Antara Nutrisi, Stunting dan Masa Depan Indonesia

Jakarta, 4 Desember 2017 – Walaupun data kasus stunting di Indonesia sudah menunjukkan penurunan dibanding tahun 2013, namun Indonesia tetap memiliki prevalensi yang cukup tinggi dibanding negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Melihat hal tersebut, JAPFA Foundation, yayasan korporasi yang didirikan oleh PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. (“JAPFA”), bersama dengan Konsorsium Indonesia Bergizi bermaksud untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai stunting dan bagaimana kondisi ini memiliki dampak bagi pertumbuhan negara ke depannya.

Andi Prasetyo, Head of JAPFA Foundation, menekankan pentingnya mendapatkan nutrisi yang baik karena itu merupakan salah satu hak asasi manusia. “Sayangnya belum semua orang dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya padahal kerusakan akibat gizi buruk, contohnya seperti stunting ini, memiliki dampak akan meningkatnya beban ekonomi dikarenakan hidup penderita menjadi tidak produktif dan biaya kesehatan pun menjadi tinggi,” ujarnya.

Stunting merupakan suatu indikator yang menunjukan kekurangan gizi kronis pada balita, terutama pada masa 1.000 hari kehidupannya (dihitung dari masa janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun). Persoalan stunting bukan sebatas tinggi tubuh yang kurang. Dampak buruk yang dapat juga timbul adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, dan gangguan metabolisme tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang, penderita stunting dapat mengalami penurunan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.

Pemerintah Indonesia sendiri telah memiliki target yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk menurunkan prevalensi stunting dari status awal 32,9 persen turun menjadi 28 persen pada tahun 2019, sebagai bentuk komitmen dan bagian dari realisasi atas agenda dunia Sustainable Development Goals (SDGs). Berdasarkan data monitoring dan evaluasi Kementerian Kesehatan 2016, prevalensi stunting diperkirakan berada pada 27,5 persen. Artinya, kebijakan pemerintah dalam penanganan stunting sudah selaras dengan target RPJMN.

Baca juga  Menjadi Generasi Milenial, Mahasiswa Harus Siap Bersaing di Era Revolusi Industri 4.0

“Kami sangat mengapresiasi hasil kerja pemerintah yang luar biasa ini. Dengan semangat yang sama dengan pemerintah, kami di JAPFA Foundation merasa bahwa sudah waktunya bagi semua lapisan masyarakat untuk mulai mengambil peran sesuai kapasitas masing-masing untuk bersama-sama memerangi masalah kekurangan gizi yang menyebabkan stunting ini. Selama ini kita selalu mendengar bahwa pada tahun 2020 Indonesia akan mengalami bonus demografi, tapi akan sangat disayangkan apabila bonus demografi itu berubah menjadi beban demografi karena prevalensi stunting belum dapat ditekan lebih banyak lagi karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akan hal ini,” ujar Andi.

Dengan latar belakang ini, JAPFA Foundation, bersama dengan Konsorsium Indonesia Bergizi menjadikan stunting sebagai tema besar di Konferensi Indonesia Bergizi 2017 yang akan diselenggarakan pada 08-09 Desember 2017 di Hotel Peninsula, Jakarta. Diharapkan sekitar 400 orang peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah, swasta, lembaga sosial masyarakat, dan akademisi akan menghadiri Konferensi ini. Dengan tema “Perbaikan Nutrisi yang Berkelanjutan untuk Memerangi Stunting dalam Era SDGs Melalui Pendekatan Kewirausahaan Sosial”, Konferensi Indonesia Bergizi 2017 akan mengulas lebih dalam mengenai permasalahan stunting di Indonesia dan bagaimana pendekatan kewirausahaan sosial dapat mendorong partisipasi masyarakat dan pelaku usaha untuk berkontribusi memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan stunting yang kompleks.

Pada Konferensi Indonesia Bergizi 2017 mendatang juga akan diumumkan para pemenang kompetisi INZI Creative Project 2017 dan NutriTEEN Project, untuk mencari bibit-bibit generasi muda yang peduli dan ingin terlibat aktif dalam upaya pembangunan gizi di Indonesia.

INZI Creative Project 2017 & NutriTEEN Project
Dengan kompleksitas permasalahan gizi di Indonesia yang sangat tinggi perlu intervensi bersama seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda yang turut andil dalam perbaikan gizi Masyarakat. Untuk itu JAPFA Foundation bersama dengan Konsorsium Indonesia Bergizi mengadakan kompetisi yang ditujukan untuk memberikan ruang bagi generasi muda Indonesia untuk menuangkan idenya dan berpartisipasi aktif dalam mencari dan memberikan solusi untuk pembangunan gizi di Indonesia.

