Mengoptimalkan Sinergi BUMN dan Swasta sebagai Kunci Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Jakarta, 14 Agustus 2023 – Memasuki era kebangkitan ekonomi domestik, kolaborasi antara sektor Swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjadi faktor utama dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Keberhasilan kolaborasi ini telah terbukti selama masa pandemi Covid-19, di mana Pemerintah, BUMN, dan sektor swasta bekerja sama secara efektif untuk mengatasi dampak pandemi dan memastikan pemulihan ekonomi tetap stabil.

Mengacu pada prestasi ini, kerjasama antara sektor swasta dan Pemerintah memiliki peran kunci dalam mempercepat berbagai program pembangunan nasional. Sinergi antara sektor swasta, BUMN, dan pemerintah memainkan peran penting dalam mendorong inklusivitas dan keberlanjutan pembangunan Indonesia, terutama dalam mencapai target Indonesia Emas 2045.

Dalam upaya untuk memperkuat kerjasama ini, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) menyelenggarakan Forum Sinergi BUMN-Swasta. Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, menjelaskan bahwa forum ini dengan tema “Kolaborasi untuk Pembangunan Inklusif” diharapkan akan memperkuat komitmen semua pihak dan bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi yang kokoh.

“Arsjad menegaskan, “Dengan menjaga hubungan yang berkelanjutan dan inklusif antara Pemerintah, BUMN, dan sektor Swasta, kita dapat berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan taraf ekonomi dan aktivitas ekonomi nasional.”

Baca juga  Kemenkes Buka Kesempatan Perawat Indonesia Berkarir di Jepang

Prestasi ini juga tercermin dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berlangsung positif meskipun dalam ketidakpastian ekonomi global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Kuartal II 2023, ekonomi Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan positif sebesar 5,17% (year on year/yoy) atau 3,86% (quarter to quarter/qtq), serta mengumpulkan pertumbuhan kumulatif pada semester pertama 2023 sebesar 5,11% (cumulative to cumulative/ctc).

Keberhasilan ini juga menandai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah melebihi lima persen selama tujuh triwulan beruntun. Tambah lagi, pada Juli 2023, Indonesia kembali diklasifikasikan sebagai negara berpendapatan menengah atas menurut klasifikasi Bank Dunia.

Namun, Arsjad menyatakan bahwa masih ada tantangan signifikan di masa depan. Tantangan-tantangan ini termasuk harga pangan dan energi yang tinggi, meningkatnya risiko geopolitik, kebijakan moneter yang ketat dan agresif di banyak bank sentral global, serta risiko-risiko lain dalam sistem keuangan global.

“Menghadapi tantangan ini, kerjasama optimal harus terus ditingkatkan agar semua pihak dapat menjalankan dan mengembangkan demokrasi ekonomi secara sinergis. BUMN, dalam hal ini, perlu menjadi pelopor dalam sektor-sektor yang belum diminati oleh usaha swasta dan membantu mengembangkan ekonomi masyarakat,” tambah Arsjad.

Baca juga  Layanan Kemudahan Rapid Test Antigen Covid 19 Penerbangan Lion Air Diwilayah Palu, Sulawesi Tengah

Peran Strategis BUMN

Memberikan tanggapan atas hal ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menjelaskan bahwa transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir telah menghasilkan kinerja BUMN yang semakin kuat. Ini terlihat dari pertumbuhan Laba BUMN pada tahun 2022 yang mencapai Rp 250 Triliun (setelah mengeluarkan laba dari restrukturisasi Garuda), meningkat 100% dari Laba tahun 2021 sebesar Rp 125 Triliun.

Erick menyebutkan bahwa peningkatan ini berdampak pada kontribusi BUMN terhadap Indonesia, seperti kontribusi dividen sebesar Rp 80,6 Triliun, kontribusi pajak sebesar Rp 278 Triliun, dan kapitalisasi pasar BUMN yang terus meningkat menjadi Rp 2.201 Triliun pada tahun 2022.

“Ia menambahkan, “Selain itu, peran BUMN sebagai agen pembangunan tercermin dalam pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional yang memberikan dampak langsung pada masyarakat. Namun, kami tidak puas dengan pencapaian ini. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kontribusi terhadap ekonomi Indonesia, BUMN perlu memaksimalkan sinergi dengan sektor swasta, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan masing-masing.”

Terutama, kolaborasi yang kokoh antara BUMN dan sektor swasta telah terbukti menjadi pendorong utama dalam menggerakkan ekonomi masyarakat. Melalui kerjasama yang harmonis dan terarah, BUMN dan sektor swasta mampu menciptakan dampak positif berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan nasional.

Baca juga  International Women’s Peace Conference (IWPC) 2023: Lee Man Hee: Jadilah Terang Cahaya bagi Seluruh Dunia

Selama beberapa tahun terakhir, kolaborasi antara BUMN dan sektor swasta telah membawa manfaat dalam berbagai sektor ekonomi. Kolaborasi ini telah menghasilkan sejumlah proyek besar dan inovatif yang tidak hanya meningkatkan daya saing ekonomi nasional, tetapi juga menciptakan peluang pekerjaan baru bagi masyarakat. Investasi bersama di bidang infrastruktur, teknologi, energi terbarukan, dan sektor kunci lainnya telah merangsang pertumbuhan lapangan kerja yang beragam dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“Dengan menggabungkan pengalaman panjang BUMN dalam mengelola aset publik dan kemampuan inovatif sektor swasta, dampak positif pada pelayanan publik dan pembangunan berkelanjutan dapat dicapai. Kolaborasi ini juga mendorong transfer pengetahuan dan teknologi, memperkuat kemampuan lokal, dan mempromosikan pertumbuhan industri nasional yang lebih mandiri,” tambah Erick.

Penulis: Luthfan Wira Alfiqri