GSMA Serukan Pemerintah Berbagai Negara Melisensikan 6 Ghz Untuk Pastikan Keberhasilan 5G

(London, 20 Mei 2021) Masa depan 5G secara global berisiko tidak optimal jika  pemerintah gagal menyelaraskannya dengan lisensi spektrum 6 GHz, demikian  disampaikan oleh GSMA. 

Kemampuan dan kecepatan penuh 5G tergantung pada spektrum mid-band 6 GHz.  Namun demikian, pemerintah dari beberapa negara telah memilih keputusan lain. Untuk  5G, Tiongkok akan menggunakan 1200 MHz secara keseluruhan pada pita 6 GHz. Eropa  telah membagi pita bagian atas yang dipertimbangkan untuk 5G, sedangkan tranche 500  MHz terbaru disediakan untuk Wi-Fi. Afrika dan beberapa negara di Timur Tengah  mengambil pendekatan yang sama.  

AS dan sebagian besar negara-negara di Amerika Latin bahkan telah menyatakan bahwa  sumber daya berharga tersebut tidak akan disediakan untuk 5G, melainkan untuk Wi-Fi  dan teknologi-teknologi belum berlisensi lainnya. 

Pita 6 GHz sangat penting tidak hanya bagi operator jaringan seluler dalam menyediakan  jangkauan konektivitas yang lebih berkualitas untuk inklusi sosial yang lebih luas, tetapi  juga untuk memberikan kecepatan dan kapasitas data yang menjadi kebutuhan kota  pintar, transportasi, dan pabrik. Diperkirakan, jaringan 5G membutuhkan spektrum mid 

band 2 GHz hingga dekade mendatang guna menghadirkan seluruh potensinya.  

“5G berpotensi untuk meningkatkan PDB dunia sebesar $2,2 triliun,” kata John Giusti,  Chief Regulatory Officer untuk GSMA. “Tetapi, ada ancaman nyata terhadap pertumbuhan  ini jika spektrum 6 GHz yang mencukupi tidak tersedia untuk 5G. Kejelasan dan kepastian  menjadi sangat penting untuk menumbuhkan investasi besar-besaran jangka panjang di  dalam infrastruktur kritikal ini.” 

The World Radiocommunication Conference yang akan digelar pada tahun 2023 akan  menghadirkan kesempatan untuk menyelaraskan pita 6 GHz di hampir seluruh bumi ini  dan membantu mengembangkan ekosistem.  

5G mengakselerasi transformasi digital semua industri dan sektor, serta membuka lebar  gelombang inovasi baru yang akan menghasilkan manfaat dan keuntungan bernilai  miliaran dolar. Teknologi ini sangat krusial dalam turut menjaga lingkungan dan  mengantisipasi perubahan iklim berkat digantikannya karbon dengan konektivitas.  Namun, untuk menjangkau semua pengguna, industri akan membutuhkan kapasitas  ekstra yang ditawarkan oleh pita 6 GHz. 

Untuk itu, GSMA menyerukan ke pemerintah berbagai negara untuk:

  •  Paling tidak menyediakan 6425-7125 MHz untuk teknologi berlisensi 5G;
  • Memastikan layanan backhaul terproteksi; dan
  • Tergantung pada kebutuhan masing-masing negara, penggunaan saat ini dan fibre  footprint, separuh bawah 6 GHz pada rentang 5925-6425 MHz dapat dibuka pada  lisensi khusus dengan aturan teknologi yang netral.  

GSMA juga mempublikasikan pernyataan bersama dengan Ericsson, Huawei, Nokia dan  ZTE tentang informasi lebih detil mengenai pentingnya pita 6 GHz untuk masa depan 5G.