Surabaya (31 Oktober 2017) – Kementerian Sosial punya cara unik untuk terus menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta tanah air generasi muda. Sebanyak 400 pelajar SMA dan sederajat serta para santri berbagai pondok pesantren di Jawa Timur diajak untuk berlayar melintasi Perairan Suramadu (Surabaya-Madura) menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) dr. Soeharso 990. Perjalanan dilakukan sejak Senin (30/10) hingga Rabu (1/11) dengan menempuh rute Tanjung Perak–Pelabuhan Kamal Madura–Bhakti Sosial di Bangkalan–Tanjung Perak.
“Mengajak generasi milenial untuk tetap tersambung dengan para pahlawan bangsa memerlukan strategi jitu. Maka untuk memberikan wawasan kebangsaan dan penanaman nilai-nilai kepahlawanan dan kejuangan, tidak cukup melalui seminar atau dialog. Berikan mereka pengalaman baru dan berbeda. Biarkan mereka meresapi makna mendalam Hari Pahlawan dengan cara kekinian,” kata Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Hartono Laras.
Salah satu upanyanya, lanjut Hartono, adalah kegiatan Jelajah Kapal Kepahlawanan yang baru tahun ini diselenggarakan. Dalam kegiatan yang bekerja sama dengan TNI AL ini, Surabaya dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan karena Surabaya merupakan Kota Pahlawan tempat di mana pertempuran 10 November terjadi.
“Mereka juga kami ajak untuk berbagi dengan masyarakat yakni bakti sosial di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Ada pembagian sembako, pakaian layak pakai, kaki palsu, kursi roda, pengobatan massal,” kata Dirjen Dayasos.
Selama perjalanan, peserta akan mendapatkan berbagai pengetahuan seperti wawasan kebangsaan, bela negara, sejarah KRI dr. Soeharso 990 dan renungan kebangsaan.
Rombongan dilepas oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Harry Soeratin. Sementara Mensos akan bergabung bersama anak-anak muda ini pada Selasa malam.
“Penting bagi generasi milenial di zaman now memiliki kecintaan tanah air, memiliki etos bekerja sungguh-sungguh dan kerelaan untuk berkorban. Seperti yang telah dilakukan pada para pahlawan,” ujar Hartono kepada peserta mengawali kegiatan di atas geladak kapal.
Jaya di Laut
Lalu mengapa harus di KRI dan mengapa harus berlayar? Hartono mengatakan Indonesia adalah negara maritim dan negara kepulauan yang terdiri dari 17 ribu pulau dan sangat kaya terhadap kekayaan laut.
“Oleh karena itu kita wajib menjaga kekayaan maritim dan kedaulatan bangsa sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah, pencemaran laut, dan sebagainya. Ini juga tugas para generasi muda untuk memelihara laut beserta isinya,” kata Mensos.
Selain itu, lanjutnya, rasa memiliki dan kebanggaan sebagai bangsa pelaut tidak boleh dilupakan generasi masa depan. Maka sangat penting menumbuhkan rasa kebangsaan di kalangan generasi muda agar mereka memiliki pemahaman dan lebih mengenal sejarah perjuangan bangsanya. Dengan demikian mereka tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa, serta tergerak hatinya untuk mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
“Maka saya tekankan bahwa penanaman cinta kepada nusantara dan kebaharian harus betul-betul mereka resapi,” katanya.
Sementara itu Komandan KRI dr. Soeharso 990 Letkol Laut Alfred mengungkapkan kegiatan semacam ini perlu dilakukan sesering mungkin.
“Ini adalah upaya mempertebal nasionalisme. Generasi muda adalah ujung tombak. Mereka yg akan menjadi pemimpin masa depan. Saya sepakat acara semacam ini terus dilaksanakan dan bisa menjangkau lebih banyak anak-anak muda,” katanya.
Seorang peserta dari SMK Bahrul Ulum, Surabaya, Mohammad Erlangga mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. Laki-laki yang bertugas mengibarkan bendera merah putih saat prosesi pelepasan peserta Jelajah Kapal Kepahlawanan ini mendapatkan wawasan baru di bidang maritim dan bela negara.
“Senang pastinya. Bertemu banyak teman baru. Di sini saya juga belajar disiplin dan menghargai waktu, serta berkesempatan berlayar dengan kapal milik TNI AL. Ini sungguh pengalaman luar biasa,” ujar Erlangga.