Semarang (12/08), Politeknik Pekerjaan Umum (PU) merupakan satu-satunya politeknik yang didesain untuk pendidikan dan pelatihan bidang konstruksi berkelas dunia, dimana dalam proses pengajaran di bidang akademik nantinya akan dikerjasamakan dengan Belanda, Australia, dan Perancis.
Selain itu peralatan praktek yang digunakan merupakan alat-alat terkini, baik peralatan laboratorium maupun peralatan teknologi yang digunakan langsung untuk pembangunan infrastruktur.
Pernyataan di atas dikemukakan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPSDM PUPR) Lolly Martina Martief, saat menghadiri Sidang Terbuka Senat Penerimaan Mahasiswa Baru Politeknik PU Tahun Akademik 2019/2020, di Semarang, Senin (12/08).
Selanjutnya Lolly mengatakan, lulusan Politeknik PU akan mengantongi dua sertifikasi. Sertifikasi yang pertama berupa ijazah, sedangkan sertifikasi ke dua berupa sertifikat yang sudah bisa disetarakan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang merupakan rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian, serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan. “Jadi kalau dia diterima di manapun dia sudah memiliki keahlian tersebut, seperti keahlian di bidang air, jalan, maupun bangunan gedung,” ujar Lolly, seraya mengungkapkan kedepan nantinya politeknik serupa akan di bangun di Indonesia bagian Timur, seperti Makassar, Kalimantan, dan Papua.
Lolly menambahkan, lulusan Politeknik PU bisa melamar di PUPR, BUMN, kontraktor maupun konsultan. Yang jelas untuk level D3 itu tenaga terampil yang biasanya sebagai tenaga pengawas.
Disamping pendidikan akademis, sambung Lolly, Politeknik PU juga akan memberikan pendidikan karakter, dimana salah satunya mencakup kedisiplinan, yang intinya untuk menjawab kebutuhan akan insan PUPR yang iProve.
Target 25%
Sementara itu, Direktur Politeknik PU, Prof. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc, PhD, dalam sambutannya mengemukakan 82% dari tenaga kerja secara nasional yang tercatat pada 2016 merupakan lulusan SMK/SMA, sedangkan jumlah tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi hanya sekitar 17,5%. Dengan didirikannya Politeknik PU ditargetkan dalam kurun waktu 10 tahun kedepan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi tersebut bisa ditingkatkan minimal 25%. Diakui, untuk mencapai persentase tersebut butuh waktu yang panjang. Karena itu pemerintah saat ini fokus pada pendidikan tinggi vokasi.
Jadi, tandas Indratmo, Politeknik PU didirikan untuk memenuhi tenaga kerja bidang konstruksi di Indonesia, karena dari 8 juta tenaga kerja yang ada, 70%-nya merupakan tenaga yang tidak disertai dengan pendidikan dan ketrampilan yang memadai, yakni berpendidikan dibawah jenjang SLTA. Dengan kondisi tersebut, maka sangat mendesak peningkatan kapasitas tenaga kerja konstruksi, sehingga menjadi tenaga kerja yang profesional, kompeten dan terampil.
Atas dasar itu Politeknik PU diharuskan memiliki keunggulan dibandingkan dengan politeknik lainnya, dimana lulusannya nanti salah satunya akan mendapatkan sertifikasi profesi level terampil, dan kompetensi lulusannya sesuai dengan kebutuhkan di lapangan. Untuk mencapai keluaran tersebut, maka Kurikulum Politeknik PU ditempuh dengan 117 Satuan Kredit Semester (SKS) dimana 34 SKS berupa praktikum dan tugas di workshop, serta magang di perusahaan jasa konstruksi, 40 SKS berupa perkuliahan untuk mendapatkan mata kuliah dasar umum, mata kuliah dasar keahlian, dan mata kuliah keahlian yang bersifat praktis, dimana 60%-nya lebih berupa praktek.
