
Jakarta, 2 Juni 2025 – Setiap bulan Juni, beberapa negara di dunia memperingati Men’s Mental Health Awareness Month, sebuah kampanye global untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental pria. Di tengah masyarakat yang sering kali mengharapkan pria untuk “kuat” dan menyembunyikan emosi, inisiatif ini bertujuan mendobrak stigma, mendorong pria mencari bantuan, dan mempromosikan kesejahteraan mental. Pada Juni 2025, peringatan ini menjadi semakin relevan mengingat tantangan modern seperti tekanan media sosial, beban ekonomi, dan ekspektasi maskulinitas yang kaku, yang kerap memperburuk kesehatan mental pria.
Kampanye ini berakar dari Men’s Health Month, yang dirayakan setiap Juni, dengan fokus lebih luas pada kesehatan fisik dan mental pria. Men’s Mental Health Awareness Month secara khusus menyoroti isu seperti depresi, kecemasan, dan tingkat bunuh diri yang tinggi di kalangan pria. Data dari American Foundation for Suicide Prevention menunjukkan bahwa pria di Amerika Serikat hampir empat kali lebih mungkin meninggal akibat bunuh diri dibandingkan wanita. Sementara itu, survei global menunjukkan bahwa 40% pria enggan mencari bantuan profesional bahkan ketika mereka mengalami pikiran untuk bunuh diri, sering kali karena stigma budaya yang menganggap meminta bantuan sebagai “kelemahan”.
Di Indonesia, meskipun peringatan ini belum diadopsi secara resmi oleh pemerintah, komunitas kesehatan mental dan organisasi masyarakat sipil turut berpartisipasi melalui media sosial dan acara lokal. Pada 2 Juni 2025, berbagai unggahan di media sosial menunjukkan antusiasme masyarakat Indonesia dalam mendukung kampanye ini, dengan ajakan untuk “memeriksa kesehatan mental pria di sekitar kita” dan berbagi sumber daya seperti layanan konseling.
Peringatan ini juga bertepatan dengan Men’s Health Week (9-15 Juni 2025), yang diakhiri dengan Hari Ayah, menekankan pentingnya kesehatan pria sebagai isu keluarga. Kegiatan seperti lari amal, lokakarya kesehatan mental, dan kampanye simbolik dengan pita hijau menjadi cara populer untuk memperingatinya. Namun, tantangan terbesar tetap ada: banyak pria, termasuk di Indonesia, masih merasa malu untuk membicarakan perjuangan mereka. Oleh karena itu, Men’s Mental Health Awareness Month 2025 menjadi panggilan untuk kita semua—keluarga, teman, dan komunitas—untuk mendengarkan, mendukung, dan menciptakan ruang aman bagi pria untuk jujur tentang perasaan mereka.
Mari manfaatkan Juni ini untuk memulai percakapan terbuka. Apa yang bisa Anda lakukan untuk mendukung pria di sekitar Anda? Bagikan ide Anda di kolom komentar!