Jakarta, Kominfo – Menyoal kabar yang menyebutkan bahwa relawan gerak cepat Front Pembela Islam (FPI) untuk penanganan korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala maupun wilayah sekitarnya di Sulawesi Tengah, adalah bohong (hoaks) mendapat tanggapan langsung dari Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Menurut Menteri Rudiantara, inti persoalan dari pernyataan hoaks tersebut adalah foto yang beredar dan bukan mengenai aktivitas FPI di Sulawesi Tengah yang telah menurunkan tim penanganan krisis gempa bumi dan tsunami.
“Setahu saya, yang dikatakan tidak benar itu adalah fotonya, jadi bukan terhadap aktivitasnya,” ujar Menteri Rudiantara, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Justru sebaliknya, Menteri Rudiantara mengatakan, terhadap segala dukungan dari pihak manapun selama positif dan tidak dengan kepentingan tertentu untuk membantu penanganan krisis bencana alam di Sulawesi Tengah amat diapresiasi.
Sebelumnya, FPI menganggap bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengabaikan kebenaran aksi mereka di Palu dan Donggala untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami.
FPI menganggap, bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah menyebarkan kabar hoax ke media dan media sosial terkait aksi kemanusiaan di Palu. Foto mengenai aksi bantuan FPI untuk korban bencana alam di Palu dan Donggala awalnya beredar di media sosial.
Menteri Rudiantara menjelaskan, faktanya bahwa foto yang viral di media sosial itu adalah para relawan FPI yang sedang membantu korban tanah longsor di Desa Tegal Panjang, Sukabumi, Jawa Barat, pada tahun 2015. Bukan relawan FPI yang sedang membantu korban gempa bumi di Palu dan Donggala.
“Saya baca di berbagai media, sebenarnya apa sih yang diomongin? Ternyata adalah fotonya yang tidak benar yang seolah-olah diklaim di Palu. Foto itu kan diambil tahun 2015 di Sukabumi,” ujar Menteri Rudiantara.
Menteri Rudiantara mengungkapkan, seluruh aktivitas kepedulian sosial harus didukung termasuk juga dari FPI.**