Hybrid Cloud dan AI Telah Mengubah Industri Ritel Menghadapi Pergeseran Preferensi Belanja Konsumen dan Keberlanjutan

I

JAKARTA, Indonesia, 25 Januari, 2022 /PRNewswire/ — Institute for Business Value IBM (NYSE: IBM), bekerja sama dengan National Retail Federation, asosiasi perdagangan ritel terbesar di dunia, merilis studi global kedua mereka yang berjudul, Consumers want it all di NRF 2022: Retail’s ‘Big Show’. Studi ini mengungkapkan adanya peningkatan preferensi konsumen untuk keberlanjutan dan pengalaman belanja yang tersebar di berbagai titik kontak digital, fisik, dan mobile.

Studi global tersebut mensurvei terhadap lebih dari 19.000 konsumen dan menunjukkan bahwa belanja secara hybrid – yang memadukan saluran fisik dan digital dalam pengalaman berbelanja – mengalami peningkatan karena kebiasaan konsumen yang terbentuk selama pandemi COVID-19 kini telah menjadi suatu rutinitas. Peritel harus lebih gesit untuk mampu menemui pelanggan dimana pun mereka berada, dengan mengintegrasikan pengalaman digital dan toko fisik.

  • 72% responden mengatakan bahwa mereka berbelanja langsung di toko secara keseluruhan atau sebagian metode pembelanjaan utama mereka.
  • Alasan teratas responden memilih untuk mengunjungi toko adalah mereka dapat menyentuh dan merasakan produk sebelum membelinya (50%), memilih dan menentukan produk mereka sendiri (47%), serta bisa langsung mendapatkan produk yang diinginkan (43%), meskipun apa yang dicari pembeli di toko fisik bervariasi menurut kategori produk.
  • 27% responden melaporkan bahwa belanja secara hybrid adalah metode pilihan mereka, dan konsumen Gen Z yang disurvei adalah yang paling mungkin untuk menjadi ‘pembelanja hybrid‘ dibandingkan kelompok usia lainnya.
Baca juga  Kerjasama Rapid Test Covid-19 Lion Air Group dan Dompet Dhuafa “Penambahan 2 Layanan di Pulau LOMBOK”

Studi ini juga menunjukkan bahwa mulai tahun 2020, keberlanjutan menjadi makin penting untuk keputusan pembelian dan preferensi merek bagi konsumen yang disurvei.

  • Konsumen yang memiliki tujuan khusus, memilih produk/merek berdasarkan nilai mereka, misalnya terkait dengan keberlanjutan, kini menjadi segmen terbesar dari konsumen yang disurvei (44%).
  • 62% responden bersedia mengubah kebiasaan berbelanja mereka untuk mengurangi dampak lingkungan, naik dari sebelumnya 57% dua tahun lalu.
  • Setengah dari responden mengatakan bahwa mereka bersedia membayar premi untuk keberlanjutan – rata-rata premi adalah 70%. Kira-kira, premi ini dua kali lipat dari tahun 2020.
  • Namun, ada kesenjangan antara intensi dan tindakan – dimana hanya 31% responden yang mengatakan bahwa produk berkelanjutan merupakan sebagian besar atau keseluruhan pembelian terakhir mereka.
Baca juga  BPIW Kementerian PUPR dan Bappenas Siapkan Perencanaan Pengembangan 40 Kota Berkelanjutan

“Sementara banyak konsumen yang disurvei masih menempatkan nilai tinggi pada pengalaman berbelanja tradisional di toko fisik, mereka kini juga mengharapkan fleksibilitas untuk membangun pengalaman belanja mereka sendiri – sesuai dengan perilaku yang lazim untuk rentang usia mereka, sarana yang tersedia, dan kategori produk yang mereka ingin beli,” kata Mark Mathews, Wakil Presiden Pengembangan Penelitian dan Analisis Industri di National Retail Federation. “Pendekatan ‘hybrid‘ merupakan perubahan mendasar dalam perilaku konsumen.”

“Survei menunjukkan bahwa selama setahun terakhir, keberlanjutan menjadi semakin penting bagi konsumen, meskipun masih ada kesenjangan antara intensi dan tindakan karena kurangnya informasi dalam proses pembelian. Oleh karena itu, penting bahwa peritel untyuk menunjukkan pilihan dan opsi berkelanjutan di setiap langkah berbelanja para pelangganya. Pada saat yang sama, belanja hybrid telah menguasai sebagian besar kategori, terutama barang-barang rumah tangga dan pakaian; dan sementara toko fisik terus memainkan peran utama dalam grosir, belanja hybrid juga berkembang dalam kategori ini,” ujar Luq Niazi, Direktur Pelaksana Global IBM Consumer Industries.

Baca juga  BNI Syariah Islamic Tourism Expo (ITE) 2019 Resmi Dibuka

Ia menambahkan, “Terlepas dari dampak COVID-19, pengalaman kami dengan klien menunjukkan bahwa banyak merek ritel terkemuka secara cepat terus mentransformasi operasi, pengalaman pelanggan, dan rantai pasokan dengan teknologi seperti AI, hybrid cloud, dan blockchain untuk membantu memberikan pelayanan terbaik untuk berbagai preferensi pelanggan ini.”