Teknik Elektro UPH Berikan Lentera Solar untuk SLH Mamit Papua

Di era ini listrik sudah menjadi kebutuhan pokok dan sangatlah penting. Berangkat dari kebutuhan ini Teknik Elektro UPH memberikan 5 set unit Lentera solar untuk SLH (Sekolah Lentera Harapan) Mamit,  kabupaten Tolikara,  untuk digunakan untuk pembelajaran sains di kelas 6 SD.  Penyerahan ini dilakukan di kantor YPHP (Yayasan Pendidikan Harapan Papua), UPH Gedung C Lantai 1 dari Henri Uranus, Ketua Program Studi (Kaprodi) Teknik Elektro Uranus dan 3 mahasiswa Teknik Elektro, yaitu Budi Khusnandar (Ketua Panitia EMP – Teknik Elektro 2017), Josavan Ezekhiel Taniara  (Ketua team pembuatan alat), dan Hadipranowo Hartanto kepada Alexandra Yasa dan Ibu Nursari Dewi Lugito, Direktur YPHPapua pada 29 November 2018.

 

Terkait penyerahan unit lentera ini Henri memaparkan bahwa Papua masih sangat rendah tingkat elektrifikasinya dimana baru sekitar 50% warga Papua terutama di pedalaman, yang memiliki akses listrik. Lampu penerangan menjadi salah satu aplikasi listrik yang paling dasar yang akan sangat membantu, sehingga ia bersama prodi berharap melalui lampu kecil (lentera solar 3w), dapat membantu masyarakat.

Baca juga  Batik Air Terbang Langsung dari Jakarta Menuju Samarinda

“Dengan lentera solar ini mereka bisa lebih produktif terutama untuk membantu proses belajar anak-anak di sana. Selain itu lentera solar ini lebih aman karena tidak menghasilkan uap yang berbahaya. Kami berharap pemberian kecil ini dapat berdampak bagi kehidupan masyarakat di sana. Memang lentera yang disumbangkan baru 5 karena adanya beberapa keterbatasan, dan kami sadar ini masih jauh dari kebutuhan yang ada,” jelas Henri.

 

Henri bercerita bahwa pemberian set lentera solar ini bermula dari keinginan para dosen dan mahasiswa untuk menyempurnakan lentera solar yang telah dirancang dalam kegiatan tahunan Teknik Elektro, Electro Mega Project (EMP).

“Bermula melalui kegiatan tahunan mahasiswa Elektro yang bernama Electro Mega Project (EMP) pada Mei 2018 yang juga bertepatan dengan kegiatan peringatan International Day of Light (IDL) 2018 (setiap tanggal 16 Mei), para mahasiswa diajak mengikuti workshop untuk  membuat pembuatan lentera solar ke siswa SMA Poris Indah sebagai bentuk edukasi. Lentera solar ini sendiri merupakan perangkat sederhana yang dirakit menggunakan bahan-bahan di sekitar seperti botol plastic,lunch box, pipa pralon, dan powerbank. Harapannya tidak sekedar menjadi bagian dari proses belajar, tapi dapat berguna. Hingga akhirnya unit lentera solar ini disempurnakan dan digunakan untuk Papua,” jelas Henri Uranus, Ketua Program Studi (Kaprodi) Teknik Elektro.

Baca juga  Bayern Munchen Tambah Amunisi, Gaet Gelandang Ajax Ryan Gravenberch

 

Terkait keilmuan Teknik Elektro sendiri, pembuatan lentera solar yang dibuat mahasiswa dan dosen ini tentunya menggunakan ilmu-ilmu khas Teknik Elektro, misalnya Rekayasa Rangkaian Elektronika. Mahasiswa belajar mengerti cara kerja rangkaiannya dan filosofi disain di belakangnya. Selain itu, mahasiswa juga belajar mengenai panel surya dan sistem energi surya secara nyata.

Bahkan tidak hanya dari sisi akademis, menurut Henri kegiatan seperti ini juga mengasah hati mahasiswa untuk menggunakan ilmu dan teknologi secara positif bagi kemanusiaan, membangun kehidupan yang lebih baik, dan mempunyai hati bagi saudara-saudara yang membutuhkan, serta membangun semangat bekerja sama dalam mengorganisasikan proyek

“Teknik Elektro sebagai bidang yang penting di jaman Industri 4.0 yang salah satunya fokus terhadap sumber energi alternative yang mampu memenuhi kebutuhan Indonesia, seperti kebutuhan akan sumber penerangan yang coba dijawab melalui proyek lentera surya. Namun tentunya di luar ini, masih banyak hal menarik lainnya  misalnya teknologi IoT yang memadukan teknologi sensor dan aktuator dengan jaringan, teknologi 3-D printing, big data, dan lainnya. Kami berharap mampu menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang fasih dengan segala perkembangan terbaru,” harap Henri menutup penjelasan.