Produktivitas Industri Manufaktur Skala Besar dan Kecil Masih Tumbuh

Industri manufaktur di Indonesia masih menunjukkan kinerja yang positif sepanjang triwulan II tahun 2019. Hal ini tercermin pada peningkatan produktivitas industri manufaktur baik skala besar dan sedang maupun yang mikro dan kecil.

“Pemerintah terus menggenjot kapasitas produksi industri manufaktur agar dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik, bahkan mampu mengisi permintaan pasar ekspor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (1/8).

 

Untuk itu, guna menjaga keberlangsungan produktivitas tersebut, pemerintah telah berupaya menjaga ketersediaan bahan baku dan energi yang dibutuhkan oleh industri. “Ketersediaan bahan baku serta harga energi yang kompetitif seperti gas dan listrik, serta kelancaran arus logistik menjadi faktor yang penting untuk memacu daya saing industri,” tegas Menperin.

Selanjutnya, seiring masuknya era industri 4.0, Kementerian Perindustrian aktif mengajak kepada pelaku industri di dalam negeri agar dapat memanfaatkan teknologi terkini sehingga menghasilkan produk yang berkualitas secara efisien. “Jadi, dengan teknologi industri 4.0, industri akan lebih produktif, inovatif, dan kompetitif baik di skala nasional maupun global,” imbuhnya.

Baca juga  Kuartal III 2019, Prodia Cetak Kenaikan Pendapatan Bersih 10,9% Jadi Rp 1,24 Triliun

 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada triwulan II-20019 naik hingga 3,62 persen (y-on-y) terhadap triwulan II-2018. Peningkatan tersebut, terutama disebabkan naiknya produksi industri pakaian jadi yang mencapai 25,79 persen.

Sementara itu, IBS yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, yang menyentuh di angka 9,55 persen. Berikutnya, beberapa industri yang juga mengalami pertumbuhan produksi tertinggi, yaitu industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, industri makanan, industri kertas dan barang dari kertas, serta industri pengolahan lainnya.

Sedangkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) pada triwulan II-2019 naik sebesar 5,52 persen (yoy) terhadap triwulan II-2018. Lonjakan tersebut, terutama disebabkan naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik, sebesar 17,74 persen.

Baca juga  Cina, Korea Selatan dan Jerman Inspirasi Indonesia - Jadi Pemain Industri Kedokteran Gigi Kelas Dunia di IDEC 2019

 

Kemudian, ditopang pertumbuhan produksi, industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 17,01 persen, serta industri pengolahan lainnya yang juga naik hingga 10,95 persen. “Kemenperin juga gencar memacu produktivitas di sektor industri kecil menengah (IKM) melalui berbagai program strategis. Misalnya, program e-Smart IKM serta restrukturisasi mesin dan peralatan produksi,” sebut Airlangga.

Menanggapi hasil Purchasing Managers’ Index (PMI™) Manufaktur Indonesia pada Juli 2019, Kepala Ekonom IHS Markit, Bernard Aw mengatakan, industri manufaktur di Indonesia masih turut mendorong laju pertumbuhan ekonomi tahunan lebih dari 5%. “Yang menggembirakan, perusahaan bertahan optimis tentang perkiraan bisnis pada tahun yang akan datang,” terangnya.

 

PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2019 menyentuh angka 49,6 atau masih di atas rata-rata capaian PMI manufaktur ASEAN yang berada di poin 49,5. Selain itu menggungguli perolehan PMI manufaktur Malaysia (47.6) dan Singapura (44.5).

Baca juga  Informasi Terkini dan Penjelasan Operasional Wings Air Penerbangan Rute Ternate – Morotai – Ternate

BPSDM PUPR RI, Lenovo, Vivo, BNI Syariah, Kemenperin RI, KPPPA RI, Mowilex, Inspirational Video, Motivational Video