Promosi Sawit Lestari Indonesia di Norwegia

Oslo, 10 Oktober 2018: Guna memberikan pemahaman komprehensif kepada publik Norwegia mengenai gambaran dan kontribusi industri sawit lestari pada upaya pencapaian target-target Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia, Dubes RI Oslo, Todung Mulya Lubis, dan Managing Director of Sustainability & Strategic Stakeholder Engagement Golden Agri Resource (GAR/Sinar Mas), Agus Purnomo, hadir sebagai pembicara utama dalam konferensi bertema ‘Å Bevare Regnskogen’ (To Preserve Rainforest) yang digelar oleh NHO, bertempat di Kantor Pusat NHO, Oslo, Norwegia pada Rabu (10/10).

Konferensi dibuka oleh Deputi Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Atle Hamar, menghadirkan para narasumber antara lain RSPO, EPOA, UNDP, Rainforest Foundation Norway dan WWF Norway, serta perusahaan-perusahaan multinasional ST1 dan Neste. Konferensi diikuti peserta dari kalangan parlemen, pemerintah, bisnis Norwegia, LSM dan Media.

Pada paparannya Dubes RI Oslo menyampaikan bahwa Palm Oil merupakan salah satu industri strategis yang dapat mendorong pencapaian target SDGs di Indonesia. Selain itu, keberadaan industri sawit sangat esensial bagi perekonomian dan kesejahteraan penduduk Indonesia, sehingga Pemerintah RI berkomitmen untuk mengelola industri sawit secara berkelanjutan dan sejalan dengan pelestarian lingkungan untuk generasi saat ini dan yang akan datang.

Baca juga  PeduliLindungi Kini Hadir di Dompet Digital DANA

Sementara Agus Purnomo dalam presentasinya menggarisbawahi bahwa diperlukan cara pandang yang menyeluruh atas industri sawit dan tidak melakukan ‘tebang pilih’ bagi industri-industri vegetable oil. Fokus dari perdebatan sekarang ini seyogyanya mencari jalan untuk menjadikan industri sawit berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Sebagaimana yang kini dilakukan GAR/Sinar Mas dengan mengelola sawit secara berkelanjutan. Sebagai contoh konkrit, saat ini GAR/Sinar Mas tidak lagi membuka lahan baru untuk memenuhi meningkatnya permintaan pasar (increase-demand), namun memberdayakan lahan yang sudah ada, salah satunya dengan optimalisasi produksi melalui penggunaan bibit unggul sawit.

Sebagai salah satu penghasil sawit terbesar di dunia, merebaknya isu-isu dan kampanye negatif terhadap sawit telah banyak merugikan industri sawit Indonesia. Peran aktif Indonesia (perwakilan pemerintah, industri sawit nasional dan seluruh pemangku kepentingan terkait) dalam berbagai forum internasional merupakan upaya positif dan konstruktif dalam menjawab isu sawit yang selama ini telah banyak salah kaprah dipahami oleh khalayak umum.

Baca juga  Konektivitas Surabaya: Menghubungkan Jaringan Penerbangan dan Wisata di Indonesia

Konferensi dilaksanakan bersamaan dengan masa sidang penyusunan Anggaran Belanja Nasional Norwegia di Parlemen Norwegia (Stortinget) sehingga diharapkan dapat menjadi bahan penyeimbang atas informasi yang tidak akurat dan seringkali didengungkan oleh LSM maupun media massa lokal/internasional, seperti kaitan sawit dengan isu deforestasi, sawit dan isu karbon/air terkait perusakan lahan gambut, serta sawit yang seringkali ditengarai menjadi penyebab punahnya berbagai keanekaragaman hayati, khususnya pengrusakan habitat orang utan.

Pada akhir paparan Dubes RI Oslo menekankan bahwa sudah saatnya Indonesia memandang serius dan melakukan upaya-upaya nyata untuk melawan isu/kampanye negatif tersebut dengan membuka mata dunia tentang fakta dan kemajuan yang telah dicapai di lapangan. Pemerintah Indonesia berkomitmen kuat untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan tetap memberikan ruang bagi industri sawit lestari (sustainable) demi kesejahteraan Bangsa Indonesia.