Melacak Jejak Maestro Lukis Indonesia, Basoeki Abdullah

Jakarta, Kemendikbud – Maestro lukis Indonesia, Basoeki Abdullah, adalah salah satu seniman yang rajin mengarsipkan dan mendokumentasikan perjalanan karirnya. Tak terhitung berapa judul berita dari dalam dan luar negeri yang menceritakan sosok Basoeki Abdullah, mulai dari prestasinya hingga kehidupan pribadinya. Arsip dan dokumentasi tersebut lalu dilacak dan dikumpulkan, kemudian dipamerkan dalam pameran bertajuk “LACAK!! Pameran Dokumentasi Maestro Basoeki Abdullah”.

Pameran “LACAK!! Pameran Dokumentasi Maestro Basoeki Abdullah” diselenggarakan di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta, pada tanggal 7 s.d. 22 November. Dalam pameran ini, ditampilkan jejak perjalanan Basoeki Abdullah selama berkarir sebagai pelukis. Pameran menampilkan foto-foto Basoeki Abdullah saat melukis, saat bertemu dengan tokoh-tokoh nasional hingga tokoh internasional, dan dokumentasi pameran tunggalnya selama menjadi pelukis.

Sejumlah arsip yang dipamerkan antara lain: surat pribadi, surat tagihan, undangan, katalog pameran, faksimili, laporan kekayaan lukisannya, informasi pribadi dan pesan tertulis pelukis, catatan harian, fotografi, sampul majalah, kartu pos, poster, materi iklan produk, buku-buku, dan berita surat kabar (kliping). Dokumen-dokumen tersebut disajikan dalam empat bagian. Pembagian ini berdasarkan dokumen yang didapatkan serta menjadi cerminan mewakili proses panjang karir Basoeki Abdullah sebagai maestro seni lukis, antara lain sub-kurasi: AKU, DAYA, RUPA, dan MASYHUR.

Seniman Mikke Susanto, yang menjadi kurator pameran “LACAK” mengatakan, timnya membutuhkan waktu pelacakan data yang panjang, selama bertahun-tahun, untuk melacak jejak perjalanan Basoeki Abdullah dalam arsip dan dokumen. Ia juga membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan untuk persiapan teknis menjelang pameran.

Materi pameran yang dikurasi oleh Mikke Susanto ini dikumpulkan dari sejumlah pihak, di antaranya koleksi dokumen Museum Basoeki Abdullah, lembaga Dicti Art Laboratory Yogyakarta, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), dan dua media massa, yakni TEMPO dan KOMPAS.

“Kompas dan Tempo adalah media yang paling rajin mencatat Basoeki Abdullah. Dua media ini sudah mencatat eksistensi Basoeki Abdullah sejak dulu,” tuturnya saat pembukaan “LACAK!! Pameran Dokumentasi Maestro Basoeki Abdullah”, di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta, Selasa (7/10/2017).

Mikke menuturkan, media massa sangat berperan dalam mencatat perjalanan seorang seniman. Selain itu, seniman juga harus sadar akan peran publikasi. Ia berharap museum-museum di Indonesia bisa bekerja sama dengan media agar semakin eksis dan dilihat publik dalam mengenalkan karya seni dan budaya.

Direktur Kesenian Kemendikbud Restu Gunawan secara resmi membuka “LACAK!! Pameran Dokumentasi Maestro Basoeki Abdullah”. Restu datang mewakili Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dan membacakan sambutannya. Dalam sambutannya ia mengatakan, memamerkan arsip dan dokumentasi kesenian masih jarang dilakukan seniman-seniman Indonesia. “Upaya melacak arsip dan dokumentasi seni sudah selayaknya dilakukan agar pemahaman tentang seni lebih lengkap dan semakin matang,” ujarnya.

Related posts

Leave a Reply