Peduli Korban Gempa Sulteng, Tagana Asmat Galang Dana dan Terjun Ke Lokasi Bencana

Jakarta (21 Oktober 2018) – Sebanyak enam anggota Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Asmat, Provinsi Papua menyampaikan sumbangan warga Agats dan membantu secara langsung korban bencana di Sulawesi Tengah.

“Rasa syukur buat kami bisa hadir di Palu guna memberi bantuan kepada saudara-saudara kami,” tutur Wakil Ketua Tagana Asmat Nur Etika Putra sesaat setelah tiba di Kantor Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, Minggu.

Ia menjelaskan keberangkatan tim Tagana Asmat ke Palu merupakan bentuk solidaritas keluarga besar Asmat. Pada saat Kabupaten Asmat mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan Gizi Buruk awal tahun 2018 lalu, berbagai pihak datang membantu. Solidaritas datang dari berbagai provinsi di Indonesia.

Kini, lanjut Nur, saatnya warga Asmat turut membantu meringankan duka warga Sulteng. “Semoga yang kami lakukan dan kami berikan dapat bermanfaat sekalipun nilainya tidak seberapa. Kami Tagana Asmat siap kapan pun ketika tenaga kami diperlukan,” tuturnya serius.

Baca juga  Mahasiswi UKDW Jawara AWS DeepRacer Women's League Indonesia

Dengan merogoh kocek sendiri, mereka menuju Palu. Mereka juga membawa bantuan berupa uang tunai sebesar Rp50 juta yang merupakan sumbangan dari warga Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.

“Dana tersebut kami belanjakan berbagai kebutuhan untuk warga terdampak bencana, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan di dapur umum. Kami juga siap membantu hingga masa tanggap darurat berakhir,” katanya.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat menyampaikan apresiasi setingging-tingginya kepada warga Asmat khususnya Tagana Asmat.

“Solidaritas dan kebersamaan Tagana di seluruh pelosok Indonesia sangat luar biasa. Sejak hari pertama bencana di Sulteng, semua sigap bergerak membantu. Sebanyak 633 Tagana dari berbagai provinsi datang dengan berbagai tugas mulai dari membantu proses evakuasi, asesmen korban bencana, mendirikan dan mengelola dapur umum,” katanya.

Baca juga  Diplomasi Kuliner dan Budaya di atas KRI Bung Tomo dan IG Ngurah Rai

Sebanyak 633 Tagana tersebut datang dari berbagai provinsi di antaranya Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Jawa Timur, DKI Jakarta, Maluku, Bangka Belitung, Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Dirjen menjelaskan Tagana Asmat lahir merespon kebutuhan di Kabupaten Asmat untuk menangani KLB Campak dan Gizi Buruk awal 2018 lalu.

“Relawan Tagana memiliki peran penting pada saat itu untuk membantu proses pendistribusian bantuan dan pendampingan di distrik-distrik tertentu berkaitan dengan komunikasi dengan warga setempat.

Saat ini total terdapat 30 personel Tagana Asmat yang seluruhnya merupakan Tagana Muda. Mereka telah dilatih pengetahuan dasar tentang penanggulangan bencana, tugas dan fungsi Kementerian Sosial dan Dinas Sosial apabila terjadi bencana.

Baca juga  Festival Dadap 2023: Membangun Kesadaran akan Keberagaman dan Budaya Kampung Nelayan

“Mereka memiliki jiwa relawan yang tinggi dan militan. Kini mereka menjadi andalan Dinas Sosial Kabupaten Asmat dalam membantu tugas-tugas perlindungan sosial,” terang Harry.