Menteri Susi: Saatnya Perempuan Ambil Bagian Di Sektor Publik

Jakarta (26/4) – Women power memang tengah marak dibicarakan dalam kemeriahan peringatan Hari Kartini. Komisi Penyelenggaraan Korupsi (KPK) misalnya, Jumat (26/4), menyelenggarakan talkshow bertajuk “Perempuan Bisa Apa dalam Mencegah Korupsi? Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan”.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, didapuk menjadi salah satu pembicara dalam talkshow yang diselenggarakan di Auditorium Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK tersebut.

 

Bersama dengan sejumlah narasumber perempuan inspiratif dari berbagai bidang keahlian lainnya seperti Yenny Wahid, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri (HLN) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU); Yuliasari, Ahli Pembangunan Integritas PT. Johnson Indonesia; Rohimi, Sekretariat Pengurus Pusat Skeretariat Pengurus Pusat Aisyiyah (gerakan sayap perempuan Muhammadiyah); dan Tuti Kurniawati, agen SPAK Jogjakarta, ia membagikan pandangannya tentang kekuatan perempuan dalam mendobrak dunia pekerjaan.

Turut hadir Basaria Panjaitan dan Laode Syarif, Wakil Ketua KPK sekaligus salah satu pendiri sayap organisasi KPK, Sayap Perempuan Anti Korupsi (SPAK) dalam acara tersebut.

 

Di hadapan para hadirin yang datang dari berbagai latar belakang pekerjaan, Menteri Susi menceritakan bahwa banyak keuntungan yang dimiliki perempuan untuk dapat mengambil bagian dalam berbagai sektor, baik bisnis, pemerintahan, kesehatan, pendidikan, maupun pekerjaan sosial. Ia menyatakan, sedikitnya ada tiga hal yang membuat perempuan unggul dalam melakukan berbagai hal.

Pertama, secara alamiah perempuan memliki kepedulian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria. “Secara alamiah, perempuan lebih peduli,” ucapnya. Kepedulian ini membuat perempuan lebih peka terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya.

Baca juga  vivo Perkenalkan Rangkaian Inovasi Produk 5G, vivo AR Glass & Super FlashCharge 120W di Gelaran Mobile World Congress Shanghai 2019

 

Kedua, perempuan memiliki kewaspadaan yang lebih tinggi. Dengan demikian, perempuan menjadi lebih berhati-hati dalam melangkah sehingga menjauhkan mereka dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan norma masyarakat seperti korupsi.

“Perempuan sangat berhati-hati dalam melangkah, dalam melakukan sesuatu, dan dalam situasi-situasi yang membutuhkan bahwa semua itu harus sesuai tatanan aturan. Tipikal perempuan biasanya seperti itu,” jelasnya.

Ketiga, perempuan memiliki peran yang penting dalam keluarga. Sebagai ibu yang memiliki peran untuk mendidik anak, perempuan bisa menanamkan nilai-nilai moral yang baik untuk membesarkan generasi mendatang yang berkualitas.

 

“Dalam keluarga, kita (red—perempuan) punya lebih banyak kesempatan untuk mendidik, untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak kita karena secara alamiah, memang anak-anak lebih dekat kepada ibu kan,” ucapnya.

Menteri Susi mengungkapkan, berbagai keunggulan yang dimiliki perempuan tersebut turut diperkuat dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh World Bank. Survei yang dilakukan di 150 negara tersebut menyatakan bahwa perempuan cenderung lebih amanah dibandingkan dengan pria.

“Survei menunjukkan itu. World Bank saja dalam risetnya di 150 negara itu mendapatkan bahwa cenderungnya perempuan memang lebih bisa dipercaya daripada laki-laki. Tidak menutup mata bahwa yang terkena kasus korupsi juga ada oknum-oknum perempuan. Tetapi jumlahnya, persentasenya tetap lebih kecil dibanding yang laki-laki,” ujarnya.

 

Menurut Menteri Susi, hal itu turut tercermin dalam kemampuan manajemen keuangan para keluarga nelayan di berbagai daerah. Berbagi pengalamannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan selama 4,5 tahun terakhir, ia menceritakan bahwa para istri nelayan memiliki kemampuan dalam mengatur anggaran rumah tangga. Hal itu tercermin dari perbandingan hidup keluarga nelayan di Pantai Selatan dan Pantura.

Baca juga  UKDW Terjunkan Mahasiswa KKN Tematik MBKM

“Saya melihat juga ibu-ibu itu punya kemampuan bisa menahan excessive spending (red-pengeluaran berlebihan). Saya lihat ibu-ibu nelayan di Pantai Selatan, Pangandaran, Tasik, Pameunpeuk itu ibu-ibunya lebih memegang kendali keuangan. Masyarakat nelayannya hidupnya lebih bagus karena saat suami pulang, dia pegang ikannya, dia bawa ke pasar jual, uangnya yang pegang perempuan. Rumahnya bagus, pendidikan anak-anaknya bagus,” kisahnya.

 

Menteri Susi mengatakan, efisiensi manajamen keuangan juga ia terapkan dalam kepemimpinannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hal itu ia lakukan melalui kebijakan ‘Susinisasi’ yaitu penghematan anggaran lewat penyederhanaan nomenklatur anggaran dengan memangkas hal-hal yang dirasa tak terlalu krusial.

Selain itu, Menteri Susi juga menambahkan bahwa wanita memiliki keunggulan negosiasi dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam karir. Hal itu ia rasakan dalam pengalamannya bernegosiasi dengan para pejabat pemerintahan yang umumnya adalah pria, yang identik dengan sifat yang keras.

“Saya pikir, saya sebagai Menteri Kelautan tidak akan semudah ini bekerja sama dengan bapak-bapak kalau saya tidak perempuan. Karena mungkin akan sulit kalau ada hambatan apa gitu kan. Tapi karena saya perempuan, hambatan itu tidak ada, semua mendukung jadi gampang kerja. Jadi ya saya pikir itu juga keunggulan sebagai wanita,” tandasnya.

Baca juga  Prodia Cetak Pendapatan Bersih Rp 391,37 Miliar pada Kuartal I 2020

 

Menutup perbincangannya, Menteri Susi mendorong agar para perempuan menggunakan berbagai kelebihan yang dimilikinya tersebut sambil mengurangi sifat kesungkanan dalam budaya timur yang seringkali menghantui para perempuan di Indonesia.

“Jadi perempuan sudah punya modal banyak sebagai perempuan. Kelebihan-kelebihan kita sebagai perempuan itu bisa dikapitalisasi. Kita harus mengurangi dilema keperempuanan yang tidak enakan hati. Itu harus dihilangkan supaya modal kita sebagai perempuan yang lebih trustworthy itu bisa lebih dikasih ruang sama pemerintah dan pembuat kebijakan publik supaya nanti threshold (ambang batas) parlemen lebih besar, threshold kabinet lebih besar,” tandasnya.

 

Menurutnya, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika perempuan diberikan ruang dan kesempatan yang lebih untuk menyalurkan berbagai kelebihan itu.

If the world give women a better and more space untuk berkarir dan berkarya, saya yakin the world will be in a better hand and a better condition,” tutupnya disambut tepuk tangan para hadirin.

 

BNI, Lion Air, IEL University, Kementerian, Inspirational Video, TIKI, Alibaba, Danone-Aqua, Radeon, UKDW, Sony, BPJS