Indonesia Papua New Guine Sepakat Lanjutkan Respon Outbreak Polio

Jayapura, 19 Maret 2019 – Bertempat di Hotel Grand Alison Sentani, Indonesia menyelenggarakan Pertemuan Bilateral dengan Kementerian Kesehatan Papua New Guinea. Adanya wabah Polio di Papua membuat Indonesia melakukan tanggap respon kewaspadaan penyakit ini.

 

Indonesia dan PNG memiliki sejarah hubungan yang khusus untuk keduanya bekerja sama dalam memperkuat sistem kesehatan. Dalam Cross Border Meeting on Polio Outbreak Vigilance yang diselenggarakan ditengah-tengah kondisi Jayapura yang tengah mengalami bencana Banjir,  Delegasi Kementerian Kesehatan RI dan PNG sepakat untuk melanjutkan dan meningkatkan kerja sama dalam melakukan respon outbreak dan kewaspadaan penyebaran penyakit Polio di wilayah perbatasan Indonesia-PNG. Kesepakatan tersebut dicapai pada 2nd Cross Border Meeting on Polio Outbreak Vigilance between Indonesia and PNG yang diselenggarakan di Sentani, Jayapura pada tanggal 19 Februari 2019.

 

dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Ketua Delegasi Indonesia, menegaskan bahwa Indonesia dan PNG memandang penting peningkatan kerja sama ini untuk memperkuat sistem kesehatan di daerah perbatasan guna melakukan upaya bersama dalam mencegah wabah penyakit Polio dan penyebarannya di daerah perbatasan.

 

Pertemuan Kedua CBM on Polio Outbreak Vigillance telah menghasilkan 3 keluaran yang nyata antara lain : 1) Rekomendasi Joint Actions Point yang akan dilakukan kedua negara secara mandiri dan secara bersama-sama dalam kerja sama pencegahan dan pengendalian penyakit Polio; 2) Concluded Draft MoU Bidang Kesehatan antara Indonesia dan PNG yang siap di tandatangani oleh Menteri Kesehatan kedua Negara bulan Mei 2019 di sela-sela Pertemuan WHA; dan 3) Agreed Minutes Pertemuan.

 

Untuk menguatkan Kerja Sama Kesehatan antara Indonesia dan PNG, kedua negara menyepakati 5 (lima) Area Kerja Sama dalam Draft MOU Kesehatan RI-PNG yaitu : Public Health; Development and Empowerment of Human Resources for Health; Pharmaceutical and Medical Devices; Disease Control and Prevention; Development and Strengthening of Health Services. Dr. Anung dan Mr. Pascoe sepakat untuk menindaklanjuti Area Kerja Sama dalam MoU dalam bentuk Joint Action Plan sebagai bentuk komitmen Indonesia dan PNG mengimplementasikan MOU.
Selanjutnya untuk peningkatan kolaborasi dan dukungan sumber daya serta koordinasi semua pemangku kepentingan di perbatasan. Beberapa Joint Actions Point yang berhasil disepakati diantaranya : 1) Mutual notification, joint risk assessment, investigation and response of all imported VPD cases and outbreaks; 2) Synchronize the Polio supplement immunization activities (SIAs) of the two countries at the border area; and 3) Establish coordination mechanism for border control such as establishing bilateral Polio prevention and control coordination committee.

 

Ketua Delegasi PNG, Secretary for Health, Ministry of Health and HIV/AIDS PNG, Mr. Pascoe Kase sangat mengapresiasi kesungguhan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama pencegahan dan pengendalian penyakit Polio di wilayah perbatasan.

 

PNG sangat membutuhkan dukungan dan kerja sama dari Indonesia untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan di PNG, tegas Pascoe. Sementara itu Konsul RI Vanimo, Abraham Lebelauw menyatakan apresisi atas keberhasilan Pertemuan yang menghasilkan langkah konkrit bagi peningkatan sistem kewaspadaan pengendalian penyakit Polio di kedua negara. Abraham Lebelauw menyatakan bahwa Konsulat RI Vanimo siap mendukung implementasi dari kegiatan konkrit yang dihasilkan dari Pertemuan ini dan melihat kesungguhan dan komitmen kedua Delegasi untuk mengimplementasikan.

 

Pertemuan Kedua CBM on Polio Outbreak Vigilance merupakan pertemuan lanjutan dari Pertemun Pertama yang dilaksanakan di PNG pada bulan September 2018. Pertemuan ini mendapat dukungan dari World Health Organization (WHO) Indonesia dan WHO PNG. Kedua Delegasi sepakat untuk melanjutkan Pertemuan ini pada tahun 2020 di PNG.