Umum  

Gaya Hidup Bebas Plastik, Mungkinkah?

Hari lingkungan merupakan perayaan untuk mempromosikan kesadaran global dan tindakan untuk lingkungan, yang dirayakan setiap tanggal 5 Juni. Hari lingkungan diinisiasi  sejak tahun 1974 dan sekarang sudah semakin banyak negara di dunia yang ikut memperingati hari lingkungan hidup sedunia, tak terkecuali Indonesia. Tema besar yang diangkat dalam perayaan hari lingkungan tahun 2018 adalah “Beat Plastic Pollution” sebuah gerakan untuk bertindak, bersatu melawan pencemaran plastik yang sudah sangat mengancam kelangsungan kehidupan, khususnya organisma laut.

Pencemaran plastik telah menjadi epidemi,  setiap tahun kita membuang banyak plastik ke lingkungan, dan sebagian besar sampah plastik tersebut tidak masuk ke tempat pembuangan melainkan bermuara ke lautan. Meski berbagai upaya telah kita lakukan untuk membuang sampah plastik secara benar, fakta bahwa hampir sekitar 4 – 12 juta metrik ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahun. Jumlah ini cukup untuk menutupi setiap kaki garis pantai di planet ini, jadi tidaklah mengherankan bila banyak kawasan pantai kita yang tertutup dengan timbunan sampah plastik. Dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun mendatang. Sampah plastik tidaklah terurai secara sempurna namun hanya berubah menjadi partikel-partikel kecil yang kita kenal dengan mikroplastik dan justru memudahkan dalam penyebaran sehingga menimbulkan dampak lingkungan lebih luas. Pandemi plastik sudah banyak memakan korban, dari berbagai penelitian dan publikasi media banyak dilaporkan bahwa pencemaran plastik di laut bertanggungjawab pada  pembunuhan ikan, penyu, burung dan mamalia laut setiap tahun serta menimbulkan kerusakan terumbu karang dan habitat laut lainnya. Tumpukan sampah plastik secara langsung berdampak pada estetika, merusak keindahan pantai dan berpotensi menurunkan aktivitas pariwisata.

Baca juga  Berikan Solusi Kemudahan Memindai Buku, Datascrip Hadirkan CZur ET16 Plus dan CZur M3000 Pro

Semua pihak, pemerintah, swasta, individu, organisasi, tokoh masyarakat, pemuka agama, selebriti, dan lain sebagainya harus bahu membahu memanfaatkan momentum perayaan hari lingkungan untuk membangun kesadaran akan dampak lingkungan dari pencemaran plastik dan mengambil tindakan untuk mengubah gaya hidup yang meminimalkan penggunaan plastik. Setiap orang dapat melakukan tindakan untuk mengubah gaya hidupnya untuk berkontribusi pada upaya pengurangan sampah plastik. Mulai dari reduksi penggunaan plastik, khususnya plastik sekali pakai (kantong plastik, botol air, sedotan, cangkir, peralatan makan, kantong dry clean yang hanya sekali pakai kemudian kita buang), menghindari penggunaan “microbeads”, partikel plastik kecil yang ditemukan di beberapa produk seperti scrub wajah, pasta gigi, dan bodywash dengan penanda  “polythelene” dan “polypropylene” pada label bahan produk tersebut. Langkah berikutnya adalah melakukan daur ulang plastik yang kita gunakan (sekali pakai), dengan daur ulang dapat menghasilkan produk baru yang bernilai ekonomi. Langkah ini sangat membantu mengurangi praktik pembuangan sampah plastik ke lingkungan. Langkah lain yang dapat dilakukan baik secara individu maupun kelompok adalah terlibat secara aktif, berpartisipasi, dalam mendukung berbagai aktivitas bersih sungai, pantai, dan laut yang ada di lingkungan anda. Gerakan ini secara langsung dapat menurunkan jumlah sampah plastik sekaligus mampu menumbuhkan solidaritas dan sinergitas.  Langkah strategis dan lebih fundamental adalah mendorong pemberlakuan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai, dapat dimulai dari lingkungan rumah, kantor, kelurahan, kecamatan, maupun kota untuk menggalakkan gaya hidup bebas plastik. Demi keberlanjutan kehidupan, inilah saatnya untuk berpikir kembali bagaimana kita secara bijak menggunakan plastik, menumbuhkan gaya hidup bebas plastik.

Baca juga  Penyelenggaraan Internalisasi Jabatan Fungsional Untuk Perbanyak Jumlah Internal Assessor