Beri Dialog Kebangsaan di Universitas Brawijaya, Menpora: Mahasiswa Harus Implementasikan Nilai Sumpah Pemuda

Malang: Mengangkat tema “Sinergi Semangat Sumpah Pemuda, Resolusi Jihad dan Kebudayaan”, civitas akademika Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Senin (5/11), menggelar dialog kebangsaan, bertempat di Aula Widyaloka. Saat menjadi nara sumber, Menpora Imam Nahrawi menekankan bahwa nilai-nilai Sumpah Pemuda harus terus diimplementasikan oleh generasi muda kampus yang saat ini menjadi bagian dari generasi global milenial dunia.

Menpora menekankan kepada para mahasiswa sebagai generasi terdidik untuk menyadari bahwa ada sisi-sisi penting yang harus terus disadari dan dijadikan pondasi pengembangan dirinya. Diantaranya adalah usia emas pemuda, pemuda sebagai pelopor perubahan, dan pemuda sebagai pemimpin masa depan.”Generasi muda harus menjadi individu-individu hebat, melahirkan gagasan-gagasan besar, dan apa yang dihasilkan diimplementasikan ditengah masyarakat,” kata Menpora.

Baca juga  GotoMalls.com Berkolaborasi dengan Paypro Luncurkan Fitur Pembayaran e-Wallet Terintegrasi

Menengok jauh kebelakang, 90 tahun ikrar Sumpah Pemuda, yang kala itu anak muda bangsa ditengah situasi penjajahan Belanda bertekad bulat untuk Indonesia merdeka dengan menyatukan diri menanggalakan segala ego sektoral, primordial, dan lebel-lebel lain yang memisahkan. Diperlukan niat dan tekad sungguh-sungguh penuh keikhlasan untuk melakukan sesuatu saat ini dari para pemuda demi kemanfaatan besar di masa mendatang.

“Jika hari ini setelah 90 tahu yang lalu, kita dapat mengenang dan merasakan dasyatnya Sumpah Pemuda, apakah 90 tahun yang akan datang ada dari kita yang dapat dikenang anak cucu kita,” tanya Menpora yang pada kesempatan itu langsung pimpin pembacaan ikrar Sumpah Pemuda dari atas podium.

Baca juga  Galaxy Japan Festival 2023: Sebuah Pesta Budaya Jepang yang Mengagumkan

Sebagai kata kunci, masa depan bangsa terletak di pundak para pemuda yang didalamnya ada para mahasiswa. Yang terpenting, harus ada yang dikerjakan di hari ini yang dapat dirasakan manfaatnya pada hari-hari mendatang. Belajar di kampus saat ini, setidaknya melahirkan skripsi, tesis, desertasi, yang bisa dijadikan pedoman untuk para pemangku kepentingan.

“Contoh konkrit, saat saya menulis tesis S2 di Unpad, saya meneliti kebijakan Menpora yang kebetulan saya sendiri, tentang kebijakan pembekuan PSSI kala itu. Terjadi pertentangan batin, tetapi sebagai mahasiswa saya tetap obyektif, dan hasilnya banyak lahir regulasi turunan dari tesis itu untuk kebijakan-kebijakan bermanfaat di Kemenpora,” tambahnya.

Hadir pada acara tersebut Deputi Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdullah, Rektor UB Nuhfil Hanani AR, para narsum lain, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, dari FHUB Muchamad Ali Safa’at dan Forkompimda Malang.