Menko Polhukam : Banyak Negara Kagumi Pancasila Indonesia

Polhukam, Bandung – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa banyak negara lain yang mengagumi Pancasila di Indonesia. Hal itu berlandaskan karena Indonesia memiliki beragam suku, budaya dan bahasa.

“Pancasila dikagumi betul, di luar negeri dikagumi betul. Kok bisa gitu negara yang begitu luas, suku bangsanya ada 714, bahasanya ada 1000 lebih kok bisa bersatu? Pancasila,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto saat menjadi narasumber pada Kuliah Umum Stadium Generale KU-4078 di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).

Menko Polhukam menceritakan pengalamannya ketika dirinya masih berpangkat Kolonel. Saat itu, Menko sedang melaksanakan on the job training di Malaysia yang mempelajari sistem membangun angkatan perang di Inggris karena Indonesia menganut sistem versi Amerika.

Baca juga  Zalora Mengadakan Perayaan Belanja 11.11 Singles' Day

“Tapi saya tidak bisa belajar karena saya ditunjuk sebagai pelatih Pancasila. Jadi Malaysia belajar dengan kita tentang Pancasila sehingga dia kemudian muncul Pancasetya, jadi kita yang dulu. Maka kalau kita melupakan Pancasila, mengesampingkan Pancasila, itu tindakan yang sangat bodoh karena orang lain mengagumi tapi kita justru tidak melaksanakan,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Menko Polhukam mengatakan saat ditanya oleh wartawan mengenai pengibaran bendera yang bukan merah putih dan mengganti paham ideologi, ia menjawab boleh saja. Namun, hal itu jangan dilakukan di Indonesia.

“Saya jawab boleh, tidak ada masalah, tapi jangan di Indonesia, di sana di Kutub Utara atau Kutub Selatan saja, bikin ideologi lain, silahkan,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Baca juga  Perayaan HUT ke-72 Tentara Nasional Indonesia di Kamboja

Dalam kesempatan itu, Menko Polhukam kembali mengingatkan pentingnya persatuan. Menurutnya, hanya bangsa bersatulah yang bisa merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

“Tanpa bersatu maka tidak mungkin kita bisa mengusir penjajah, merdeka dan membangun bangsa ini, itu adalah kunci. Contoh Vietnam waktu perang saudara Utara dan Selatan, tidak bisa membangun, dan kemudian dinyatakan bersatu, dan sekarang kecepatan akselerasi untuk mengejar ketertinggalannya luar biasa, bersaing dengan Indonesia bahkan dalam berbagai hal,” kata Menko Polhukam Wiranto.

Namun banyak juga bangsa lain yang tidak bisa mempertahankan persatuan dan terpuruk, seperti Irak, Mesir, Suriah, Libya, karena tidak bisa bersatu. Oleh karena itu, Indonesia harus mencegah betul dan tugas Menko Polhukam untuk bagaimana menjaga persatuan ini.

Baca juga  Indonesia Berupaya Garap Pasar Nontradisional di Sudan

“Tapi tidak mungkin sendirian, saya tentu perlu kerja sama dengan berbagai komponen bangsa, termasuk utamanya dari para mahasiswa yang harus bekerja dengan saya untuk bagaimana kita mempersatukan ini, mengingatkan orang-orang yang khilaf, orang-orang yang tidak peduli kepada nasib bangsa ke depan,” kata Menko Polhukam Wiranto.