Anggota Komisi VI DPR RI Harris Turino menilai keberadaan telemedisin di Indonesia sangat dibutuhkan, meski di tengah pandemi maupun tidak. Sebab, menurutnya telemedisin pada harga yang terjangkau dapat memberikan manfaat kepada masyarakat maupun pemerintah.
“Yang pertama adalah menghindari pengobatan sendiri yang tidak masuk akal, bahkan cenderung dengan keterbatasan pengetahuan cenderung ceroboh,” katanya dalam rapat dengar pendapat umum dengan Direktur PT Alodokter Teknologi Solusi, Managing Director PT Good Dokter Teknologi Indonesia, Chief Executive Officer PT Media Dokter Investama, Chief Executive Officer PT Media Komunika Teknologi dan Direktur PT Sehat Harsana Emedika, yang membahas mengenai kesiapan layanan telemedis menghadapi ancaman kenaikan Covid-19 varian Omicron, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (7/2/2022).
Lebih lanjut, dengan adanya telemedisin, Anggota fraksi PDI-Perjuangan DPR RI ini menilai telemedicine dengan early medication from the expert akan menghindari penumpukan pengobatan-pengobatan penyakit kronis yang sudah lanjut, sehingga pada gilirannya, beban pemerintah menjadi berkurang.
“Kalau kita lihat di JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) biaya medikasi untuk penyakit-penyakit kronis sepanjang tahun dominan dan meningkat, sehingga harapannya ke depan keberadaan dari pada telemedisin ini akan mengurangi beban yang harus ditanggung oleh pemerintah,” imbuh Harris.
Meski memiliki berbagai kemudahan, Harris mengingatkan bahwa kebocoran data kesehatan pasien di aplikasi telemedisin dapat terjadi. Sehingga ia meminta hal tersebut untuk dapat lebih diperhatikan. “Karena ini adalah menyangkut rahasia, kami dari Komisi VI mohon bahwa jangan sampai kepercayaan masyarakat nanti hancur karena data medisnya bocor keluar dengan atau tanpa unsur kesengajaan. Ini hal yang sangat penting,” tegasnya.
Selain itu, legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah IX ini juga menyoroti tentang transparansi harga obat di aplikasi telemedisin. Ia menyebut, transparansi harga obat merupakan suatu hal yang penting agar nantinya tidak merugikan atau bahwa membebani pasien.
“Jadi pengobatan yang memang rasional tidak merugikan atau membebani pasien dan apakah memang disarankan menggunakan obat-obatan generik berlogo terutama untuk masyarakat yang kecil atau setidaknya diberi opsi untuk pemberian obat generic, sehingga pilihannya ada di tangan pasien,” ungkapnya.
Terakhir, Harris berharap aplikasi-aplikasi telemedisin yang berasal dari dalam negeri ini memiliki rencana jangka panjang agar dapat bertahan serta mendapat dukungan lebih dari pemerintah. “Harapannya nanti tentu ada dukungan dari pemerintah, agar pengusaha-pengusaha Indonesia mampu menjadi tuan rumah di Indonesia itu sendiri,” tutupnya. (bia/sf)