Jakarta – Pemulihan kondisi akses jalan pasca gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala menjadi salah satu dari empat fokus Kementerian PUPR disamping membantu evakuasi korban, penyediaan air bersih dan sanitasi serta pembersihan kota. Kelancaran konektivitas sangat penting bagi mobilitas orang dan distribusi bantuan agar bisa sampai ke lokasi-lokasi pengungsian di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan akses jalan nasional ke Kota Palu melalui Lintas Barat, Timur, dan Tengah telah terbuka seluruhnya. Jalur Lintas Barat yakni ruas jalan Palu – Pelabuhan Pantoloan – Tolitoli – Buol sepanjang 546 km dan Ruas Palu – Donggala – Pasangkayu – Mamuju sepanjang 420 km. Sementara Jalur Lintas Tengah yakni Ruas Palu – Napu – Poso sepanjang 427 km dan Palu – Kebon Kopi – Parigi – Poso sepanjang 220 km. Untuk Lintas Timur melalui Ruas Palu – Kebon Kopi – Marisa – Gorontalo sepanjang 607 km.
Salah satu ruas krusial yakni Kota Palu – Kabupaten Parigi yang menjadi jalur utama dari utara Sulawesi menuju Palu dimana terdapat daerah daerah dataran tinggi yang rawan longsor yakni di Kebon Kopi.
Penanganan ruas jalan ini telah dilakukan secara bertahap dimana pada tahun 2017 ada 4 paket pekerjaan multiyears dengan nilai Rp 330 miliar. “Saat ini kita di Kebun Kopi yang berada di ruas jalan antara Kota Palu dan Kabupaten Parigi, penghubung lintas Timur dan Barat. Jalan di kawasan Kebun Kopi sejak lama merupakan rawan longsor. Kita lakukan perbaikan secara ofensif,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada hari kedua kunjungannya di Kota Palu, Senin, 1 Oktober 2018.
Rekonstruksi ruas jalan Kota Palu – Kabupaten Parigi dilakukan sepanjang 48 Km oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV, Ditjen Bina Marga. Menteri Basuki mengatakan penanganan tidak lagi dilakukan setelah terjadinya longsor namun dilakukan perkuatan tebing dengan teknologi geotrip dan geometric tanam yakni berupa tumbuhan. “Ramah lingkungan sehingga menjadi green infrastruktur dan memiliki daya tarik wisata. Selain dilakukan perkuatan tebing juga dilakukan perbaikan badan jalannya,” ujar Menteri Basuki.
Pekerjaan Paket IA dan IB penanganan longsoran Kebon Kopi berupa penanganan geometrik lereng dari awalnya kemiringan 70 derajat menjadi 55 derajat, manajemen drainase lereng sehingga air turun tidak membebani lereng, penggunaan geogrid untuk menahan jatuhnya batuan, kemudian geomed berupa media tanam untuk mengontrol erosi dan sebagai tempat tumbuhnya tumbuhan. Pekerjaan kedua paket ini akan rampung pada akhir 2018.
Sedangkan untuk paket IIA dan IIB telah dilakukan penandatanganan kontrak pada 25 September 2018 dan akan rampung pada Desember 2019. Anggaran Paket IA sebesar Rp 123 miliar, Paket IB Rp 74 miliar, Paket IIA sebesar Rp 11 miliar dan Paket IIB yakni Rp 122 miliar. Penanganan yang dilakukan berupa penanganan geometrik sehingga lebih landai, serta manajemen drainase lereng sehingga air turun tidak membebani lereng, penggunaan geogrid untuk menahan jatuhnya batuan, kemudian geomed berupa media tanam untuk mengontrol erosi dan sebagai media tumbuh tanaman.
Kementerian PUPR juga akan melakukan perbaikan 2 jembatan rusak pada ruas jalan nasional di Towalen & Toboyo dan Jembatan Kuning. Mengingat fungsi Jembatan Kuning sebagai ikon Kota Palu, jembatan ini akan ditangani Kementerian PUPR
diawali dengan pengecekan struktur jembatan dan desain ulang.
Di Kota Palu juga dilakukan perbaikan jalan yang retak dengan cara pengupasan / scrapping dan patching. Untuk pengerjaannya dilakukan mobilisasi alat berat 1 unit excavator, 1 loader, dan 2 dump truck. Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga, Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, Direktur Preservasi Atyanto Busono, Kepala BPJN XIV Satriyo Utomo, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.