Tim Gabungan Padamkan Kebakaran di Taman Nasional Gunung Rinjani

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa, 10 Oktober 2017. Tim gabungan, yang terdiri dari personel Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Koramil Sembalun, Polsek Sembalun, Tim Siaga Bencana Daerah Sembalun, Masyarakat Peduli Api (MPA), berhasil melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di zona pemanfaatan kawasan TNGR, Nusa Tenggara Barat (9/10/2017). Kebakaran yang terjadi di Bukit Telaga, Desa Sembalun Lawang ini, dilaporkan oleh masyarakat sekitar pukul 13.00 WIB, dan satu jam kemudian Tim mulai turun untuk melakukan pemadaman.

Kebakaran diduga karena aktivitas masyarakat yang membersihkan kebun dengan membakar, sehingga api menjalar ke kawasan TNGR. Vegetasi yang cukup kering dan topografi yang curam memicu api cepat merambat ke atas, dan saat ini (10/10/2017), kebakaran seluas ± 18 Ha tersebut sudah dapat ditangani.

Baca juga  ASN Kementerian Kesehatan Teruslah Melayani dengan Hati

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan mengungkapkan bahwa ancaman kebakaran hutan dan lahan terutama di kawasan konservasi perlu diwaspadai. “Para petugas harus selalu siap siaga melakukan antisipasi ketika terjadi kebakaran”, tegasnya.

Pemadaman juga dilakukan oleh Manggala Agni Daops Muara Teweh – Kalimantan Tengah, pada lahan sekitar 1 Ha, di Desa Pamait, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan. Pemadaman yang dilakukan oleh Manggala Agni (Gabungan Tim Patroli terpadu posko Pararapak dan Bambulung), personel TNI, anggota BPBD, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Kalhien ini, berhasil dipadamkan selama kurang lebih 2,5 jam.

Sementara itu, pantauan hotspot dari Posko Dalkarhutla KLHK (Senin, 9/10/2017) pukul 20.00 WIB, berdasarkan satelit NOAA terpantau 5 hotspot yang tersebar di Provinsi Jawa Timur 3 titik dan di Kalimantan Selatan 2 titik. Sedangkan Satelit TERRA AQUA memantau 12 hotspot yaitu di Nusa Tenggara Timur 9 titik, Sulawesi tengah 2 titik, dan Sulawesi Selatan 1 titik.

Baca juga  Menteri Airlangga: Program Santripreneur Sudah Diikuti Lebih 3000 Peserta

Hingga malam tadi (09/10/2017), berdasarkan Satelit NOAA untuk periode 1 Januari – 9 Oktober 2017 terdapat hotspot sebanyak 2.357 titik di seluruh Indonesia. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2016, jumlah hotspot tercatat sebanyak 3.499 titik. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.142 titik atau sebesar 32,63%.

Sementara, satelit TERRA-AQUA (NASA) confidence level ≥80% mencatat terdapat 1.839 hotspot. Jumlah ini menurun sebanyak 1.726 titik (48,41%), jika dibandingkan dengan tahun 2016 pada periode yang sama, yaitu sebanyak 3.565 titik.