Hadapi Tantangan Global dengan Transformasi Digital

Jakarta, 29/10/2018 Kemenkeu – Project Management Office Sekretariat Jenderal (PMO Setjen) menyelenggarakan PMO Informal Meeting (PIM) II Tahun 2018 dengan tema “Kemenkeu 4.0: Hadapi Tantangan Global dengan Transformasi Digital” bertempat di Selasar Gedung Djuanda I pada  Selasa  (23/10). PIM II kali ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pegawai di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tentang dampak Industri 4.0, serta peran transformasi digital dalam menghadapi tantangan global.

Dikutip dari laman Setjen, Narasumber dari Microsoft Corp Ferro Feriska Aryananda menjelaskan bahwa empat tahap revolusi industri dimulai dengan era industri 1.0 di tahun 1780 hingga era revolusi industri 4.0 yang sedang berlangsung saat ini. Industri 4.0 merupakan era yang berawal dari ide peleburan dunia fisik dengan dunia digital, berlanjut dengan munculnya big data yang kemudian bertransformasi menjadi Artificial Intelligence. Hingga pada akhirnya semua device yang ada dapat disisipkan dengan kecerdasan buatan dan bisa dihubungkan dengan internet atau lebih dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT). Meskipun telah memasuki era industri 4.0, Fero menjelaskan bahwa masih terdapat peran manusia yang belum bisa diduplikasi ke dalam mesin yaitu perasaan dan kognitif-kognitif yang spesifik dengan industri. “Pilar-pilar yang ada di industri 4.0 serta gambaran industri 4.0 sudah dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Ide utama dari industri 4.0 adalah efisiensi, sehingga individu maupun organisasi diharapkan mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan yang dapat terjadi sewaktu-waktu,” ungkapnya.

Baca juga  Seri Terbaru vivo Z1 Pro Siap Meluncur Resmi di Indonesia

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan (Organta) selaku Kepala PMO Setjen Dini Kusumawati menyampaikan bahwa tantangan di masa depan tidak hanya sebatas interoperability, integrasi serta data yang saling terkoneksi satu dengan yang lain melainkan juga ada Artificial Intelligence. Kepala Biro Organta mengharapkan pegawai tidak hanya sekadar menyadari namun juga harus segera mempersiapkan diri dalam menghadapi transformasi digital.