Kementerian PUPR Bangun Rumah Khusus Dan Rumah Susun Di Papua Barat

PAPUA BARAT — Kementerian PUPR membangun 50 unit rumah khusus bagi masyarakat yang terkena dampak pembangunan pemerintah di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Pembangunan Rusus tersebut dilaksanakan sejak tahun 2016 lalu dan memiliki fasilitas prasarana dan sarana umum yang lengkap sehingga masyarakat dapat tinggal dengan nyaman.

“Ada 50 rumah khusus yang kami bangun untuk masyarakat yang terkena dampak pembangunan pemerintah di Raja Ampat, Papua Barat,” ujar Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi AH saat meninjau rumah khusus di kampung Warsambi, Waisai, Kabupaten  Raja Ampat, beberapa waktu lalu.
Pembangunan 50 unit rumah khusus tipe 36 tersebut sudah dilengkapi dengan PSU dan dibangun dengan dana APBN Tahun anggaran 2016 senilai  Rp. 8.803.260.000 dan addendum Rp. 9.649.864.000 . Adapun penghuni rumah khusus tersebut sebagian besar  bekerja sebagai pencetak batu bata dan pekerja kayu.

Khalawi mengatakan, pembangunan rumah khusus ini bukan hanya dibangun di Papua Barat namun hampir di seluruh Provinsi di Indonesia. Sedangkan peruntukkan  rumah khusus adalah untuk pagawai-pegawai yang bekerja di wilayah perbatasan, nelayan, dan relokasi rumah yang terdampak bencana. “Kami menghimbau kepada Pemerintah Daerah jika rumah khusus jika sudah selesai  pembangunannya segera diserahterimakan dan harus segera dihuni  oleh masyarakat” terangnya.

Baca juga  Menuju Garis Akhir RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Sebagai informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Penyediaan Perumahan terus berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah yang sejahtera dan  layak huni melalui Program Satu Juta Rumah. Berbagai mekanisme penyediaan perumahan untuk MBR seperti  pembangunan rumah khusus, rumah susun, peningkatan kualitas rumah masyarakat lewat Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dan bantuan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) perumahan bersubsidi terus dilaksanakan guna mengurangi backlog perumahan yang terus meningkat.

Sementara itu, salah seorang warga penghuni Rusus, Sherly mengungkapkan, dia sudah tinggal selama tiga tahun di Rusus beserta suaminya dengan 3 anaknya. Dia sangat bersyukur dapat tinggal di Rusus karena memang belum memiliki rumah. “Saya merasa gembira mendapatkan rumah ini, sebelumnya saya hanya menumpang di rumah kakaknya. Penghasilan suami saya sebagai buruh pembuat batu bata hanya cukup buat makan sehari-hari,” tambahnya

Baca juga  Anjurkan Waspada, Pemprov Jabar Gerak Cepat Tangani Longsor

Dalam kunjungan kerjanya ke Papua Barat, Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi juga mengunjungi Rusunawa STKIP Muhammadiyah Sorong yang berada di Jalan  KH AHMAD DAHLAN Kel mariat pantai Distrik aimas Kabupaten Sorong Papua Barat.

Bangunan vertikal terdiri 3 lantai tipe 24 tersebut memiliki jumlah unit sebanyak 37 kamar senilai Rp 16 Milyar. Saat ini Rusunawa tersebut sudah dihuni sekitar 150 an mahasiswa per unit kamar dihuni 4 orang.
Khalawi juga sempat berdialog dengan mahasiswa bernama Andi dan Aisyah yang baru menghuni Rusun selama 3 bulan. Para mahasiswa tersebut merasa nyaman karena  ada petugas kebersihannya dan biaya sewanya lebih murah dari pada kos- kosan disekitar.

Khalawi berpesan kepada mahasiswa yang tinggal di Rusunawa tersebut agar bisa menjaga kebersihan dan belajar dengan baik. Apalagi dengan hunian seperti apartemen ini mahasiswa bisa belajar dengan baik dan nyaman. Dalam kunjungan tersebut Khalawi didampingi oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Papua Barat, P.M desyarmeda Killian,ST, PPK Rumah Susun  Amus Yanto Ijie ,Pihak Rektorat dan Kasubbag Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Suharlin.