Hari Selamatkan Gajah Sedunia 16 April: Memperjuangkan Kelestarian Gajah di Indonesia dan Dunia

Jakarta, 16 April 2025 – Setiap tanggal 16 April, dunia memperingati Save The Elephant Day atau Hari Selamatkan Gajah Sedunia, sebuah momen untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman terhadap gajah, hewan darat terbesar di bumi. Pada 16 April 2025, peringatan ini mengingatkan kita akan pentingnya melindungi gajah dari perburuan liar, kehilangan habitat, dan konflik dengan manusia. Di Indonesia, yang menjadi rumah bagi gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus), hari ini juga menjadi panggilan untuk memperkuat upaya konservasi. Artikel ini mengulas sejarah Hari Selamatkan Gajah Sedunia, tantangan yang dihadapi gajah, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung kelestarian mereka.

Sejarah Hari Selamatkan Gajah Sedunia

Hari Selamatkan Gajah Sedunia pertama kali diperingati pada 16 April 2012, diprakarsai oleh David Sheldrick Wildlife Trust bersama komunitas global. Organisasi ini, yang berbasis di Kenya, fokus pada perlindungan gajah Afrika dan Asia dari ancaman seperti perburuan gading dan kerusakan habitat. Pada tahun yang sama, Elephant Reintroduction Foundation di Thailand, bekerja sama dengan pembuat film Kanada Patricia Sims, merilis dokumenter Return to the Forest, yang menyoroti upaya pelepasliaran gajah Asia ke alam liar. Dokumenter ini, yang dinarasikan oleh aktor William Shatner, menjadi simbol peluncuran hari ini.

Read More

Tujuan utama Save The Elephant Day adalah menyatukan masyarakat dunia untuk melawan ancaman terhadap gajah. Dengan hanya sekitar 400.000 gajah Afrika dan 40.000–50.000 gajah Asia tersisa di alam liar, keberadaan mereka kian terancam. Di Indonesia, gajah Sumatra bahkan masuk daftar kritis terancam punah menurut IUCN Red List, dengan populasi kurang dari 2.800 ekor pada 2023.

Tantangan yang Dihadapi Gajah

Gajah menghadapi berbagai ancaman yang mengancam kelangsungan hidup mereka, baik di Indonesia maupun secara global:

1. Perburuan Liar untuk Gading

Permintaan gading, terutama di pasar Asia seperti Tiongkok, mendorong perburuan liar yang kejam. Meski perdagangan gading internasional dilarang oleh CITES (Konvensi Perdagangan Spesies Terancam) sejak 1989, sekitar 20.000 gajah dibunuh setiap tahun untuk diambil gadingnya. Di Indonesia, meski gajah Sumatra tidak memiliki gading sebesar gajah Afrika, mereka tetap menjadi target untuk kulit dan bagian tubuh lainnya.

2. Kehilangan Habitat

Deforestasi akibat perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan ekspansi pemukiman telah menghancurkan habitat gajah. Di Sumatra, hutan tropis yang menjadi rumah gajah terus menyusut, memaksa mereka masuk ke wilayah manusia. Hal ini memicu konflik manusia-gajah, yang sering berakhir dengan kematian gajah atau kerugian bagi petani.

3. Konflik Manusia-Gajah

Di Aceh dan Lampung, konflik manusia-gajah meningkat seiring berkurangnya ruang hidup. Gajah yang masuk ke lahan pertanian sering diusir atau dibunuh, sementara petani kehilangan hasil panen. Menurut WWF Indonesia, ratusan kasus konflik terjadi setiap tahun, menuntut solusi yang menyeimbangkan kepentingan manusia dan satwa.

4. Eksploitasi di Pariwisata

Di beberapa negara, gajah dieksploitasi dan tidak dirawat, dengan tujuan untuk atraksi wisata seperti tunggang gajah atau pertunjukan sirkus. Praktik ini sering melibatkan pelatihan yang kejam dan kondisi hidup yang buruk, merugikan kesejahteraan gajah.

