Industri Dirgantara Sangat Penting bagi Negara Kepulauan

Jakarta – Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, oleh karena itu pemerintah bersama berbagai pihak terkait terus fokus mengembangkan industri pesawat terbang di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Dirjen Risbang Kemenristekdikti) Muhammad Dimyati pada acara Aero Summit 2018 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan (25/9).

Dirjen Dimyati mengungkapkan, pemerintah berkomitmen mengembangkan komponen dan perawatan pesawat terbang untuk mendukung sektor industri pesawat terbang. Fokus tersebut berdasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) yang menetapkan industri alat transportasi merupakan salah satu industri andalan.

Baca juga  Lion Air Group Kenalkan Dunia Penerbangan kepada Anak-Anak dengan Cara Menyenangkan

“Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari banyak pulau, oleh karena itu pesawat komersial sangat penting bagi Indonesia karena merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Mengingat kondisi geografis Indonesia sangat memerlukan pesawat untuk konektivitas antar pulau,” ungkapnya.

Selain itu, Dirjen Dimyati mengajak para peneliti untuk dapat melaksanakan riset berbasis output yang dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia, dan ia berharap agar terciptanya semangat bersama antara pemerintah dan industri dalam mendorong percepatan implementasi terwujudnya pesawat N219.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengungkapkan, Aero Summit 2018 bertujuan untuk membahas  upaya Indonesia dalam mewujudkan kemandirian di bidang teknologi penerbangan dan antariksa, khususnya industri pesawat terbang di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan strategi untuk mewujudkan cita-cita pendiri bangsa ini, antara lain dengan melakukan rekayasa dan rancang bangun secara mandiri seperti proyek nasional N219, R80 dan N245  dan memperkuat mitra strategis baik di dalam maupun di luar negeri, serta  penguatan SDM dengan mengundang mitra dari negara yang menguasai teknologi tinggi untuk berinvestasi dan memindahkan kompetensi teknologinya di Indonesia.

Baca juga  Konser CoM UPH “The Last Three Piano Sonatas of Beethoven”: Filosofi Mendengar yang Tak Didengar

Saat ini LAPAN telah membangun sinergis dengan berbagai mitra seperti Indonesia Aeronautical Engineering Center (IAEC), Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association (INACOM), Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA), PT DI, PT RAI dan GMF AeroAsia.

Aero Summit 2018 turut dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Industri Maritim Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, Dewan Koordinasi Aero Summit 2018 Dadang Furqon Erawan, Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Rika Andianti, Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Gunawan Prabowo, serta tamu undangan lainnya.