Gunakan Bahan Tambal Gigi, Dokter Hewan Ini Sukses Gabungkan Batok Kura-Kura

drh. Yulyani
drh. Yulyani melakukan penangan terhadap kura – kura

Memiliki hewan peliharaan adalah dambaan setiap manusia. Mereka bisa menjadi teman yang baik ketika manusia sudah tak mau lagi menerima. Tapi bagaimana rasanya ketika hewan peliharaan yang kita sayangi tiba-tiba sakit ataupun terluka?

Seperti yang terjadi pada seorang pemilik kura-kura Brazil di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Lantaran asyik bermain di balkon lantrai 2, kura-kura tersebut jatuh ke bawah dan batoknya hamper terbelah. Untungnya kura-kura tersebut masih hidup.

“Kejadiannya itu kura-kura tersebut jatuh dari balkon rumah dan terbelah batoknya. Tapi untungnya masih hidup. Sayangnya, sang pemilik tidak langsung membawa ke dokter hewan karena ada kesibukan,”ujar drh. Yulyani Dewi dari PET CARE yang terletak di  Jl. Melati No.5-6, Jl. Ampera Raya No.RT.5, RT.4/RW.2, Cilandak Tim., Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan. Barulah 3 hari kemudian sang pemilik kura-kura membawa ke PET CARE dengan keadaan sudah berbalut kassa steril.

Baca juga  Vivo Resmi Jadi Pemasok Eksklusif Ponsel untuk Asian Games Hangzhou 2022

Tak perlu waktu lama mengingat kondisi luka yang sudah berumur, Yulyani langsung melakukan tindakan medis kepada kura-kura berusia 10 tahun itu. “Kalau terus menunggu, nanti bisa ada bakteri yang masuk dan tentunya penyakit-penyakit lain,”tambahnya.

Menggabungkan ilmu kedokteran hewan dan gigi

Pengalaman menangani reptil, Yulyani langsung mengkombinasikan dua ilmu kedokteran yaitu kedokteran hewan dan gigi untuk mengatasi batok kura-kura yang terbelah.

“ Kura-kura kita bius. Setelah tenang, kita lakukan pengeboran pada batok untuk membuat lubang sebagai tempat memasukan kawat (kawat yang digunakan biasanya untuk ortopedi pada kucing dan anjing, red) buatan Jerman berukuran 5 mm,”jelasnya.

Setelah dirasa cukup, untuk menutupi lubang tempat kawat, Yulyani menggunakan Glass Ionomer Cement yang biasa digunakan untuk menambal gigi manusia bagian depan.”Saya gunakan bahan tambalan gigi karena sebelumnya masih ada rembesan darah. Jadi di sejumlah tempat saya bikin seperti sandwich, berlapis dengan 3 jumlah lapisan. Fungsinya glass ionomer itu sebagai silent,”tegasnya.

Baca juga  Banyumas Menjadi Contoh Sukses dalam Pengelolaan Sampah di Tengah Tantangan Besar

Operasi yang berlangsung selama 2,5 jam itu pun sukses. Sang pemiliik senang walau masih harus merawat kura-kura tersebut dengan penuh ke hati-hatian.”silent akan mengeras sekitar 5-10 menit setelah proses operasi dan kura-kura bisa melakukan aktifitas normar setelah 2×24 jam,”katanya.

Perawatan lanjutan yang bisa dilakukan setelah operasi antara lain mengganti balutan kassa setiap hari selama 1 bulan. Setelah itu di bulan kedua akan terlihat apakah sambungan kawat sudah kuat menjaga. Kalau hal ini sudah sukses maka kondisi kura-kura sudah 80% baik.

Proses seperti ini akan terus diperhatikan selama 6-8 bulan ke depan. Di akhir tahun maka kawat-kawat tersebut akan dilepas.”Kita berpikirnya adalah kura-kura ini masih bisa berkembang lagi ke depannya,”tandasnya.