Hutan Tanaman Meranti Di Gunung Dahu Dukung Kebutuhan Air Masyarakat

Jakarta, 23 Mei 2018 – Hutan tidak hanya berpotensi sebagai penghasil kayu, namun juga sebagai penyedia jasa lingkungan dan hasil hutan bukan kayu. Sebagaimana keberhasilan Pusat Litbang Hutan, Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, dalam mengembangkan hutan tanaman Meranti di Gunung Dahu, Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Berdirinya tegakan Meranti di Gunung Dahu setelah 20 tahun dimulainya penanaman, sangat mendukung ketersediaan air bagi masyarakat sekitarnya.

Direktur Konservasi Tanah dan Air, Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL), Muhammad Firman, menyampaikan, seiring lebatnya pertumbuhan Meranti di Gunung Dahu, turut berkontribusi terhadap peningkatan debit air pada Curug Cilame, yaitu salah satu sumber air di Desa Pabangbon.
“Keberhasilan tegakan Meranti ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk menanam pohon. Melalui persemaian permanen yang dimiliki oleh Ditjen PDAS HL KLHK, jenis meranti dapat menjadi salah satu potensi untuk pembibitan selanjutnya”, tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Firman juga berpesan agar kegiatan penanaman dapat dilakukan secara kontinu oleh semua pemangku kepentingan, khususnya pihak swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). “Tanaman kehutanan juga ada yang menghasilkan buah-buahan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat”, lanjutnya menegaskan bahwa hasil hutan tidak hanya terbatas pada kayu.
Plot uji penanaman Meranti di Gunung Dahu seluas 170 Ha, merupakan hasil kerjasama BLI KLHK dengan PT. KOMATSU Marketing Support Indonesia (PT. KMSI). Penanaman ini dimulai sejak tahun 1997 menggunakan bahan tanaman asal stek dan asal biji, dari teknologi KoFFCo Sistem.
Kini setelah 20 tahun, plot uji penanaman Meranti (Shorea leprosula dan Shorea selanica) ini mulai menunjukkan hasilnya. Berdasarkan informasi dari Peneliti Pusat Litbang Hutan, Atok Subiakto, produktivitas tegakan meranti pada umur 17 tahun dinilai prospektif, dengan volume tegakan berdiri (standing stock volume) berkisar antara 85 – 215 m3/Ha.
Masih dalam kawasan yang sama, terdapat kawasan wisata Pabangbon yang dikelola oleh masyarakat, dengan obyek wisata berupa panorama alam perbukitan dan Curug Cilame. Wahyu, masyarakat Desa Pabangbon menuturkan, keberadaan tegakan Meranti di Gunung Dahu sangat membantu ketersediaan air setiap saat dari Curug Cilame.
“Sumber air Curug Cilame telah dimanfaatkan oleh kurang lebih 600 kepala keluarga di desa ini, baik untuk irigasi pertanian, kegiatan rumah tangga, maupun untuk pengelolaan wisata. Menyadari pentingnya keberadaan sumber air ini, secara tidak langsung, masyarakat juga turut menjaga keberadaan hutan Meranti ini”, ujarnya.