Variasi Pembelajaran Perlu Dikembangkan

Menyusul pembelajaran tatap muka (PTM) yang kembali ditutup karena meningkatnya angka positif Covid-19 di sejumlah sekolah, maka variasi pembelajaran pun jadi keniscayaan untuk dikembangkan ke depan. Selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) kemampuan belajar para siswa dilaporkan menurun.

Demikian dikemukakan Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah saat diwawancara Parlementaria via Whatsapp, Senin (7/2/2022). Ledia melihat, dari laporan learning loss di masa pandemi, hampir semua kemampuan belajar siswa memang menurun cukup tajam. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pun diserukan membangun kebijakan baru untuk metoda pembelajaran ke depan.

“Pada beberapa daerah yang angka Covid-nya melonjak tinggi memang sebaiknya PJJ kembali. Risiko penularan yang sangat cepat cukup mengganggu pembelajaran. Meskipun gejalanya lebih ringan tapi tidak bisa disepelekan. Kami menerima laporan tentang learning loss, rata-rata kemampuan belajar anak-anak kita menurun cukup tajam,” ungkap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Baca juga  Pesona Kuliner Istimewa di Kembang Sepatoe Restaurant

Ia menyerukan, semestinya Kemendikbudristek melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) menggesa peningkatan kemampuan guru mendidik dengan metode daring dan hybrid. “Dalam kondisi anak-anak dan pendidik yang sudah mulai jenuh juga harus dipertimbangkan variasi-variasi pembelajarannya. Jangan hanya fokus pada sekolah penggerak,” harap legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat I ini. (mh/sf)