Jakarta, 5 Desember 2024 – Tanggal 3 Desember setiap tahun diperingati sebagai World Disability Day atau Hari Disabilitas Internasional. Momentum ini bertujuan untuk memajukan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap situasi penyandang disabilitas di berbagai aspek kehidupan. Meskipun Hari Disabilitas Internasional jatuh di tanggal 3 Desember, bukan berarti dukungan kita terhadap teman-teman penyandang disabilitas terbatas pada hari tersebut. Sebaliknya, kita secara kolektif harus memperjuangkan kesetaraan dan bebas diskriminasi bagi semua secara kontinyu.
Kesetaraan di dunia kerja bagi penyandang disabilitas merupakan salah satu hal yang wajib diperjuangkan. Di Indonesia sendiri, terdapat 38,8 juta orang yang dikategorikan sebagai penyandang disabilitas berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023. Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2024, jumlah Penduduk Usia Kerja (PUK) penyandang disabilitas saat ini mencapai 5,17 juta orang, dengan 1,04 juta di antaranya masuk dalam kategori angkatan kerja. Namun, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penyandang disabilitas baru mencapai 20,14 persen.
Lebih dari itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di kalangan ini masih cukup tinggi, yakni sebesar 10,8 persen. Ini menunjukkan pentingnya kontribusi semua pihak untuk menciptakan dunia kerja yang lebih inklusif, sejalan dengan tema Hari Disabilitas Internasional 2024, yakni ‘Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan’.
Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif (purpose-driven) serta realisasi dari pilar keberlanjutannya yang ketiga, yakni Impact Beyond Banking, Bank DBS Indonesia memiliki kepedulian terhadap pemberdayaan penyandang disabilitas. Hal ini diwujudkan melalui program ‘DBS Bersiap’ dan ‘Coding Camp powered by DBS Foundation’. ‘DBS Bersiap’, berupaya untuk memperluas akses pendidikan bagi mahasiswa dengan disabilitas, sementara ‘Coding Camp powered by DBS Foundation’ adalah sebuah program beasiswa untuk pelatihan coding guna meningkatkan keterampilan masyarakat, termasuk teman-teman dengan disabilitas, di sektor teknologi informasi.
Yuk, simak kisah inspiratif dari tiga alumni ‘DBS Bersiap’ dan ‘Coding Camp powered by DBS Foundation!
- Hani Amany Elisadi, teman tuli yang sukses jadi staf IT di Perum Peruri
Wanita yang akrab disapa dengan panggilan Hany ini adalah seorang teman tuli sekaligus lulusan Coding Camp powered by DBS Foundation. Meskipun memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, semangatnya untuk menimba ilmu dan mencari pengalaman tak pernah surut. Jerih payahnya dalam meraih kesiapan karier membuahkan hasil, membawanya bekerja sebagai staf IT di Perum Peruri saat ini.
Hany menyampaikan apresiasinya terhadap upaya DBS Foundation yang memperluas jangkauan Coding Camp untuk teman-teman disabilitas lainnya. “Saya merasa beruntung dapat mengikuti program yang difasilitasi oleh DBS Foundation. Program ini tidak hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan saya di bidang Front-End, tetapi juga membuka wawasan saya tentang dunia teknologi secara lebih luas. Selain itu, Coding Camp membekali saya dengan keterampilan dan mindset yang memotivasi untuk mengejar mimpi, yaitu dengan terus belajar, berinovasi, dan menghadapi tantangan dengan penuh optimisme,” ungkapnya.
Simak kisah lengkap Hany melalui laman Instagram @dbsfoundationid.
- Muhamad Habibi Lubis, teman tuli sekaligus Front-End Web Developer andal
“Saya percaya bahwa kita harus memiliki tujuan jelas dan bekerja keras untuk meraihnya, terlepas dari kondisi atau keterbatasan yang kita miliki,” ujar pria yang dikenal dengan nama panggilan Habib. Ia adalah lulusan Coding Camp 2023 powered by DBS Foundation dengan disabilitas sensorik pendengaran atau tuli.
