Yogyakarta, 2 Januari 2025 – Jogja Art + Books Fest (JAB Fest) 2025 akan kembali digelar dengan tema menarik, “Kereta-Api yang Berangkat Pagi Hari: 82 Tahun Kuntowijoyo”, sebuah penghormatan untuk mengenang salah satu penulis paling berpengaruh di Indonesia. Festival ini akan berlangsung mulai 19 Mei hingga 2 Juni 2025, bertempat di The Ratan, Yogyakarta.
Kuntowijoyo (1943–2005), seorang sastrawan besar, dikenal melalui pendekatan spiritual dan dokumenternya yang khas dalam menggali makna dari peristiwa sosial dan historis. Tema tahun ini mencoba mendekatkan publik pada karya-karya dan warisan intelektual Kuntowijoyo, khususnya melalui eksplorasi novel pertamanya.
Arkeologi Sastra
JAB Fest 2025 berkomitmen untuk mendorong lahirnya karya sastra melalui pendekatan arkeologi sastra. Dengan metode ini, karya klasik diperlakukan sebagai artefak budaya yang relevan untuk terus ditafsirkan. Festival ini akan melibatkan beragam pelaku seni dan literasi—kolektif seni, penulis, penerbit, hingga aktivis literasi—dalam upaya memperluas akses masyarakat terhadap pemahaman baru tentang sastra transendental yang diperkenalkan oleh Kuntowijoyo.
Delapan Program Utama
Tahun ini, JAB Fest menghadirkan delapan program utama yang menggabungkan seni dan literasi dalam berbagai format:
- Berbincang
- Ngobrolin Buku
- Seniman Bicara
- Seni + Literasi
- Panggung Literasi
- The Sounds of Poetry
- Kuliah (Ora) Umum
- Pidato Kebudayaan
Selain itu, Bazar Buku juga akan menjadi bagian integral dari festival ini, menawarkan buku-buku langka dan baru yang relevan dengan tema.
Nama-Nama Besar di Balik Festival
Festival ini akan dimeriahkan oleh sejumlah tokoh ternama, baik dari kalangan seniman maupun intelektual. Beberapa nama yang dijadwalkan hadir antara lain: Karlina Supelli, Ni Made Purnamasari, Faruk HT, Saut Situmorang, Tisna Sanjaya, Seno Gumira Ajidarma, hingga Fajar Merah. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan perspektif baru bagi publik tentang interseksi seni dan literasi.
Menghidupkan Yogyakarta melalui Seni dan Literasi
Seperti disampaikan oleh pihak penyelenggara, festival ini bertujuan untuk menampilkan “kemewahan Jogja” sebagai pusat pertemuan seni dan literasi yang dihidupkan oleh masyarakatnya. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.