuf Kalla menyatakan CNBC bisa mengikuti kriteria yang sudah dijalankan di berbagai negara. Dengan menyajikan informasi ekonomi global tentu akan dapat membantu pengambilan keputusan para pengusaha dan pengambil kebijakan.

“Inti bisnis adalah kepercayaan dan kecepatan dan informasi yang akurat. Itu membutuhkan kerja yang profesional dan kerja yang cepat tentunya. Patut ditonton untuk mendapatkan informasi yang lebih baik dan seimbang. Kalau seimbang kita semua yakin bisa ambil keputusan yang baik,” ujarnya.

Saat ini, menurut Jusuf Kalla, Amerika dan China merupakan kekuatan yang sangat memengeruhi ekonomi dunia. Agar bisa bersaing dibutuhkan sistem dan informasi yang baik.

Baca juga  Kerjasama UKDW dan DIES-DAAD Guna Tingkatkan Kualitas PTS di Indonesia Bagian Timur

“Modal dalam dunia dewasa ini adalah informasi. Tanpa kecepatan informasi kita akan ketinggalan dari negara lain dan pesaing-pesaing kita. Para pengusaha dan pengambil keputusan membutuhkan infomasi. Termasuk ketika ada  pasar yang bergejolak juga membutuhkan hubungan dengan respons bagaimana yang kita berikan dalam betuk informasi yang baik kepada siapapun,” jelasnya.

CNBC dinilai Jusuf Kalla sebagai media yang memiliki pasar tertentu di bidang ekonomi. Dan agar bisa berkembang ia mengharapkan tetap menjaga kredibilitas. “CNBC yang bisa jadi kredibel kalau tidak ditonton maka iklan tidak bisa masuk,” ungkapnya.

Momentum perhelatan AM IMF WB 2018 dimanfaatkan Trans Media untuk peluncuran perdana CNBC Indonesia yang akan fokus pada kanal informasi ekonomi dan politik.  Menurut CEO Trans Corp, Chaerul Tanjung, CNBC mengembangkan mobile platform sebagai TV platform yang akan melayani informasi bagi kebutuhan masyarakat Indonesia

“Sebelumnya kita meluncurkan cnbcindonesia.com, hingga hari ini rata-rata pembaca berjumlah 200 ribu orang. Untuk perjalanan sebuah dot com ini pencapaian yang sangat cepat. Akhir tahun depan kita akan capai 1 juta pengakses website dan pemirsa televisi,” ungkapnya optimistis.

Baca juga  Easy Booking : Booking Tanpa Ribet di Best Western Papilio Hotel

Chaerul Tanjung menargetkan CNBC akan menjadi platform digital terintegrasi. “Tidak hanya berita dan informasi lewat website dan informasi pasar atau ekonomi. Saat ini kita juga masuk ke teknologi streaming. Dan tahun depan kita akan targetkan ke fintech terintegrasi, bisa transaksi bond, currency dan saham,” jelasnya.

Acara peluncuran juga dihadiri oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Putro Sandjojo, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta CEO atau pimpinan perusahaan multinasional dan Indonesia.