Palembang – Tahun 2019 sebagai tahun politik, karena rakyat Indonesia pada tahun ini akan melaksanakan pesta demokrasi. Sebagai Aparat Pemerintah perlu terus mengamati berbagai perkembangan dan situasi dengan seksama.
“Apabila tidak kita waspadai bersama akan dapat mengimbas serta mempengaruhi stabilitas keamanan nasional,” ujar Menhan dalam pengarahannya kepada Para Komandan Satuan TNI dan Aparatur Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Senin (21/1) di Griya Agung, Palembang.
Menurut Menhan sudah banyak bermunculan serangan-serangan abstrak yang mengganggu kondisi mental dan psikologis masyarakat. Rakyat akan dijejali dengan berita-berita palsu atau hoaks yang dikemas sedemikian rupa. Pesta demokrasi yang digelar lima tahunan di Indonesia, baik Pilkada maupun Pilpres sering kali menimbulkan perpecahan dan tidak rukunnya masyarakat.
Sangat rugi besar kalau seperti itu. Karena modal besar bangsa ini adalah persatuan dan kerukunan. Sekali lagi, “Jangan sampai kita ini terpecah-pecah karena pilihan Presiden dan Legislatif yang berbeda,” tegas Menhan.
Lebih lanjut Menhan mempersilakan rakyat untuk memilih pemimpin yang baik. Kalau perlu, bagi masyarakat Islam melakukan Shalat Istikharah, sehingga didapatkan pemimpin yang amanah dan mampu bekerja dengan baik demi kepentingan rakyat.
“Silahkan bapak-ibu pilih pemimpin nasional, pilih yang paling baik, pilih yang terbaik. Setelah itu, semua harus rukun kembali”, pesan Menhan.
Indonesia sebagai negara besar dipandang oleh negara-negara lain sebagai sebuah negara yang patut dijadikan contoh karena perbedaan. Jadi sangat keliru sekali kalau rakyat tidak memanfaatkan ini sebagai sebuah kekuatan, sebuah potensi dalam memajukan negara yang kita cintai ini.
“Jangan sampai kita justru dari luar dikagumi, dari luar dijadikan contoh, tapi di dalam menjadi retak gara-gara urusan pilkada, urusan pilgub, dan pilpres,” ungkap Menhan diakhir pengarahannya.