Pemerintah Salurkan KUR untuk Peternak di Tasikmalaya

Tasikmalaya – Pemerintah kembali melakukan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk 632 debitur di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Penyaluran ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan akses pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Pemerintah mendorong sinergi pondok pesantren dengan program pembiayaan kredit usaha supaya dapat memperkuat perekonomian Indonesia,” kata Presiden di Pondok Pesantren Miftahul Huda Desa Kalimanggis, Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/2).

 

Menurut Presiden, pemerintah telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 34,3 miliar untuk kurang lebih 632 debitur yang mendapat bantuan KUR Ketahanan Pangan dan Aksi Ekonomi Untuk Rakyat ini.

“Ponpes memiliki potensi besar sebagai pusat pengembangan ekonomi umat agar semakin mandiri. Sedangkan KUR telah menjadi perhatian saya diawal 2018. Bunga KUR juga diturunkan sampai 7 persen dimana pada tahun 2017 mencapai 9 persen,” kata Presiden dalam sesi silaturahmi bersama para petani, peternak, serta santri millenial.

Presiden berharap, para petani dan peternak dapat memanfaatkan KUR ini secara optimal, sehingga mampu menjalankan usaha sendiri dan tidak perlu mengandalkan lapangan kerja dari pabrik atau mencari pekerjaan ke kota.

Baca juga  64 Busana dari 32 Desainer, Gelar Cipta Karya Busana 2023: Mengagumkan dengan Tema Wonders Of The World

 

“Semoga KUR ini dapat dimanfaatkan dengan baik supaya ekonominya juga meningkat. Dengan KUR, masyarakat dapat melakukan wirausaha, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan membangun desa,” katanya.

Sementara itu, terkait pembiayaan program ini, pemerintah juga telah membuat program Bank wakaf mikro yang didirikan untuk pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia.

“Maksimal pembiayaan 8 milyar dan sudah berjalan 2 tuhun ini. Selain itu, kita minta Balai Latihan Kerja (BLK) komunitas di pondok pesantren agar mendapat latihan ketrampilan, seperti bertani, beternak, menjahit, teknologi informatika dan lain-lain,” katanya.

 

Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution, mengatakan program ini merupakan perluasan jenis KUR yang dulu hanya dapat diakses oleh pedagang. Berbeda dengan dulu, saat ini program KUR dapat diakses langsung oleh para petani dan peternak.

“Ini menunjukkan keberpihakan Pemerintah kepada rakyat terutama UMKM. Saya juga telah meminta semua bank penyalur KUR supaya mempermudah penyaluran kepada masyarakat,” ujaranya.

Kemenko Perekonomian, kata Darmin, akan terus mendorong sektor pertanian, peternakan, dan industri kecil agar terus berproduksi. Bahkan, jika program ini mampu disinergikan dengan e-comerce, menurut Darmin hasilnya akan lebih optimal dan memuaskan.

Baca juga  Unbroken - Motivational Video

“Termasuk dalam pengembangan usaha petani terkait perlunya penetapan standar dan penentuan grade, sehingga harganya akan lebih tinggi. Untuk itu petani harusnya berkelompok dan melakukan kerjasama alias jangan sendiri-sendiri,” tukasnya.

 

Sekedar diketahui, sejak 2015 hingga 2018 program KUR tercatat sudah dinikmati oleh 687,897 debitur dengan total plafon sebesar Rp14,4 triliun. Untuk tahun 2019 pemerintah telah menargetkan 25,3 Triliun untuk 1,1 juta petani dan peternak. Sedangkan 19,7 triliun digunakan untuk 905 ribu petani dan 5,6 triliun digunakan untuk 240 ribu peternak.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita yang hadir mewakili Menteri Pertanian, menambahkan program KUR ini nantinya akan memiliki sistem kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster.

“Tentu dengan menggunakan mitra usaha baik penjamin pasar (off taker) maupun penjamin kredit (avalis), terutama untuk peternakan sapi dan ternak perah,” katanya.

Baca juga  Kemenparekraf Hadirkan Misbar Jadi Ruang Kreatif Komunitas di Purbalingga Jateng

Sedangkan untuk KUR peternakan, nantinya dapat dimanfaatkan untuk komoditas peternakan rakyat baik pembibitan dan budidaya unggas seperrti sapi, domba dan kambing yang terintegrasi dengan pertanian, perkebunan dan peternakan.

 

“Dan realisasi KUR sub sektor peternakan ini nilainya lebih tinggi dibandingkan Realisasi KUR Sektor Perikanan dan Sektor Konstruksi, dimana pada tahun 2018 nilainya mencapai 5,06 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 222.264,” katanya.

Adapun dalam rangkaian acara ini turut dihadiri Pemda Provinsi Jawa Barat, Pemda Kabupaten Tasikmalaya, Perbankan dan Asosiasi terkait, serta masyarakat (petani/peternak). Dalam acara ini terdapat 3 peternak yang menerima bantuan KUR, ketiganya masing-masing Dian Wiraadiguna peternak ayam petelur dari Kabupaten Tasikmalaya yang memperoleh KUR sebanyak 500 juta, Nani Sumarni peternak ayam petelur Kabupsten Tasikmalaya sebesar 15 juta dan Supriyanto peternak domba Kabupaten Cismis sebanyak 50 juta.