Upaya Konservasi Gajah di Indonesia

Indonesia, sebagai salah satu dari 13 negara dengan populasi gajah Asia, memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi gajah Sumatra. Berikut adalah beberapa inisiatif penting:

1. Pembentukan Suaka dan Pusat Rehabilitasi

Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan menjadi tempat perlindungan dan rehabilitasi gajah. PKG Way Kambas, misalnya, merawat gajah yatim piatu dan melatih mereka untuk kembali ke alam liar.

2. Patroli Anti-Perburuan

Unit Patroli Gajah dan LSM seperti Forum Konservasi Leuser di Aceh bekerja untuk mencegah perburuan liar. Mereka juga memasang kamera jebak dan menggunakan drone untuk memantau pergerakan gajah di hutan.

3. Mitigasi Konflik

Program seperti pemasangan pagar listrik ramah lingkungan dan penanaman tanaman pengusir gajah (seperti cabai) membantu mengurangi konflik manusia-gajah. Edukasi kepada masyarakat lokal juga ditingkatkan untuk mempromosikan koeksistensi.

4. Larangan Gading

Pemerintah Indonesia telah memperketat pengawasan terhadap perdagangan satwa liar. Operasi bersama antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan kepolisian rutin dilakukan untuk menangkap pelaku perdagangan ilegal.

Cara Masyarakat Mendukung Hari Selamatkan Gajah Sedunia

Peringatan 16 April adalah kesempatan bagi kita semua untuk berkontribusi. Berikut adalah cara sederhana untuk ikut serta:

1. Tingkatkan Kesadaran

Gunakan media sosial dengan tagar #SaveTheElephantDay untuk menyebarkan informasi tentang ancaman terhadap gajah. Bagikan fakta menarik, seperti gajah memiliki lebih dari 150.000 otot di belalainya atau bisa mengenali suara manusia.

2. Dukung Organisasi Konservasi

Donasi ke organisasi seperti WWF Indonesia, Yayasan Gajah Sumatra, atau David Sheldrick Wildlife Trust dapat membantu pendanaan patroli, rehabilitasi, dan edukasi. Anda juga bisa mengadopsi gajah secara simbolis melalui program WWF.

3. Hindari Produk Gading

Jangan membeli produk berbahan gading atau suvenir dari bagian tubuh gajah. Dengan mengurangi permintaan, kita bisa melemahkan pasar perdagangan ilegal.

4. Kunjungi Suaka Gajah

Kunjungi suaka resmi seperti PKG Way Kambas atau Elephant Sanctuary di Bali untuk belajar tentang konservasi secara langsung.

Mengapa Gajah Penting?

Gajah adalah spesies kunci yang menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai “insinyur ekosistem”, mereka membantu menyebarkan benih melalui kotorannya, menciptakan jalur di hutan untuk hewan lain, dan bahkan menggali sumber air saat musim kemarau. Kehilangan gajah berarti kerusakan ekosistem yang lebih luas, memengaruhi flora, fauna, dan manusia.

Di Indonesia, gajah Sumatra juga memiliki nilai budaya. Dalam tradisi tertentu, mereka dianggap simbol kekuatan dan kebijaksanaan. Melindungi gajah berarti menjaga warisan budaya sekaligus alam.

Kesimpulan

Hari Selamatkan Gajah Sedunia pada 16 April 2025 adalah panggilan global untuk melindungi gajah dari ancaman kepunahan. Di Indonesia, gajah Sumatra menghadapi tantangan serius akibat perburuan, hilangnya habitat, dan konflik dengan manusia. Melalui upaya konservasi, edukasi, dan partisipasi masyarakat, kita bisa memastikan gajah tetap berjalan di bumi untuk generasi mendatang. Mari rayakan hari ini dengan langkah nyata: sebarkan kesadaran, dukung konservasi, dan tolak eksploitasi gajah.

Related posts

Leave a Reply