Pemerintah Dorong Ekonomi Indonesia Timur Lewat PLBN Motaain, PLBN Motamasin dan Sabuk Merah Sektor Timur

Belu, 21/05/2019 Kemenkeu – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain di Kabupaten Belu dan PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah rampung.

PLBN tersebut dimaksudkan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan untuk membangun Indonesia dari pinggiran dan mendorong layanan sejumlah infrastruktur di wilayah yang terkenal dengan wisata pulau Komodonya tersebut.

Read More

 

Dikutip dari situs Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), selain merampungkan PLBN, Kementerian PUPR juga tengah membangun jalan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) provinsi yang berbatasan dengan Timor Leste sepanjang 179,99 kilometer atau yang dikenal dengan istilah Sabuk Merah Sektor Timur yang dibangun dari Kabupaten Belu hingga Kabupaten Malaka.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, jalur Sabuk Merah tidak hanya berfungsi untuk menghubungkan beberapa pos keamanan sepanjang PLBN Motaain dan PLBN Motamassin saja tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat setempat.

Salah satu potensi ekonomi yang bisa didorong adalah sektor pariwisata. Sebuah sabana Fulan Fehan di Lamaknen, Kabupaten Belu, terlintasi Sabuk Merah sektor Timur sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke spot wisata yang unik dan eksotik ini.

 

“Dulu kan sulit sekali ke Fulan Fehan ini. Dengan jalan perbatasan kini bisa lebih mudah dijangkau,” kata Endra.

Di samping itu, pada kawasan sekitar Fulan Fehan pun terdapat komoditas perkebunan pohon kayu putih, kelor, dan jambu mete. Jalan tersebut akan memudahkan masyarakat meningkatkan skala produksi dan nilai tambah bagi produk lokal.

Dari 179,99 kilometer tersebut yang sudah diaspal hingga tahun 2018 sepanjang 85 kilometer. Sedangkan di tahun 2019 akan bertambah dan sedang dikerjakan sepanjang 46 kilometer, sisanya akan dituntaskan pada tahun 2020 mendatang.

 

Sepanjang Jalan Sabuk Merah Sektor Timur tersebut rencananya akan dibangun sebanyak 44 buah jembatan dengan panjang 1.600 meter. Di tahun 2018 telah terbangun sebanyak 31 buah jembatan dengan panjang 1250 meter. Sedangkan sisanya pada tahun 2019 akan diselesaikan 13 buah jembatan. Adapun jembatan tersebut semuanya terbuat dari rangka baja dengan bentang rata-rata 60 meter.

Jalan Sabuk Merah Perbatasan Indonesia-Timor Leste ini punya arti penting karena akan menjadi akses pendekat ke garis perbatasan sehingga bisa mempermudah pengawasan garis perbatasan di dua negara tersebut.

Sedangkan Jalan Sabuk Merah di Sektor Barat di daerah Timur Tengah Utara (TTU) sepanjang 130,88 kilometer akan dilakukan penanganan apabila Jalan Sabuk Merah di Sektor Timur telah seluruhnya tersambung.

UPH, AMD, Sadhana Ekapraya Amitra, Kementerian Polhukam, Kemenkeu RI, Video Motivasi, Greenhouse, Kementerian RI, Kemenkeu, Tips Sadhana Ekapraya Amitra : Mengenal Jenis-Jenis Freezer, Nongshim Farmer’s Heart – Mie Halal Dengan Cita Rasa Otentik Korea, Perkuat Kerjasama Internasional:Dubes Kanada Beri Kuliah Umum Di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 

Related posts

Leave a Reply