Kemenhub Tempuh Langkah Strategis Perbaiki Sistem Pelayaran Di Danau Toba

SIMALUNGUN, Juli 2018 – Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi dan Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi melakukan acara tabur bunga sekaligus doa bersama keluarga korban Kapal Motor (KM) Sinar Bangun pada Kamis (5/7) siang. Kunjungan Menhub dan Dirjen Hubdat kali ini dilakukan di tengah Danau Toba yang diperkirakan sebagai lokasi tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun pada Senin (18/6) yang lalu beserta beberapa orang keluarga korban dengan menaiki kapal motor penyeberangan (KMP) SUMUT I.

“Kita doakan agar saudara yang mendahului kita tersebut mendapatkan tempat di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan khusnul khotimah. Kita doakan menjadi keluarga yang dapat kita tauladani. Oleh karenanya saya mengharapkan keluarga untuk tabah menghadapi dan ini sebagai cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa,” ucap Menhub kepada keluarga korban saat di atas kapal sebelum acara tabur bunga.

“Saya minta kepada seluruh unsur supaya jangan sampai terjadi lagi. Hari ini kita tepat kira-kira ada di posisi kapal tersebut mengalami musibah, marilah kita doakan agar almarhum dan almarhumah mendapat berkat di sisi Allah. Sekaligus sebagai tanda kita mengingat kelurga kita marilah kita menaburkan bunga,” kata Menhub sembari memimpin doa dan memulai penaburan bunga di tengah Danau Toba.

Baca juga  Lion Air Siap Menghubungkan Surabaya – Labuan Bajo – Surabaya dengan Kapasitas 6.804 Kursi Selama KTT ASEAN ke-42

Dalam kesempatan yang sama, Menhub mengusulkan agar pemerintah pusat ke depannya dapat melakukan pengawasan dengan mengutamakan keselamatan melalui pemenuhan syarat- syarat teknis. Salah satunya seperti yang disebutkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) agar menghilangkan dek atas pada kapal. Hingga saat ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub), menurut Menhub, masih terus melakukan proses evaluasi terhadap kapal- kapal di Danau Toba dan keamanan sarananya.

Menhub juga memastikan bahwa proses perbaikan dan kinerja tim ad hoc yang sedang berjalan masih efektif, “Saya bersama Kapolda, Kapolres dan Bupati memastikan bahwa proses perbaikan SOP (standard operating procedure/ prosedur operasi standar) dari Pelabuhan Tigaras sudah berlangsung. Proses pendidikan 100 orang calon pegawai di 35 pelabuhan (di Danau Toba) sudah dimulai dan sebentar lagi kami melakukan rampcheck terhadap 1 kapal, dengan demikian efektifitas tim ad hoc ini berjalan dengan baik.”

TIM AD HOC SOSIALISASIKAN KESELAMATAN

Menhub dan Dirjen Hubdat pun sempat melakukan rampcheck bagi satu kapal yang sedang berlabuh di dermaga Tigaras. Setelah itu, awak kapal juga mendapatkan life jacket. “Kami serahkan juga life jacket untuk nakhoda dan operator kapal di Danau Toba, mudah-mudahan dapat dipakai dan berikutnya dapat membangun kewaspadaan juga keselamatan yang lebih bagi Bapak,” ucap Dirjen Hubdat saat menyerahkan life jacket secara simbolis bagi 2 orang awak kapal di sekitar Danau Toba.

Baca juga  Bersiap Jelajahi LEWOLEBA – Surga Kecil di NTT Terbang Langsung dari KUPANG

Selain itu, setelah 11 hari bertugas secara resmi, Arif Mulyanto, Kasubdit Angkutan Penyeberangan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat yang juga ketua tim ad hoc dalam laporannya menyatakan bahwa tim ad hoc dibentuk untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam pelayanan angkutan sungai dan danau di Danau Toba. Arif menyatakan hal ini saat kunjungan Menhub dan Dirjen Hubdat ke Dermaga Tigaras, Simalungun. “Kami bekerja (secara efektif) mulai 25 Juni sampai dengan 25 Juli mendatang. Kondisi sistem transportasi angkutan danau saat ini yang dapat kami laporkan terdapat potensi dari operator, pemerintah, dan masyarakat yang harus terpadu,” jelas Arif dalam acara kunjungan tersebut.

Arif juga melaporkan bahwa trayek angkutan eksisting saat ini berjumlah 43 trayek dengan jumlah pelabuhan 36 lokasi dan jumlah kapal sebanyak 215 unit. “Menurut kami ini punya potensi rawan, maka pemerintah daerah atau yang mengelola pelabuhan juga harus mengontrol karena banyak sekali akses terbuka sehingga sering tidak terkontrol baik muatan maupun penumpangnya,” kata Arif sembari memberikan laporan di pelabuhan Balige sebagai salah satu contoh trayek angkutan di Danau Toba. Pelabuhan Balige sendiri merupakan salah satu pelabuhan yang paling sering disinggahi kapal di daerah Danau Toba.

Baca juga  Kado Gubernur di May Day Anak Buruh Tidak Mampu Dapat Kuota Khusus 5 Persen Masuk SMA/SMK Negeri di Jawa Timur

Tim ad hoc hingga hari ini masih aktif melakukan sosialisasi keselamatan dan juga rampcheck kapal. Sosialisasi keselamatan tersebut dilakukan dengan sosialisasi pencatatan manifest serta kampanye keselamatan mengenai hal- hal apa saja yang harus dilakukan maupun yang dilarang saat melakukan pelayaran di Danau Toba.

Saat ini beberapa masalah dari hasil temuan tim rampcheck yaitu kondisi pelabuhan yang tidak layak dan minim fasilitas sehingga belum memenuhi standar. Sementara kondisi kapal banyak yang masih beroperasi walau tak membawa dokumen lengkap yang dipersyaratkan serta nakhoda ada yang belum memiliki sertifikat kecakapan.

Dari data yang dilaporkan oleh Arif, ada sebanyak 215 unit kapal dan telah dilakukan rampcheck kepada 154 unit atau sekitar 72% kapal per Rabu (4/7) kemarin. Secara umum dari hasil rampcheck didapati bahwa pemenuhan aspek keselamatan dan pelayanan kapal masih kurang memenuhi standar.