SINGAPURA, 9 November 2021 /PRNewswire/ — Lebih dari tiga perempat (76%) penjual daring di Asia Tenggara optimis tentang prospek pertumbuhan meski kondisi ekonomi masih penuh tantangan. Hal ini terungkap dalam Indeks Keyakinan Perdagangan Digital (Digital Commerce Confidence Index/DCCI) terbaru Lazada. Temuan ini menunjukkan kesiapan pelaku usaha untuk meningkatkan inventori dan jumlah tenaga kerja menjelang dua festival belanja daring pada akhir tahun ini, yakni “11.11” dan “12.12”.
Angka tersebut juga mengalami kenaikan dari optimisme pertumbuhan sepanjang Semester I-2021 yang mencapai 70% ketika Lazada pertama kali merilis riset DCCI pada Agustus lalu. DCCI merupakan riset pertama dan satu-satunya yang memetakan tren perdagangan digital. Riset ini menggunakan indeks sentimen dan tingkat keyakinan penjual daring di Asia Tenggara.
“Kami senang menyaksikan momentum positif yang berkelanjutan dan adaptabilitas penjual daring di Asia Tenggara terlepas dari ketidakpastian ekonomi. Berkat optimisme yang semakin besar, penjual daring aktif merekrut tenaga kerja pada Triwulan IV-2021. Riset kami menunjukkan bahwa perkembangan pesat perdagangan digital berperan sebagai aspek penggerak yang membuka lapangan pekerjaan dan memulihkan ekonomi lokal,” ujar Magnus Ekbom, Chief Strategy Officer, Lazada Group.
Survei ini berlangsung pada akhir Triwulan III-2021 dan melibatkan 900 penjual. Empat dari lima penjual (79%) yang disurvei ingin meningkatkan inventori, dan hampir setengah dari jumlah penjual yang disurvei (47%) ingin merekrut lebih banyak tenaga kerja pada periode tersebut. Peningkatan inventori dan jumlah tenaga kerja akan berdampak positif terhadap ekonomi lokal di Asia Tenggara, terutama ketika banyak orang tengah mencari pekerjaan. Hasil survei ini menunjukkan pemulihan yang terjadi secara bertahap di industri ritel. Pada Triwulan IV-2021, optimisme penjual daring atas prospek penjualan lebih besar ketimbang triwulan sebelumnya, dimana pada Triwulan III-2021, hanya 73% penjual yang ingin meningkatkan inventori, dan 40% penjual ingin menambah jumlah tenaga kerja.
Optimisme ini terwujud setelah 52% penjual melaporkan pertumbuhan penjualan daring yang positif pada Triwulan III-2021. Padahal, kalangan penjual harus menghadapi kebijakan pandemi yang lebih ketat dalam beragam tahap di Asia Tenggara. Kebijakan pembatasan jarak sosial harus diperketat guna menghambat penyebaran varian Delta. Di saat bersamaan, konsumen pun berbelanja barang-barang kebutuhan lewat kanal daring. Maka, kalangan penjual di sektor FMCG termasuk salah satu pihak yang memiliki kinerja positif pada Triwulan III-2021. Sebanyak 61% penjual FMCG mengalami kenaikan omzet di atas 10% jika dibandingkan triwulan sebelumnya—saat itu, hanya 53% penjual FMCG yang mengalami kenaikan omzet di atas 10%. Penjual elektronik (76%) dan barang-barang kebutuhan umum (79%) bersikap lebih optimis atas tingkat permintaan mendatang ketimbang Triwulan III-2021.
Raymond Yang, Chief Operating Officer, Lazada Group, berkata: “Temuan ini menunjukkan peran penting dari ajang kampanye mega dan festival belanja akhir tahun seperti ‘11.11’ yang segera berlangsung pada minggu ini. Bagi banyak merek dan penjual, ajang-ajang tersebut merupakan momen penting yang menjadi tolok ukur baru bagi pertumbuhan bisnis. Rangkaian ajang ini juga menjadi peluang untuk menjangkau kembali pelanggan setia dan memperoleh pelanggan baru. Meski banyak program belanja bulanan menghasilkan pertumbuhan dua digit pada tahun lalu, namun kegiatan ini tidak mampu menggantikan festival belanja seperti ‘11.11’, ajang yang masih disambut dengan hangat oleh banyak penjual sebagai momen meningkatkan omzet sebelum tutup tahun.”
Pada akhir 2021, lebih dari 350 juta pelanggan di Asia Tenggara diperkirakan menjadi konsumen digital, angka pertumbuhan yang pesat dibandingkan jumlah konsumen digital sebanyak 280 juta sebelum pandemi terjadi pada 2019[1]. Tren ini menunjukkan peluang besar bagi penjual daring di Asia Tenggara untuk merebut perhatian konsumen digital baru, serta meningkatkan penjualan. Lebih penting lagi, festival belanja merupakan momen bagi penjual untuk memperkuat merek menjelang tahun baru, dan pemulihan bertahap di industri ritel seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan jarak sosial.
Indeks Keyakinan Perdagangan Digital (Digital Commerce Confidence Index/ DCCI) mengukur tingkat keyakinan bisnis berdasarkan survei yang mempelajari opini para penjual daring di Asia Tenggara (Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura). Pada Triwulan III-2021, Lazada telah menyurvei 900 penjual seputar kinerja penjualan daring dan harapan atas bisnis perdagangan digital mereka di masa mendatang. Indeks ini berkisar dari 0-100. Skor 0 menunjukkan sikap yang “sangat pesimis”, sementara skor 100 menunjukkan sikap yang “sangat optimis”.