Prof. Diena M. Lemy di Kukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen Jasa Kepariwisataan UPH

Tangerang, 21 Oktober 2021 – Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pelita Harapan (UPH),  Prof. Dr. Diena Mutiara Lemy, A. Par., M.M., CHE., dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu  Manajemen Jasa Kepariwisataan pada Kamis, 21 Oktober 2021, berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) tertanggal 1 Juli 2021. Ilmu Pariwisata sendiri baru diakui sebagai ilmu  mandiri di Indonesia pada tahun 2008 dan saat ini bidang Pariwisata memiliki tiga Guru Besar,  dimana Prof. Diena merupakan Guru Besar Ilmu Pariwisata ketiga yang ada di Indonesia. 

Pada acara pengukuhan, Prof. Diena menyampaikan orasi ilmiah dengan topik “Akselerasi  Keberlanjutan Lingkungan Pada Desa Wisata Melalui Pendekatan Kearifan Lokal Dan  Transformasi Digital”. Ia mendorong para pengelola desa wisata untuk menerapkan  pendekatan kearifan lokal dan transformasi digital dengan standar dan kriteria keberlanjutan  lingkungan untuk mempertahankan budaya dan lingkungan yang tetap asri. 

Read More

“Sekarang ini, masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan menjadi isu yang sangat  mendesak, artinya laporan mengenai kerusakan alam di dunia sudah menunjukkan keparahan  yang harus take action segera. Pariwisata merupakan bidang yang kontribusinya tinggi  terhadap kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu, pariwisata harus bertanggung jawab, salah  satu caranya adalah menyediakan pariwisata yang low carbon,” seperti ditekankan oleh Prof.  Diena. 

Selanjutnya, Prof. Diena menuturkan, salah satu gerbang yang dapat menjadi titik awal  Indonesia untuk menuju pariwisata berkelanjutan adalah desa wisata. Wisatawan yang datang  berkunjung termasuk penduduk setempat desa wisata diajarkan untuk menerapkan pariwisata  yang ramah lingkungan. Ada dua hal yang dapat mempercepat implementasi keberlanjutan  desa wisata yaitu berfokus pada kearifan lokal dan transformasi digital. 

“Kearifan lokal desa wisata digunakan sebagai pendekatan utama yang pada penerapannya  dielaborasi ke dalam beberapa atribut yaitu: budaya, adat, kepercayaan, kebiasaan, moral dan etika. Berbagai atribut ini dapat menghasilkan suatu nilai (value creation) bagi desa wisata tersebut terkait keberlanjutan lingkungan. Value creation yang dimaksud adalah bagaimana kearifan lokal yang ada dipetakan terhadap standar keberlanjutan yang bersifat universal sehingga lebih mudah dipahami oleh para pemangku kepentingan desa wisata. Transformasi  

digital adalah platform yang diciptakan untuk menuangkan kearifan lokal, sebagai dasar  kehidupan yang berlaku di desa wisata, sehingga semua atribut pada kearifan lokal  terdokumentasi secara digital, sehingga dapat diakses dengan mudah oleh publik, dan dapat

meningkatkan ketertarikan yang lebih luas bagi wisatawan dan para pemangku kepentingan  desa wisata,” jelas Prof. Diena. 

Tantangan besar untuk mewujudkan konsep keberlanjutan melalui kearifan lokal dan  transformasi digital, adalah bagaimana mewujudkan dan mengakselerasi konsep tersebut,  dengan melibatkan semua pemangku kepentingan desa wisata. Keterbatasan teknologi di desa  wisata dan sumber daya manusia yang memiliki kecakapan Teknologi, merupakan 2 faktor  utama yang harus mendapatkan perhatian khusus agar proses akselerasi konsep keberlanjutan  dapat diwujudkan. “Berpikir maju dan jangan berhenti sebelum mencoba hanya karena adanya  tantangan yang banyak”, ditekankan dan diingatkan lebih lanjut oleh Prof. Diena.  

“Harapan saya, apa yang telah menjadi buah penelitian saya ini dapat bermanfaat bagi  masyarakat umum, pemerintah, akademisi, kalangan bisnis, dan pastinya seluruh pelaku  pariwisata. Model keberlanjutan desa wisata yang saya usulkan ini tentunya masih harus diuji  dan diturunkan dalam bentuk-bentuk yang lebih kongkrit. Banyaknya tantangan yang akan  dihadapi dalam membangun desa wisata berkelanjutan mengindikasikan pentingnya hal ini  untuk segera dilakukan. Beralih ke platform digital bukanlah sebuah pilihan, melainkan suatu  keharusan dan bahkan tidak bisa ditunda lagi. Teknologi akan membantu tata kelola desa  wisata secara lebih efektif dan efisien dalam waktu yang lebih cepat,” ucap Prof. Diena. 

Pengukuhan Prof. Diena M. Lemy sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Pariwisata menjadi  kebanggaan tersendiri bagi UPH. Selain itu, dengan adanya penambahan Guru Besar Ilmu  Pariwisata menunjukkan perkembangan keilmuan pendidikan pariwisata yang semakin luas.

Related posts

Leave a Reply