Jakarta, 12 Desember 2018 — Squline sebagai pelopor platform pembelajaran secara daring (online) kini bekerja sama dengan Lembaga Bahasa Internasional Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (LBI FIB UI) untuk membuka kelas bahasa Indonesia secara daring.
Saat ini tingkat ASEAN, pengguna bahasa Indonesia hampir mencapai 60% dan sudah banyak dipelajari untuk kepentingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah TKA di Indonesia juga meningkat, dari tahun 2015-2017 berturut-turut adalah 77.149, 80.375, dan 85.947 orang. Artinya, dari tahun 2015 ke 2016 terjadi peningkatan jumlah TKA di Indonesia sebesar 4,18%. Dari tahun 2016 ke 2017 mengalami kenaikan sebesar 6,93%. Sehingga, dari tahun 2015 sampai akhir 2017 peningkatan jumlah TKA yang masuk ke Indonesia mencapai 11,40%. Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia kini didominasi oleh ekspatriat dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan negara lainnya.
Hal ini membuat bahasa Indonesia menjadi sangat penting bagi ekspatriat yang tinggal di Indonesia. Kebutuhan untuk berinteraksi dengan warga lokal menjadi salah satu alasan utama untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Selain itu, di Australia, bahasa Indonesia menduduki peringkat keempat bahasa paling popular yang sering digunakan di negara tersebut. Lebih dari 500 sekolah dasar yang turut serta mengajarkan bahasa Indonesia di dalam materi ajar mereka. Bahkan di beberapa universitas juga menyediakan mata kuliah khusus yang mengajarkan bahasa Indonesia.
Pada bulan Desember 2007, Pemerintah Daerah Kota Ho Chi Minh, Vietnam, secara resmi mengumumkan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua di Kota Ho Chi Minh.
Namun, penguasaan bahasa Indonesia oleh TKA sendiri masih tergolong rendah, terbatasnya akses kepada program bahasa Indonesia dan pengajar bahasa Indonesia merupakan hambatan bagi orang asing yang ingin berpindah ke Indonesia, mau pun ekspatriat yang sudah tinggal di Indonesia. Maka dari itu, Squline bersama dengan LBI FIB Universitas Indonesia ingin mempermudah dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Indonesia dengan membuka kelas bahasa Indonesia secara daring.
LBI FIB Universitas Indonesia adalah sebuah lembaga ventura di bawah naungan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, yang secara resmi didirikan pada tahun 2007. Dengan pengajar profesional dan akses dari mana saja, program bahasa Indonesia secara daring ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih terjangkau, mudah, fleksibel, dan berkualitas tinggi.
Sekarang, pengguna hanya tinggal mendaftar kelas di situs Squline ataupun aplikasi Squline. Setelah itu, pengguna dapat memilih pengajar dan jadwal yang sesuai dengan keinginan. Material yang didapat pun dirancang khusus oleh LBI FIB UI agar sesuai dengan kemampuan pengguna.
Dalam acara peresmian kerjasama antara Squline dengan LBI FIB UI, kedua belah pihak juga meluncurkan program kelas bahasa Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh Bapak Joshua Simanjutak selaku Kepala Deputi Pemasaran BEKRAF, Ibu Sisilia Setiawati Halimi selaku Manajer Kerja Sama dan Ventura FIB Universitas Indonesia, dan Sacha Stevenson sebagai moderator panel diskusi.
Joshua Simanjuntak selaku Kepala Deputi Pemasaran BEKRAF berkata, “Squline menjawab tantangan belajar bahasa dengan native speakers dan tentunya dengan biaya yang jauh lebih terjangkau karena menggunakan teknologi secara smart seperti fitur mengombinasikan kelas interaktif tatap muka via online video call dan konten pembelajaran multimedia.”
Beliau pun menambahkan, “Kami berharap Squline terus bertumbuh pasarnya, fitur-fitur makin baik untuk menjawab dinamika konsumen, juga Squline dapat menginsipirasi para developer muda untuk terus berkreasi dan menjadi unicorn baru Indonesia.”
Ibu Sisilia Setiawati Halimi selaku Manajer Kerja Sama dan Ventura FIB Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa saat ini merupakan era revolusi pendidikan di mana teknologi sudah memungkinkan untuk mendesain bahan materi pelajaran yang lebih interaktif. Beliau juga mengatakan bahwa sudah saatnya pula untuk mengembangkan model pembelajaran secara daring sehingga program pembelajaran bahasa Indonesia dapat diakses dari mana saja.
Di dalam acara, Squline menghadirkan Sacha Stevenson sebagai moderator panel diskusi. Sacha menceritakan tentang pengalamannya ketika pertama kali belajar bahasa Indonesia. Ia menceritakan ketika pertama datang ke Indonesia, ia belum mengerti bahasa Indonesia sama sekali.
Menurut Sacha, bahasa Indonesia sangatlah penting, walau ia bekerja di tempat kursus bahasa Inggris, namun orang-orang di lingkungannya masih sangat banyak yang tidak mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Hal inilah yang mendorongnya untuk mempelajari bahasa Indonesia, agar ia dapat berinteraksi dengan warga lokal yang ada di sekitarnya.
Sebagai penutup, Tomy Yunus Tjen selaku CEO dari Squline mengungkapkan, “Dengan program bahasa Indonesia secara online ini, kami harap dapat membantu memberikan solusi berupa akses untuk orang asing yang akan atau sudah tinggal di Indonesia, untuk bisa berbicara bahasa Indonesia. Selain itu, hal ini pastinya akan berguna untuk bekerja dan berbisnis di Indonesia. Untuk jangka panjang, kami ingin program online ini juga dapat mempromosikan budaya Indonesia ke kancah International.”