Adapun program kurikulum dibagi dalam enam semester yang bisa ditempuh dalam tiga tahun akademik, dimana pada akhir pendidikan mahasiswa akan ditempatkan di perusahaan konstruksi agar bisa terjun langsung di dunia pelaksanaan dan pengawasan pelaksanaan pembangunan infrastruktur, serta mempunyai pengalaman kerja dalam bidang operasi dan pemeliharaan.
Sistem pembelajaran pada Politeknik PU berorientasi Outcome-based Education, sehingga alumninya diharapkan telah siap bekerja dalam bidang infrastruktur pekerjaan umum sesuai bidang studinya. Dalam menjalani pendidikannya mahasiswa diharuskan mampu kerjasama dengan baik, mampu bekerjasama dalam tim, disamping mempunyai kemampuan bekerja secara individual.
Sistem perkuliahan Politeknik PU diarahkan dalam bentuk blended learning, sehingga proses pembelajarannya tidak perlu 100% tatap muka, namun dapat sebagian dilaksanakan memalui online/e-learning. Hal itu untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa.
Selanjutnya Politeknik PU akan bekerjasama dengan berbagai lembaga sertifikasi, berbagai asosiasi profesi, sehingga lulusannya nantinya selain mempunyai ijasah dari hasil pendidikan formal D3, juga akan memperoleh sertifikat dari berbagai pelatihan jenis ketrampilan. Dengan demikian lulusan akan mempunyai Surat Keterangan Pendamping Ijasah yang sangat berguna dalam proses berkarier.
Dosen dari praktisi
Dalam keterangannya kepada media, Indratmo menjelaskan keunggulan lain Politeknik PU, diluar proses perkuliahan, ada pada para dosennya, yang tidak hanya dari akademisi, tetapi juga dari para praktisi, dari orang yang ada di lapangan, juga dari industriawan. “Supaya mereka tahu, bagaimana proses produksi. Mereka juga tahu bagaimana proses di lapangan, bagaimana pengawasan, dan sejenisnya. Inilah bagian-bagian yang kita harapkan bisa menjadi unggulan kita,” ujar Indratmo, seraya menambahkan, bahwa target Politeknik PU tidak hanya untuk memenuhi standar mininum pendidikan tinggi, vokasi, tetapi lebih dari itu. “Kita secara kurikulum lebih dari itu. Secara praktek kita lebih dari standar minimum, juga mahasiswa kita nanti praktek, workshop. Praktek, bukan nonton, bukan putar video. Bagaimana orang berpraktek, mereka harus melakukan sesuatu. Ini adalah bagian daripada unggulan tersebut. Dan satu lagi, nanti di akhir semester, semester VI, mahasiswa itu bisa terjun ke lapangan di dunia, di proyek–proyek, di Blbalai, dan lain sebagainya, dan mereka nanti akan dibimbing oleh orang lapangan,” papar Indratmo, yang merasa sangat perlu berkolaborasi dengan para stakeholders, yaitu para pelaku riil yang bekerja di lapangan.
Salah satu mahasiswa baru yang diterima di prodi Teknik Konstruksi Jalan dan Jembatan, Mufti Astu Naufal (19 tahun) dalam keterangannya kepada Data dan Informasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengaku sebenarnya ia telah diterima di universitas terbaik di Indonesia, namun ia lepaskan, karena lebih memlilih untuk belajar di Polteknik PU. Alasannya, ingin mengabdi kepada negara melalui Polteknik PU.
Mufti, yang berasal dari Yogyakarta dan anak dari seoranf Pamong Desa Sidomulyo itu, mengungkapkan ayahnya banyak memberikan pengertian padanya tentang bekerja di pemerintah. Karena itu Mufti banyak mencari informasi tentang Kementerian PUPR dari internet sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk Politeknik PU, dengN harapan nantinya bisa bekerja di bidang PUPR.
dalam rangka memenuhi tenaga kerja terampil bidang konstruksi berbasis perguruan tinggi, sebanyak 145 mahasiswa baru siap mengikuti pendidikan dan pelatihan di Politeknik Pekerjaan Umum (PU) Semarang.
Syariah Hotel Solo, UKDW, BPSDM PUPR RI, Kemenpar RI, Kemendikbud RI, Inspirational Video, Motivational Video