FH UPH Beri Learning Experience Baru di ajang Philip C. Jessup National Round

Learning experience menjadi kunci di acara The Philip C. Jessup national round Law Moot Court yang berlangsung di UPH karawaci pada 1-3 Februari 2019.

Sebagai tuan rumah UPH dipercaya adakan kompetisi bergengsi dan berhasil memberikan dobrakan yang mampu segarkan kompetisi bergengsi yang sudah berlangsung 17 tahun ini.

Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (FH UPH) patut berbangga berhasil terpilih menjadi host atau ketua pelaksana The Philip C. Jessup National Round Law Moot Court yang berlangsung pada 1-3 Februari 2019 di UPH Karawaci.

 

Tentunya dengan kesempatan ini, Tiffany Revilia Jonan Mahasiswa FH UPH 2016, sebagai ketua komite pelaksanan (National Administrator) berhasil buktikan penyelenggaraan Jessup National Round dengan strategi baru melalui Learning Experience. Learning Experience ini diwujudkan melalui seminar sebagai acara pembuka di Kementrian Luar Negeri Indonesia dengan menghadirkan Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Dr. Ir. Damos Dumoli Agusman, S.H., M.A. yang membahas mengenai  seputar hukum internasional.

Tidak hanya itu, Learning Experience ini juga dapat dirasakan bagi para observer yang hadir. 2019 menjadi tahun dengan jumlah observer terbanyak dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 80 observer dari 17 universitas. Observer sendiri berbeda dengan competitor, dimana observer yang datang tidak berkompetisi melainkan melakukan pengamatan. Biasanya observer merupakan partisipan yang belum pernah mengikuti kompetisi Jessup, sehingga harapannya di tahun berikutnya mereka dapat menjadi competitor.

Baca juga  HP Gandeng DKV UPH Bahas Profesi Content Creator Photography

 

Selain berbangga menjadi tuan rumah dan ketua komite, UPH juga bersyukur dapat meraih beberapa penghargaan di kesempatan ini yaitu meraih penghargaan ‘Best Combined Memorial’ dan ‘Best Oralist’ yang diraih oleh Michael Amos Djohan FH UPH 2016.

Seluruh kerja keras yang dilakukan tim FH UPH ini, diakui juga oleh Athalia Soemarko Director of ISIL (Indonesian Society of International Law).

“Menjadi host dalam Jessup ini tentunya UPH harus melalui serangkaian tahapan. Setiap akhir dari Jessup sebelumnya terbuka kesempatan universitas memajukan proposal untuk menjadi Host Jessup berikutnya. Selain proposal perwakilan universitas juga harus melalui interview. Dari proposal dan tahapan interview, kami lihat UPH paling matang. ISIL menilai kematangan perwakilan dari nama-nama yang diajukan oleh fakultas sebagai calon national administrator dan core team, pernah mengikuti Jessup sebelumnya. Tiffany sebagai national administrator dan core team dinilai memiliki pengalaman itu. Dari sisi interview, ISIL juga meminta visi setiap calon apa yang mau dibuat dan berbeda. UPH memberikan dobrakan baru Dengan opening di Kemlu dengan menghadirkan Dirjen Dr. Ir. Damos sebagai narasumber. Ini suatu kerja FH UPH yang baik,” ungkap Athalia.

Baca juga  Kementan RI : Penegakan Pelaku Kelabui Petugas dengan Modus Pinjam Sertifikat Karantina Dalam Lalu Lintas Hewan

 

The Philip C. Jessup International Round sendiri merupakan kompetisi bergengsi di Indonesia. Baik Athalia maupun Tiffany menekankan bahwa kompetisi ini merupakan ajang terbesar yang selalu disasar mahasiswa dari fakultas hukum universitas di Indonesia. Dengan perbandingan 1:8, setiap tahunnya Indonesia berhak mengirimkan 2 juara dari National Round sebagai perwakilan Indonesia menuju international round di Washington DC. Tahun ini dengan 20 peserta yang ikut serta sebagai competitor di national round, maka Indonesia berhak mengirimkan 2 perwakilan menuju International Round.

Tentunya menjadi host kompetisi bergengsi ini memberikan banyak manfaat bagi UPH. Diakui Tiffany, sisi networking menjadi manfaat yang paling dirasakan. Menurutnya, melalui ajang ini ia dan seluruh komite FH UPH dapat bertemu dengan beragam pihak. Mulai dari bertemu dengan mahasiswa antar universitas, hingga kesempatan bekerja sama dengan institusi nasional dan internasional seperti ISIL maupun ILSA (International Law Students’ Association), serta praktisi hukum juga akademisi. Harapannya dengan jejaring ini, komunitas mooting UPH semakin berkembang.

Baca juga  Resurgemus: Konser Tahunan dan Pre-Kompetisi Menuju KICC 2023, Diadakan oleh Coro Semplice Indonesia

 

Menambahkan seluruh penjelasan, Irsan sebagai perwakilan dari FH Universitas Padjajaran berharap melalui Jessup 2019 yang mengambil isu ‘Cultural Rights’ ini baik competitor maupun observer semakin diperkaya wawasannya terkait hukum internasional dan isu yang banyak diperbincangkan Universitas padajajaran sendiri di tahun ini terpilih menjadi wakil pelaksana Jessup National Round mendampingi UPH.

Setelah melalui serangkaian tahapan dalam Jessup National Round ini, Universitas Indonesia berhasil menjadi Juara 1 dan Universitas Airlangga sebagai Juara ke-2. Kedua tim ini berhak mewakili Indonesia pada The Philip C. Jessup International Round di Washington DC pada 31 Maret – 6 April 2019.