Pandangan Asosiasi Blockchain Indonesia tentang Regulasi Juga Data Tentang Perkembangan Crypto di Indonesia

Jakarta, 2 Agustus 2021 – Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) menyampaikan bahwa tahun 2021 ditandai dengan semakin meningkatnya popularitas Cryptocurrency, dimana data on chain Glassnode pada Januari-Juni 2021 menunjukkan pertumbuhan alamat dompet Bitcoin (Bitcoin Wallet) paling tinggi berada di Januari dengan total sekitar 500 ribu alamat dan Juni tercatat ada di 200 ribuan. 

Indikator peningkatan popularitas Cryptocurrency di Indonesia adalah Indodax sebagai salah satu exchange terbesar di Indonesia memiliki pertambahan 1 juta pengguna hingga akhir semester 2021, dimana pengguna Indodax hingga akhir Juni 2021 berjumlah 2.213.606. 

Chairwoman A-B-I, Asih Karnengsih, menyampaikan: “Selain peningkatan tersebut, masyarakat Indonesia pun terlihat lebih aktif mencari informasi tentang cryptocurrency di media sosial, sehingga sosial media terkait crypto semakin banyak bermunculan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menciptakan startups baru sebagai ekosistem cryptocurrency.” 

Salah satu situs portal edukasi seputar cryptocurrency Coinvestasi.com telah aktif memberikan informasi dan edukasi terkait crypto sejak 2017 di media sosial Instagram @coinvestasi (instagram.com/coinvestasi) yang mengalami pertumbuhan pengikut 1,200% pada tahun 2021. 

Co-Founder Coinvestasi Steven Suhadi berkata bahwa “Kita sedang mengalami pergeseran generasi ke Milenial dan Gen Z, yang lebih paham teknologi dan terbuka pada inovasi baru, serta mencari transparansi pada level selanjutnya. Transparansi inilah yang dapat diperoleh di Bitcoin serta cryptocurrency dan tidak ada di aset lainnya.”

Sejalan dengan meningkatnya popularitas crypto di Indonesia mendorong pemerintah dan BAPPEBTI tengah merencanakan mengenai penetapan pajak crypto dan sedang melalui tahap diskusi dengan beberapa pelaku pasar seperti bursa hingga asosiasi. Dalam publikasi disebutkan jika pajak crypto di Indonesia direncanakan akan berada pada tarif 0,05%, pajak ini lebih rendah daripada saham yang dikenakan 0,1%. 

“Salah satu kekhawatiran yang muncul dari penetapan ini adalah kemungkinan berkurangnya pengguna bursa crypto lokal akibat merasa pajak dan biaya terlalu tinggi. Oleh karena itu perlu penetapan yang baik yang menguntungkan semua pihak terutama konsumen. Sehingga para pengguna tidak pindah ke bursa global atau luar negeri untuk mendapatkan biaya lebih rendah, “ Asih Karnengsih, Asosiasi Blockchain Indonesia, menambahkan. 

A-B-I berpendapat, rencana pemerintah Indonesia mengenai pajak crypto ini perlu jadi sorotan, artinya pemerintah menaruh perhatian lebih terhadap keberadaan bursa dan tentunya minat masyarakat terhadap aset crypto. Bukan hanya soal pajak, Indonesia pun dikabarkan terbuka pada kemungkinan membuat CBDC atau mata uang digital bank sentral. 

Penerbitan CBDC ini dilandasi oleh tiga pertimbangan, yaitu sebagai alat instrumen pembayaran yang sah di Indonesia, kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran dan untuk instrumen pembayaran berbasis teknologi. Namun perlu diingat jika CBDC di Indonesia ini akan membutuhkan waktu lama untuk terwujud, sebab dibutuhkan riset, sumber daya dan infrastruktur yang mumpuni agar mata uang digital bank sentral bisa berjalan optimal. Karenanya hingga saat ini belum ada waktu pasti kapan rencana ini bisa direalisasikan. 

A-B-I juga menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Indodax, crypto yang menjadi favorit hingga pertengahan tahun 2021 adalah Dogecoin yang berhasil mendapatkan total volume perdagangan hingga 33,5 triliun di 2021 dan disusul oleh Bitcoin dengan total 24 triliun dan Binance Coin 19 triliun. 

Kepopuleran Dogecoin ini tidak lepas dari Elon Musk yang diketahui terang-terangan mendukung aset crypto berlogo anjing shiba inu tersebut. Elon salah satu orang terkaya di dunia kerap kali mencuitkan sesuatu yang berhubungan dengan Dogecoin di akun twitternya, setiap ia memberikan informasi mengenai Dogecoin tidak lama aset ini pun naik. 

Harga Doge yang masih terbilang murah membuat para investor retail memborong aset ini dalam jumlah sangat banyak sehingga harganya pun bisa naik seiring dengan minat yang tinggi pada Doge.