Remaja di Era Digital Diharapkan Berpikiran Kritis Terhadap Penyiaran

Kepala Bagian Humas dan Pengelola Museum Setjen DPR RI Minarni berharap remaja di era digitalisasi saat ini mengambil peranan dengan lebih kritis dalam menyikapi perkembangan dunia penyiaran yang sangat pesat. Karena kualitas siaran sangat mempengaruhi sisi psikologis generasi muda.

Hal tersebut disampaikan Minarni saat simulasi kunjungan kerja Parlemen Remana 2021 ke stasiun TVRI dan Net TV secara virtual, Rabu (15/9/2021). “Jadi bagaimana para peserta Parja 2021 menyikapi siaran yang ada sekarang. Mereka kita tuntut untuk kritis. Apakah mereka bisa memilah penyiaran dan menyikapi perkembangan penyiaran sekarang banyak yang tidak sesuai dengan norma yang ada,” tutur Minarni.

Sdelain terkaiat konten siaran, Minarni juga berharap agar para peserta Parja 2021 menilai secara kritis apakah lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah melakukan pengawasan terhadap lembaga penyiaran dengan baik.

Baca juga  RUU TPKS Harus Lindungi Seluruh Anak Bangsa

Parja 2021 ini membahas mengenai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. RUU tersebut saat ini masuk dalam Prolegnas Prioritas 2021. Minarni mengungkapkan, hasil dari bahasan para peserta Parja akan disampaikan ke Komisi I DPR RI yang sedang membahas RUU Penyiaran, juga Pimpinan DPR RI

“Tema yang kita ambil tahun ini tentang penyiaran sudah tepat, karena Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran masuk dalam prolegnas untuk ditinjau kembali. Dan usulan-usulan dari peserta bisa menjadi masukan kepada komisi terkait,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, AVP Brand Communications NET Nugroho Agung Prasetyo mengapresiasi para penyelenggaraan Parlemen Remaja 2021 oleh Setjen DPR RI. Dimana, para remaja bisa merasakan kerja-kerja para wakil rakyat. Para peserta juga bisa merasakan bahwasanya merancang sebuah regulasi bukan hal yang sederhana.

Baca juga  Dirjen WHO Mendorong Negara di Dunia Untuk Belajar dari Indonesia, Thailand, dan Afrika Selatan Tangani COVID-19

“Menarik sekali program Parlemen Remaja ini. Bisa memberikan experiencing dan inspirasi juga buat kalangan muda untuk terlibat langsung di dunia nggak cuma politik tapi juga di dunia parlemen. Mudah-mudahan juga interest mereka untuk terlibat secara positif tentunya,” ucapnya.

Kepada peserta Parja 2021, secara virtual Nugroho menjelaskan alur, program tayang di televisi dari mulai perencanaan sampai penayangan dan juga proses quality control nya. Ia juga menjelaskan NET merupakan Beyond TV Entertainment juga berkewajiban untuk memberikan konten-konten yang sifatnya edukasi, informatif, dan memberikan influencing ke masyarakat.

“Kita juga menyampaikan apa yang di lakukan Net TV secara global, tentunya lewat cara bercerita lewat story telling gitu. Mereka sangat tertarik sekali dan pertanyaannya rata-rata juga cukup baik dan cukup serius. Mereka juga sangat aware tentang regulasi penyiaran ya. Punya concern juga terhadap KPI, bagaimana kemudian next-nya KPI bisa menjadi lembaga yang terus tumbuh lebih positif lagi misalnya. Menarik sih,” ungkapnya. (azk/es)