Pada tanggal 15 Agusuts 2019, Universitas Pelita Harapan (UPH) menerima kedatangan 6 pengungsi Afghanistan yang akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dalam program EPP (English Pathway Program) di UPH.
Keenam pengungsi ini terdiri dari dua laki-laki dan empat perempuan, berusia antara 15-23 tahun. Mereka telah melewati proses seleksi UPH dan akan mengikuti program EPP yaitu pendidikan Bahasa Inggris selama satu tahun, untuk persiapan memasuki pendidikan lanjut di perguruan tinggi.
Proses serahterima keenam pengungsi ini dilakukan secara resmi dari pihak Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nation High Commissioner for Refugess/UNHCR) yang diwakili oleh Petugas Perlindungan Senior, Julia Zaykowski, kepada Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH), James T. Riady, di Gedung HOPE, kampus UPH, Tangerang, pada Kamis 15 Agustus 2019.
James T. Riady menjelaskan bahwa program sosial ini merupakan bagian dari misi UPH untuk menjangkau masyarakat dan kelompok-kelompok yang ada di Indonesia, terutama kelompok masyarakat yang berkebutuhan. Bantuan ini secara khusus ditujukan untuk memberi kesempatan bagi para pengungsi selama penantian di Jakarta untuk dapat dipulangkan ke negara asalnya.
“Kita mencoba membantu seluruh komunitas yang membutuhkan, baik di pedalaman Indonesia maupun di komunitas-komunitas lainnya, seperti komunitas pengungsi ini,” jelasnya pada acara penyambutan.
Beberapa dari pengungsi ini sudah tinggal di Indonesia selama tiga atau empat tahun, tetapi tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk bekerja atau belajar secara formal. Diharapkan program ini dapat membuka jalan bagi para pengungsi untuk dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan mewujudkan cita-cita mereka. Ketika ditanya perihal cita-cita, kenam pemuda Afghanistan ini mengatakan ingin menjadi dokter, pebisnis, politisi dan bekerja di bidang pendidikan.
Selain dibantu secara akademik, UPH juga menjamin akomodasi berupa tempat tinggal dan makan. Keenam pengungsi ini akan tinggal di asrama kampus UPH, dimana mereka masing-masing memiliki mentor – mahasiswa UPH yang akan membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Menurut Mr. Stephen Metcalfe, MA., Executive Director of MYC Residence Life UPH, para siswa ini tidak hanya mendapatkan pendidikan bahasa, melainkan juga memiliki kesempatan untuk bertumbuh dalam berbagai aspek, seperti kepercayaan diri, memperluas wawasan, dan berelasi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang.
Dalam kesempatan tersebut, Julia Zaykowski, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas inisiatif kerjasama yang dicetuskan oleh UPH.
“UNHCR sangat senang dan mengapresiasi dukungan UPH bagi pekerjaan kami dalam bidang pendidikan. Ini sangatlah berharga dan akan sangat berguna bagi keenam pemuda ini, serta akan menumbuhkan harapan dan dorongan positif bagi komunitas pengungsi,” katanya.
Sementara, Dejan Micevski, Senior Programme Coordinator at International Organization of Migration, yang turut menyaksikan peristiwa ini berharap kerjasama ini dapat memberikan manfaat bagi para pengungsi dan dapat menjadi awal dari kerjasama yang lebih bermanfaat, baik bagi para pengungsi maupun bagi UPH.
UNHCR merupakan program yang dirintis oleh United Nations dengan mandat untuk melindungi para pengungsi, kelompok-kelompok masyarakat yang dipindah secara paksa, dan orang-orang tanpa kewarganegaraan, serta membantu proses pemulangan sukarela, integrasi lokal, atau resettlement di negara ketiga.
UPH merupakan universitas swasta terkemuka dan komprehensif, dengan 68 program studi, memiliki lebih dari 20.000 mahasiswa yang berasal lebih dari 30 negara.
Malindo Air, Greenhouse, Logitech, Lion Air Group, UPH, Vivo, Aston Denpasar Hotel, Central Park – Neo Soho Mall, Pasar idEa, BNI Syariah, The Papandayan Hotel, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Inspirational Video, Motivational Video