Ketertarikan Habib terhadap teknologi sudah tumbuh sejak ia remaja. Saat itu, ia kagum pada dunia digital yang dapat menghubungkan orang-orang dari belahan dunia berbeda. Keputusannya untuk mengejar pendidikan formal pada bidang teknologi informasi di Universitas Islam Riau menjadi tonggak penting dalam perjalanannya. Habib yakin bahwa pemahaman dan keahlian dalam teknologi akan membuka banyak peluang yang tak terbayangkan sebelumnya. “Motivasi atau ‘spark’ saya mengikuti program Coding Camp powered by DBS Foundation adalah inklusivitas bagi penyandang disabilitas seperti saya. Di sini, saya mendapatkan pelatihan intensif gratis dari para mentor berpengalaman seperti peserta lainnya,” ungkapnya.
Habib pun memberikan pesan atau motivasi bagi para peserta Coding Camp powered by DBS Foundation, “Semua itu harus dimulai dari growth mindset dan harapan untuk memberikan kontribusi positif lewat dunia teknologi. Tetapkan tujuan yang jelas dan berpegang teguh padanya. Kerja keras dan keyakinan akan membantu kalian melewati setiap tantangan sampai akhirnya mencapai kesuksesan.”
- Alfrida Hermawati, penyandang disabilitas netra dengan semangat berkontribusi di bidang sosial
Alfrida Hermawati merupakan seorang penyandang disabilitas netra dengan kondisi low vision. Sejak lahir, penglihatan Alfrida terbatas hanya hingga jarak dua sampai tiga meter. Mahasiswi Ilmu Kesejahteraan Sosial dari Universitas Muhammadiyah Jakarta ini merupakan salah satu alumni DBS Bersiap 2024. Ia pun memiliki ketertarikan untuk berkarier di bidang sosial.
“Bertemu dengan teman-teman disabilitas lainnya yang luar biasa membuat saya merasa lebih termotivasi untuk menjadi lebih hebat, menyalakan ‘spark’ dan semangat yang ada di dalam diri saya. Saya percaya bahwa menyadari kita semua memiliki potensi yang besar, serta saling memberikan dukungan antar satu sama lain akan membuat kita semakin kuat untuk meraih impian. Apalagi setelah mengikuti program ‘DBS Bersiap’, saya merasa semakin banyak kesempatan baru terbuka untuk saya, dan yang terpenting, kepercayaan diri saya semakin meningkat,” ujarnya.
Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika menyampaikan, “Kami sangat bangga dapat berpartisipasi dalam mendukung kelompok rentan khususnya teman-teman penyandang disabilitas dalam meraih mimpinya. Kami percaya bahwa setiap orang memiliki ‘spark’ atau semangat di dalam dirinya, yang membuat mereka mampu menghadapi seluruh tantangan, bergerak maju, dan berkontribusi positif bagi diri sendiri, orang terdekat, dan masyarakat. Kisah Hany, Alfrida, dan Habib membuktikan bahwa dengan percaya dan mengikuti ‘spark’ tersebut, kita dapat hidup dengan penuh keberanian. Ke depannya, saya berharap akan semakin banyak teman-teman penyandang disabilitas lainnya yang berkembang dan memegang peran penting di masyarakat. Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation berkomitmen untuk menghadirkan berbagai program yang dapat mendukung mereka menyalakan ‘spark’ dan mencapai cita-cita tersebut.”
‘DBS Bersiap’ dan ‘Coding Camp powered by DBS Foundation’ bertujuan untuk menjembatani ketimpangan (gap) akses pendidikan bagi penyandang disabilitas serta mendorong terciptanya lingkungan kerja yang inklusif, akomodatif, dan aksesibel. Tahun ini, DBS Bersiap berhasil membekali 50 lulusan dengan future-ready skills seperti etika kerja, pola komunikasi di dunia profesional, hingga problem-solving. Sedangkan, sejak diluncurkan pada 2023, Coding Camp powered by DBS Foundation telah merangkul 26.000 perempuan, 946 penyandang disabilitas, dan lebih dari 22.000 peserta dari keluarga pra-sejahtera. Langkah ini adalah wujud nyata komitmen Bank DBS Indonesia terhadap keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas (DEI). Kegiatan ini juga melibatkan karyawan untuk berkontribusi positif terhadap masyarakat sebagai bagian dari program sukarela, People of Purpose, sejalan dengan pilar keberlanjutan ketiga Bank DBS Indonesia, yakni Impact Beyond Banking, guna mendukung visinya untuk menjadi ‘Best Bank for A Better World’.
Untuk informasi lebih lanjut tentang ‘Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation’ kunjungi laman ini dan untuk informasi lebih lanjut tentang ‘DBS Bersiap’ dan program DBS Foundation lainnya, kunjungi Instagram @dbsfoundationid.