Relawan Millenial Jokowi Ma’ruf (REMAJA), meluncurkan website resminya www.remaja.id pada Sabtu, 9 Februari 2019, di posko Rumah Remaja, Tebet Jakarta Selatan.
Website ini merupakan salah satu media yang dipersiapkan oleh para relawan millennial untuk merangkum segala bentuk informasi dan kegiatan yang berkaitan dengan pemenangan Jokowi – Ma’ruf. Tak heran, karena REMAJA sendiri telah berdiri di 24 propinsi di Indonesia juga di 6 (enam) Negara lainnya seperti Malaysia, Hongkong, Dubai, Singapura, Spanyol dan Uni Eropa.
“Dengan cakupan yang begitu luas, kami rasa REMAJA perlu wadah yang dapat merangkum seluruh informasi dan seluruh kegiatan program kerja. Website inilah yang akan menjadi medianya. Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses website ini kapan saja dan di mana saja terkait Jokowi – Ma’ruf” ujar Dhika Yudhistira, Sekretaris Jenderal REMAJA.
Selain sebagai media informasi, REMAJA juga berharap website ini bisa menjadi salah satu referensi bagi masyarakat dalam mencari sumber berita yang benar dan akurat.
“Kami sadar akan maraknya berita hoax. Semakin mudahnya akses informasi terhadap suatu berita, justru kadang dimanfaatkan oknum tertentu untuk menyebar fitnah, ujaran kebencian, atau hoax. Untuk itu, website ini juga kami buat supaya masyarakat bisa lebih banyak referensi dalam mencari informasi, sebelum termakan hoax,” tambah Dhika.
Menurut Dhika, dalam upaya memerangi hoax ini tidak hanya perlu upaya mencari tahu lebih dalam dari pihak masyarakat, tetapi pers juga punya peranan penting dalam menyajikan berita yang akurat dan berimbang.
Untuk itu, REMAJA juga menyelenggarakan diskusi dengan tema “Tebar Ma’ruf Karena Hoax Munkar” dengan Ipang Wahid selaku Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) sebagai narasumber.
Diskusi ini diselenggarakan juga dalam rangka memeringati Hari Pers Nasional, yang jatuh pada tanggal 9 Februari.
“Tebar Ma’ruf karena Hoax Munkar adalah gerakan yang Remaja pilih untuk mengingatkan kaum millennial bahwa hoax bukan saja pembohongan, tetapi juga sebuah kemunkaran atau kejahatan. Karena itu, ketimbang menebar hoax millennial sebaiknya justru menebar ma’ruf atau kebaikan”, tutup Dhika.
Editor : aditio