Pandemi Bukan Alasan Untuk Investree Terus Bertumbuh, Investree Mengakselerasi UKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur

20 Mei 2021  Memasuki kuartal 2 pada 2021 di mana pandemi masih meliputi keseharian masyarakat Indonesia dan memberikan dampak bagi bisnis dan industri nasional, Investree yang kini berkembang menjadi solusi bisnis digital terintegrasi bagi UKM memastikan bahwa layanan dan produk pinjaman yang dimilikinya terus memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terlebih untuk produk Invoice Financing, Pre-Invoice Financing, dan Account Payable Financing yang paling banyak dimanfaatkan oleh para pelaku UKM di sana. Tren positif tersebut juga dibarengi oleh bertambahnya jajaran Payor kredibel yang terdiri dari perusahaan multinasional, BUMN, dan Pemerintah. Payor merupakan pemberi proyek atau pihak yang ditagih dan menjadi sumber pembayaran pinjaman oleh Borrower. 

Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, mengatakan, “Pada 2021 ini, fokus pembiayaan kami tak lagi hanya berpusat di Jabodetabek tapi juga kota-kota besar lainnya di luar itu. Terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur yang punya potensi pasar sangat besar. Banyak dari mereka punya bisnis solid namun kesulitan melakukan ekspansi karena terkendala akses pembiayaan yang terbatas. Di situlah Investree hadir untuk mengisi jurang pembiayaan agar semakin banyak pelaku UKM yang terbantukan. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, tak sedikit dari mereka yang sedang melalui masa sulit. Dengan mengutilisasi produk-produk pinjaman Investree yang berinti pada pembiayaan rantai pasokan, kami akan ajak mereka untuk bangkit dan pulih dalam mempertahankan usahanya.” 

Read More

Sejak 2017, Investree sebagai pionir fintech lending telah melebarkan jangkauan layanannya ke Jawa Tengah dengan membuka kantor representatif di Semarang. Wilayah cakupannya meliputi Semarang, Yogyakarta, Solo, Tegal, dan sekitarnya. Kemudian diikuti dengan pembukaan kantor representatif di Surabaya yang melayani area Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan sekitarnya termasuk Pulau Bali. Pertama kali meluncurkan produk Invoice Financing untuk dimanfaatkan oleh para pelaku UKM di sana lalu berkembang dengan kehadiran Pre-Invoice Financing, Account Payable Financing, dan Buyer Financing, hingga akhir 2020, Investree berhasil mencatat angka penyaluran pinjaman yang cukup signifikan–Jawa Tengah sebesar Rp 507 miliar dan Jawa Timur sebesar Rp 72 miliar. Angka tersebut terus bertambah hingga memasuki kuartal pertama dan kedua 2021 dengan produk pinjaman paling banyak dipilih yakni Invoice Financing. 

Manfaat dari Invoice Financing begitu terasa bagi pelaku sektor kreatif, jasa desain, dan manufaktur. Dengan mengajukan Invoice Financing, mereka bisa mendayagunakan invoice atau tagihan yang selama ini merupakan aset tidak produktif menjadi jaminan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari Investree. “Hal unik lainnya, ternyata di tengah pandemi seperti sekarang, Investree justru mengalami peningkatan pengajuan pinjaman terutama dari sektor kesehatan dan energi. Itu menjadi gambaran bahwa pandemi memang memaksa banyak pelaku UKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk melakukan pivot dan berinovasi, tapi justru berguna tak hanya untuk keberlangsungan bisnis mereka namun juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Melalui pemberian akses pembiayaan mudah dan cepat, Investree berkomitmen untuk terus mendukung mereka berdaya,” ujar VP Sales Regional Java Investree, Shareang Kusuma. 

 Invoice Financing, Pre-Invoice Financing dan Account Payable Financing juga menjadi primadona di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedikit berbeda dengan Invoice Financing di mana UKM menjadikan invoice dari proyek mereka yang sedang berjalan sebagai jaminan, Pre-Invoice Financing menawarkan kesempatan bagi UKM untuk bisa mengajukan pinjaman dengan melandaskan Surat Perintah Kerja (SPK) dari Payor. Sedangkan Account Payable Financing memungkinkan pelaku UKM meningkatkan perputaran bisnis mereka sebab Investree akan menyalurkan pembiayaan bagi pelaku UKM barang dan jasa yang bertindak sebagai pembeli/pedagang/buyer yang membeli barang dan jasa ke penjual/produsen/supplier. 

“Setiap produk pinjaman Investree di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki Payor terbaiknya masing-masing. Invoice Financing ada Gojek, Grab, dan Sriwahana Adityakarya. Pre-Invoice Financing kami punya E-catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), KAI Properti, dan Solusi Bangun Indonesia. Sementara itu untuk Account Payable Financing, ada British Petroleum yang sudah menjadi Payor berulang di Investree Jawa Timur dan Jawa Tengah,” tambah Shareang. Jajaran Payor bonafit yang terdiri dari perusahaan-perusahaan besar ini sekaligus menekankan bahwa mitigasi risiko yang dilakukan oleh Investree terkait dengan pemeliharaan kualitas aset memang sudah dilesapkan secara rapi dalam struktur produk yang Investree miliki dengan mengacu pada metode pembiayaan rantai pasokan. 

Pada beberapa kesempatan sebelumnya, Adrian telah sampaikan bahwa kemitraan strategis dengan ekosistem rekanan menjadi salah satu strategi bisnis Investree tahun 2021. Tak hanya rekanan baru, tapi juga yang sudah pernah berjalan sebelumnya. Salah satunya Mbiz. Kemitraan Investree dan Mbiz turut mensejahterakan para pelaku UKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur di mana Investree menyalurkan pembiayaan bagi pelaku UKM yang tergabung dalam ekosistem Mbiz Market dan mengerjakan proyek dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adrian berkata, “Untuk transaksi pengadaan barang dan jasa Pemprov Jateng dan Jatim yang dilakukan di platform Mbiz Market, Investree masuk dan memberikan fasilitas pinjaman untuk transaksi tersebut. Ini merupakan salah satu saluran terbaik bagi kami dan Mbiz untuk bisa lebih menyentuh pasar UKM yang membutuhkan dukungan permodalan dalam rangka mengembangkan usahanya.” 

Bisnis Investree di Jawa Tengah dan Jawa Timur terus meningkat dalam 3 (tiga) tahun terakhir meskipun pandemi Covid-19 masih eksis di Indonesia dan seluruh dunia. Secara keseluruhan, bisnis Investree di Jawa Tengah bertumbuh dengan adanya kenaikan jumlah penyaluran pinjaman sebesar Rp 257,8 miliar dari 2019 ke 2020. Sedangkan untuk Jawa Timur, terjadi kenaikan sekitar 0,6% dari Rp 44,2 miliar pada 2019 menjadi Rp 72,5 miliar pada 2020. “Dengan mengimplementasikan penguatan kemitraan strategis dengan berbagai rekanan dan penyempurnaan proses bisnis, Investree tak akan henti menyediakan dukungan pembiayaan bagi para pelaku UKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang ingin mengakselerasi usaha mereka serta memulihkan perekonomian sektor UKM pasca pandemi,” tutup Adrian. 

Related posts

Leave a Reply