Kilas Balik 2017: Melihat Kebiasaan Belanja Online Konsumen Indonesia dan Prediksi Tahun 2018

JAKARTA, 20 Februari 2018 – Sepanjang tahun 2017, perkembangan teknologi, terutama yang menyangkut e-commerce, semakin berkembang pesat. Di Indonesia sebagai contohnya, minat masyarakat untuk berbelanja online mulai meningkat dan angkanya terus naik.

Sebagai Mesin Pencari Belanja dan Platform Pembanding Harga Produk (Shopping Search Engine and Price Comparison Platform), yang beroperasi di Indonesia, Priceza.co.id telah mengumpulkan data tentang kebiasaan belanja online konsumen Indonesia yang dirangkum dari tanggal 1 Januari hingga 31 Desember 2017, dan temuan informasi yang didapat cukup menarik.

Berdasarkan data Ecommerce IQ, dari jumlah total populasi di Indonesia, sebanyak 24,74 juta (19%) adalah pembelanja online. Sementara untuk data yang dihimpun oleh Priceza, terdapat sekitar 4,5 juta lebih kunjungan dan pengguna aktif Priceza.co.id setiap bulannya. Data ini menunjukkan bahwa minat masyarakat Indonesia untuk berbelanja online cukup besar.

Pakaian dan perlengkapan fashion adalah kategori paling populer di Indonesia sepanjang tahun 2017, dengan jumlah 27% dari total klik yang masuk. Jumlah ini diikuti oleh kategori otomotif (16%) dan smartphone (12%). Sementara bila dilihat dari jenis kelaminnya, konsumen wanita memiliki persentase lebih sedikit, yaitu 35.5% dan konsumen pria sebanyak 64.5%.

Baca juga  Summarecon Bekasi Gandeng Sumitomo Forestry Hadirkan Cluster Baru

Dari tiga kategori terpopuler tersebut, ada pola belanja yang bisa diketahui. Konsumen Indonesia biasanya mengunjungi situs dan aplikasi Priceza untuk mencari produk atau merek tertentu dan mereka tidak langsung menuju toko online untuk membeli, melainkan membandingkannya dengan produk sejenis, atau merek lain terlebih dahulu.

Konsumen Indonesia banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kebiasaan membanding-bandingkan harga dan produk sebelum memutuskan untuk membeli. Berdasarkan data Priceza, jumlah rata-rata uang yang dihabiskan oleh konsumen dalam sekali transaksi online adalah Rp 820.000.

Selain itu, CEO dan Co-Founder Priceza Group, Thanawat Malabuppha menngatakan, “Tren e-commerce di tahun 2018 ini akan mengarah ke User Generated Content (UGC), yang sedikit banyak juga berkaitan dengan kebiasaan konsumen Indonesia yang senang membanding-bandingkan tersebut. Contohnya, membaca ulasan (review) atau testimonial dari pengguna nyata yang kemudian mempengaruhi keputusan membeli.”

Baca juga  Mengungkap Potensi UMKM Surabaya di Gebyar Lokal 2024

Data Priceza menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2017, terdapat berbagai ulasan produk yang dibuat oleh pengguna. Ulasan ini dibuat berdasarkan pengalaman mereka selama menggunakan produk yang telah dibeli tersebut. Dari sini, akan timbul rasa percaya dari calon konsumen yang berakhir dengan pembelian. Berdasarkan A/B test yang dilakukan, produk dengan ulasan, memiliki jumlah click through rate (CTR) lebih tinggi (57%) dibandingkan dengan produk yang sama tanpa ulasan.

Melihat kenyataan ini, Priceza memprediksikan bahwa jumlah pembelanja online di Indonesia tidak akan menunjukkan penurunan dalam waktu dekat ini, malah peluang untuk melewati jumlah di tahun 2017 sangat mungkin terjadi.

Bukti konkret lainnya bisa dilihat melalui ajang Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2017 lalu yang menurut CMO Lazada Indonesia, sekaligus ketua panitia, Achmad Alkatiri, berhasil melampaui 64% dari target.

Priceza, sebagai mesin pencari belanja (Shopping Search Engine), berencana untuk mengembangkan Big Data guna memenuhi kebutuhan penggunannya, sekaligus menciptakan pengalaman berbelanja online yang memuaskan, melalui pencarian dan perbandingan produk dan harga yang mudah.

Baca juga  Asephi Promosikan Produk Kerajinan Di Mall

Selain itu, pengembangan database juga menjadi penting untuk memberikan laporan seakurat mungkin kepada toko-toko online dan partner. Hal ini akan dapat menciptakan ekosistem e-commerce yang adil, baik untuk pembeli dan penjual.

Tentang Priceza

Priceza adalah mesin pencari belanja (shopping search engine) dan platform pembanding harga (price comparison) yang berdiri sejak tahun 2010 (di Thailand). Priceza Indonesia berdiri pada tahun 2013 dengan jumlah kunjungan hampir 4 juta pengguna setiap bulannya.

Selain di Thailand dan Indonesia, Priceza juga beroperasi di 4 (empat) negara Asia Tenggaralainnya, yaitu Malaysia, Singapura, Filipina dan Vietnam. Priceza membantu jutaan pembelanja online dalam mengakses informasi untuk membuat keputusan belanja yang cerdas, dan menghubungkan ribuan toko online dengan pembelinya.