Baca juga  Bumi Suksesindo Dorong Peningkatan Produksi Emas di Tambang Tujuh Bukit

INZI Creative Project merupakan sebuah kompetisi tahunan yang ditujukan untuk memilih gagasan/ide kreatif anak bangsa yang berkaitan dengan peningkatan gizi di masyarakat. Tahun 2017 ini, INZI Creative Project mengambil tema “Inovasi Ide Wirausaha Sosial Berbasis Teknologi Dalam Peningkatan Gizi di Masyarakat”. Di era pembangunan berkelanjutan solusi masalah kesehatan tidak harus terus berfokus pada bantuan sosial yang bergantung pada donasi, para generasi muda banyak menggunakan teknologi dan kewirausahaan sosial sebagai pendekatan karena pendekatan masyarakat berputar lebih kencang.

Sebanyak 174 ide inovasi wirausaha sosial anak-anak muda dari seluruh penjuru Indonesia telah terkumpul dalam kompetisi ini. Para pemenang INZI Creative 2017, yang akan diumumkan pada 09 Desember 2017, nantinya akan mendapatkan kesempatan pernyertaan modal “seed capital” untuk merealisasikan ide mereka.

NutriTEEN (Nutritionist TEEN) 2017 adalah program preventif masalah gizi pada remaja putri di Indonesia. Program ini mengajak para generasi muda khususnya remaja putri untuk menjadi Duta Gizi NutriTEEN dan terlibat aktif dalam upaya pembangunan gizi remaja putri.

Kegiatan NutriTEEN telah dimulai pada Juli 2017 dan tediri dari beberapa rangkaian kegiatan, yang terdiri dari Sosialisasi NutriTEEN ke 10 sekolah-sekolah Menegah Atas Jakarta Selatan terpilih, dilanjutkan dengan kegiatan NutriTEEN Academy kepada remaja-remaja putri kelas 10 dan 11 yang lolos pada pendaftaran berkas, acara puncak yaitu pada NutriTEEN Award untuk memilih NutriTEEN 2017 dan akhir rangkaian akan diadakan NutriTEEN on Action oleh NutriTEEN 2017 terpilih.

Tentang Konsorsium Indonesia Bergizi
Indonesia Bergizi adalah sebuah Konsorsium yang digagas oleh Japfa Foundation (JF) di Jakarta pada tahun 2015, bersama para mitra dan jejaringnya; antara lain antara lain Omar Niode Foundation (ONF), para Akademisi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI (FKM UI), PT Media Pangan Indonesia, dan PT Selaras Hati Sejahtera (SHS). Tujuan utama Indonesia Bergizi adalah untuk mepromosikan dan memfasilitasi lintas kemitraan antara Pemerintah, Perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerintah lokal untuk menciptakan kegiatan peningkatan Gizi bagi seluruh masyarakat Indonesia, secara berkelanjutan dan terukur.

Baca juga  Saksikan Pentas Wayang Kulit Sukrakasih Tahun 2024

Tentang JAPFA Foundation
Didirikan di Bulan Juli tahun 2015, Yayasan Korporasi yang didirikan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk ini memiliki visi “Memaksimalkan potensi Kaum Muda melalui bidang Pendidikan, Gizi dan Olah Raga.” Untuk menerapkan dan mewujudkan Motto JAPFA yaitu “Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama” JAPFA Foundation mengemban amanah untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi JAPFA diimbangi dengan kemajuan sosial ekonomi dari masyarakat sekitar. Dalam rangka mencapai hal ini, Kaum Muda menjadi fokus utama karena mereka adalah salah satu faktor penting dan juga aspek paling potensial dalam menggerakkan masyarakat untuk maju.

JAPFA Foundation menerapkan prinsip intervensi inovasi sosial dimana setiap program yang akan dilakukan harus direncanakan, diukur, dilaksanakan, dan diawasi sebagai layaknya suatu kegiatan usaha untuk memberikan hasil nyata berupa kemajuan sosial-ekonomi yang diukur melalui berbagai perbaikan, kemajuan, peningkatan mutu di bidang Pendidikan, Gizi dan Kualitas Hidup Kaum Muda; agar mereka mampu memaksimalkan potensi yang mereka miliki, untuk kemudian bangkit berprestasi, memajukan keluarga mereka dan akhirnya meningkatkan kualitas masyarakat dimana mereka tinggal.