“STEI Tazkia Berkomitmen Terbaik dalam Proses Akreditasi, Incar Akreditasi Global pada 2025”

Bogor, 11/12/2018. Kampus pelopor ekonomi Islam, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia pada tahun ini memasuki tahun visitasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Visitasi terbanyak bagi kampus yang berlokasi di Sentul City ini. Dimulai dengan proses akreditasi Program Studi Bisnis Manajemen Islam pada Juli lalu, disusul dengan visitasi ahli status dari sekolah tinggi menjadi institut pada Agustus 2018.

 

Kemudian pada 4-6 Desember 2018, yang lalu telah diadakan visitasi untuk akreditasi ulang Program Studi Ekonomi Islam. Pada 10-11 Desember 2018, baru saja berlangsung akreditasi institusi.

Hasil dari seluruh visitasi tersebut adalah, semua program studi sudah terakreditasi B (Baik), dan satu di antaranya, yaitu Program Studi Akuntansi Syariah berpredikat Akreditasi A (Sangat Baik).

Ketua STEI Tazkia, Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc menyatakan bahwa pihaknya bersyukur atas perolehan akreditasi tahun ini. Ini menunjukkan keseriusan pihaknya. “Dengan tekad memastikan kualitas pendidikan, kampus Tazkia selalu serius dalam menjalankan proses akreditasi”, kata Murniati menjelaskan.

Baca juga  Nikmati Kuliner Khas Nusantara Bersama Santika Hotel “LOVE TO EAT”

 

Namun masih perlu ditingkatkan ke level internasional. “Sesuai dengan visi-misi Kampus Tazkia, akreditasi nasional perlu ditingkatkan menjadi akreditasi internasional karena pada tahun 2025, Kampus Tazkia berazam ingin menjadi rujukan global” kata Murniati menambahkan.

Cita-cita ini juga tak terlepas dari mulai banyaknya pengajar dan mahasiswa STEI Tazkia yang meraih prestasi nasional dan internasional. Salah satunya yang terbaru adalah keikutsertaan delapan dosen senior STEI Tazkia mengikuti the 6th ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance (the 6th AICIF) yang diadakan oleh International Council of Islamic Finance Educators (ICIFE) di Manila, Filipina pada 14-15 November 2018. Baca juga: Dosen tazkia Go Asean

Di level lokal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menggandeng Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) STEI Tazkia, untuk kajian inovasi produk perbankan syariah. Kajian yang dilakukan pada Mei – November 2018 ini merekomendasikan 10 model bisnis baru untuk perbankan syariah Indonesia. Model bisnis baru ini akan menghasilkan produk akan dinamakan Shariah Restricted Intermediaries Account (SRIA). Baca juga: 10 Model Bisnis Baru Perbankan Syariah

Baca juga  Bank DBS Indonesia Memperingati HUT ke-34 dengan Fokus pada Inovasi Berdampak untuk Meningkatkan Kemudahan Nasabah "Live more, Bank less"

Sementara, Wakil Ketua Bidang Akademik STEI Tazkia, Andang Heryahya, Mpd., Mpdi., yang juga bertanggung jawab atas proses akreditasi di STEI Tazkia menambahkan, “Kami semua berharap hasil dari proses akreditasi ini akan memberikan nilai terbaik untuk kampus kami, tentu saja kami berharap nilainya A”.

 

Menuju Pendidikan Ekonomi Syariah Terlengkap

Selama 18 tahun ini Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia menawarkan program ekonomi syariah yang dimulai dengan pengkhususan mencetak ahli perbankan dan keuangan syariah.

Seiringnya waktu, STEI Tazkia juga menawarkan program studi hukum ekonomi syariah, keuangan mikro syariah dan pendidikan ekonomi syariah.

Banyak kelebihan yang dimiliki STEI Tazkia dari segi Tridharma pendidikan dimulai dari kualitas dosen pengajar, sistem pengajaran yang sudah mengarah ke kurikulum internasional, penelitian dan publikasi di jurnal nasional dan internasional, pengabdian masyarakat baik di sekitar lingkungan kampus hibgga ke mancanegara.

Baca juga  RUU TPKS Harus Lindungi Seluruh Anak Bangsa

Namun kekurangannya masih juga ada yaitu belum adanya dosen berstatus guru besar yang dinobatkan oleh kampus Tazkia, terbatasnya dosen yang menguasai ilmu ekonomi dan pengetahuan fiqh yang kuat serta terbatasnya lahan kampus untuk asrama mahasiswa.

“Kami berterima kasih atas dukungan dari segenap stakeholders baik itu dari internal yayasan, orangtua mahasiswa, alumni, para mitra dan pengguna alumni di dalam maupun luar negeri, badan otoritas negara serta pemerintah daerah yang senantiasa mendukung program-program Tazkia” kata Murniati menutup.